Strike Back, Proud Goddess ( Part 1 )

Bab 45 : Dua Saudara yang Berkompetisi demi Keberaniannya

Bab 45 : Dua Saudara yang Berkompetisi demi Keberaniannya

Tang Xi dengan polos menarik kepalanya, mengedipkan mata dengan manis dan menatap Xiao Jing ketika dia berkata, "Jing, aku tidak tahu kemampuan mengemudimu sangat buruk ..."

Xiao Jing marah. "Apakah kamu mencari berkelahi?" Beraninya dia mengatakan dia tidak bisa mengemudi! Ini merupakan penghinaan baginya!

"Jing, aku salah," Tang Xi segera meminta maaf. "Seharusnya aku tidak mengatakan bahwa ketrampilan menyetirmu buruk. Aku seharusnya tidak mengalihkan perhatianmu saat kamu mengemudi, dan aku seharusnya tidak membahayakan nyawa kita. Aku salah, aku ..."

"Oke, oke ..." Xiao Jing sudah menemukan triknya sejak lama. Untuk menghentikannya dari terus berbicara, dia buru-buru memotongnya, "Katakan saja, apa yang kamu ingin aku lakukan?"

Tang Xi tertawa kecil dan berkata dengan cepat, "Jing, aku butuh ponsel. Bisakah kau membeli satu untukku?"

"Bukankah kamu bilang kamu tidak membutuhkan ponsel?" Xiao Jing menyalakan mesin untuk dinyalakan. Terlepas dari kata-katanya, bagaimanapun, dia sudah mencari pusat perbelanjaan elektronik di dekatnya.

Tang Xi mengerutkan bibirnya. "Aku merasa lebih nyaman untuk memiliki ponsel. Dengan itu, kamu dapat menghubungi saya, dan aku juga dapat menghubungi kamu. Maka ayah dan ibu tidak akan khawatir tentang aku."

Lebih penting lagi, jika dia tidak memiliki ponsel, dia tidak bisa mengakses internet. Jika dia tidak bisa mendapatkan di internet, dia tidak akan bisa mendapatkan berita terbaru dari banyak hal, dan dia baru saja mendengar itu ...

Bagaimanapun, karena dia mengatakan akan mengambil semua yang Xiao Jinning miliki darinya, dia benar-benar bersungguh-sungguh!

"Ngomong-ngomong, aku ada pesta nanti, dan kamu bisa ikut denganku." Melihat sebuah pusat perbelanjaan elektronik, Xiao Jing memutar mobilnya, melaju ke arahnya ketika dia berkata kepada Tang Xi, "Ini akan baik bagimu untuk berteman."

Merasa gugup, Tang Xi bertanya, "Siapa yang akan ada di sana?"

Xiao Jing kembali menatap Tang Xi. Melihat kegelisahan aneh Tang Xi, dia menjadi marah. "Sh * t! Qiao Liang tidak akan ada di sana! Dia akan terbang ke City A malam ini dan mencari orang yang dia cintai!"

Mendengar ini, mata Tang Xi memerah dan dia tidak bisa menahan gumaman, "Tapi dia tidak pernah bisa menemukannya."

Ketika pesawat itu meledak, dia jelas merasakan tubuhnya hancur berantakan, dan ketika rasa sakit datang kepadanya, dia tahu dia sudah mati dan tidak akan ada yang tersisa dari dirinya untuk dikubur.

Dan sudah begitu lama sejak tabrakan udara. Tubuhnya mungkin dimakan oleh hiu. Bagaimana dia bisa menemukannya?

Tang Xi tiba-tiba merasa sakit hati ketika memikirkan hal ini. Namun, dia merasa itu akan baik-baik saja, karena Kakek dan lelaki itu akan merasa lebih baik jika mereka tidak melihat tubuhnya dengan mata mereka sendiri ...

"Xiao Rourou, apa yang kamu pikirkan ?!" Xiao Jing memarkir mobilnya di tempat parkir bawah tanah hanya untuk menemukan saudara perempuannya menangis, mungkin untuk Qiao Liang. "Aku memperingatkanmu untuk melepaskan pikiran itu dalam benakmu sesegera mungkin! Mengerti?"

Menyadari bahwa ia telah tenggelam dalam pikirannya lagi, Tang Xi dengan cepat menyeka air matanya dan balas, "Saya hanya memiliki nyamuk di mata saya! Selain itu, saya tahu tidak mungkin bagi Pangeran Tampan Qiao jatuh cinta dengan saya, jadi saya Sayang Jing, jangan ingatkan aku lagi dan lagi. Kalau tidak, aku akan merasa rendah diri! "

"Huh!" Xiao Jing mencibir. "Jika kamu bisa merasa rendah diri, aku akan memakan topiku!"

Hati berat Tang Xi tiba-tiba meringankan. Dia membuka pintu mobil dan keluar, tertawa terbahak-bahak ketika dia berkata, "Jing, kamu benar-benar mengenal saya dengan baik. Bagaimana mungkin seseorang sebaik aku merasa rendah diri, kan?"

Xiao Jing benar-benar terdiam. "Rourou, bisakah kamu tetap diam?"

Xiao Rou mengangguk sambil tersenyum, lalu membuka pintu, mengeluarkan topi dan topeng dari dalam dan mengenakannya. Dia dengan penuh kasih sayang memegang lengan Xiao Jing dan berkata dengan manis, "Saudaraku, mari kita beli ponsel. Saudaraku, kau pria terbaik di dunia. Aku sangat mencintaimu ~"

Xiao Jing merinding. Dia menatap adiknya seperti sedang menatap monster. "Bisakah kamu menjadi normal?"

"Aku adikmu," kata Tang Xi sambil terkekeh, lalu melanjutkan, "jadi tidak ada yang akan memperhatikan kita jika kita pergi membeli ponsel. Saudaraku, bukankah kamu bilang kamu ingin aku tetap hemat? "

"Maksudku low-profile biasa. Bisakah kamu berbicara dengan normal?"

Tang Xi mengangkat bahu dan menjawab, "Ya, tuan!"

Keduanya bermain-main sampai ke pusat perbelanjaan. Xiao Jing sangat menyukai Tang Xi dan dia sangat menikmati hubungan kekerabatan. Dia belum pernah mengalaminya sebelumnya, jadi dia merasa hidupnya saat ini sangat istimewa.

Mereka pergi ke toko Motorola. Tang Xi ingin masuk, tetapi Xiao Jing mengira gadis-gadis hari ini lebih suka iPhone dan karenanya memintanya pergi ke toko Apple. Namun, Tang Xi menolak. "Lebih baik aku menggunakan yang sipil karena ini adalah ponsel pertamaku."

Sudut-sudut mata Xiao Jing berkedut. "Adikku tersayang, apakah kamu yakin telepon seluler Motorola adalah 'sipil'?"

"Setidaknya lebih sipil daripada iPhone." Dia tidak memilih untuk mendapatkan iPhone karena dia tidak suka sistem iOS.

Tidak dapat membujuk Tang Xi, Xiao Jing hanya bisa mengikutinya ke toko Motorola. Dia tidak keberatan merek apa yang digunakan. Ponselnya semuanya dikaruniai oleh Qiao Liang. Dia tidak mempelajari merek dan hanya memeriksanya di internet tetapi tidak menemukan hasil, jadi dia tidak memperhatikannya lagi. Dia masih menggunakan ponsel.

Setelah beberapa saat, Tang Xi akhirnya memilih ponsel yang diluncurkan baru-baru ini. Itu tidak terlalu mahal dan harganya hanya kurang dari 4.000 yuan. Tang Xi mengambilnya dengan santai di tangannya, mencobanya dan memutuskan untuk memilikinya.

Xiao Jing membayar uang itu dan membantu Tang Xi mendapatkan kartu SIM, sementara Tang Xi dengan santai duduk di tempat istirahat, mengguncang kakinya seperti bos besar. Ketika Xiao Jing berbalik dan melihat dia bertingkah seperti ini, dia tiba-tiba bertanya-tanya apakah dia seorang masokis. Kenapa selalu seperti ini - dia dalam pelarian seperti kuli sementara perempuan itu menyingkir santai seperti bos ?!

Pada saat itu, telepon Xiao Jing berdering, dan itu dari Xiao Sa. Xiao Jing mengangkat alisnya dan mengambilnya. "Ada apa?"

"Apakah kamu ada di pesta?"

"Belum. Aku membeli ponsel untuk Rourou. Aku akan membawanya ke pesta malam ini."

Setelah mendengar ini, Xiao Sa segera menjadi marah di sisi lain dari garis itu. Xiao Jing sangat puas. Itu hanya kesenangan untuk melayani saudara perempuannya seperti budak.

Xiao Sa meraung di telepon, "Sh * t, Xiao Jing, kamu curang! Kami mencoba membujuk Rourou untuk mendapatkan ponsel selama ini, tapi dia tidak menginginkannya. Tapi sekarang kamu membeli satu untuk dia di pusat perbelanjaan elektronik ?! "

Xiao Jing, berseri-seri bangga, memutuskan untuk tidak memberi tahu dia bahwa Rourou telah meminta ponsel. "Apa? Cemburu? Izinkan aku memberitahumu, nomor pertama yang disimpan Rourou di teleponnya adalah milikku, dan aku bahkan memilih nomor telepon untuknya. Apakah kamu cemburu? Apakah kamu iri padaku?"

Mendengar percakapan mereka, asisten toko diam-diam memandang Rourou yang duduk di sana seolah-olah tidak ada yang terjadi, dan berpikir bahwa gadis ini benar-benar beruntung dicintai oleh saudara-saudaranya.

Sementara Xiao Jing menikmati kemenangannya, Xiao Sa tiba-tiba tertawa dan berkata, "Haha, aku punya nomor telepon Rourou, dan dia telah menambahkanku sebagai teman di WeChat!"