Strike Back, Proud Goddess ( Part 1 )

Bab 123: Xixi, Aku Takut

Bab 123: Xixi, Aku Takut

Pada saat itu, pintu kantor Qiao Liang tiba-tiba didorong terbuka dengan kuat, mengikuti suara perempuan yang renyah terdengar. "Apakah aku terlambat?"

Xiao Jing menukik seolah-olah dia telah melihat penyelamatnya dan memeluk Tang Xi, mengeluh, “Rourou, akhirnya kau di sini. Apakah kamu tahu betapa gila pria ini? Dia belum tidur selama lebih dari sepuluh hari. Aku takut dia mungkin tiba-tiba mati jadi aku mencoba membuatnya tidur, tetapi dia ingin memukulku! Aku merasa sangat sedih! ”

Tang Xi memandang Xiao Liang, hanya untuk menemukan lingkaran hitam di bawah matanya. Dia jelas belum tidur nyenyak. Dia merasakan kepedihan di hatinya ketika dia melihat Qiao Liang, yang berdiri di sana dan menatapnya dalam tanpa mengatakan sepatah kata pun, dan kemudian dia berkata kepada Xiao Jing, “Jing, bisakah kamu keluar? Aku akan menangani ini. "

Xiao Jing mengangguk dan dengan suara rendah berkata kepada Tang Xi, “Jangan memaksanya terlalu keras. Mintalah dia untuk tidur. ”

Tang Xi tersenyum, berpikir mungkin itu tidak mudah. Qiao Liang jarang berubah pikiran. Mungkin dia harus menggunakan perangkap madu untuk membuatnya tidur.

Namun demikian, dia masih mengangguk dan berkata, "Oke, tinggalkan kami sendiri."

Melihat saudara perempuannya setuju untuk membantunya, Xiao Jing pergi bekerja dengan suasana hati yang baik. Selama bosnya belum mati, dia masih bisa menikmati gajinya yang besar. Begitu Rourou membuat lelaki itu tertidur, dia akan menepati janjinya dan membawanya untuk memilih mobil sport.

Setelah Xiao Jing keluar, Tang Xi mengambil langkah menuju Qiao Liang. Yang terakhir memandang Tang Xi dengan sedikit cemberut, sementara Tang Xi mengambil langkah maju. Qiao Liang tanpa sadar mundur selangkah, tetapi Tang Xi mendesak ke arahnya lagi. Adegan itu berulang sampai Qiao Liang bersandar di mejanya dan tidak bisa mundur lagi.

Tang Xi tersenyum, melingkarkan lengannya di lehernya dan bertanya dengan suara rendah, "Kamu pikir kamu sedang bermimpi?"

Mata Qiao Liang memerah. Dia menatap Tang Xi dalam-dalam di depannya, lalu mengangguk dan berkata dengan suara serak, "Ini sangat tidak nyata."

Tang Xi merasakan benjolan di tenggorokannya. Mengingat kembali apa yang telah dilihatnya di Long Beach, dia menarik napas panjang dan berjingkat untuk mencium Qiao Liang. Dia bertanya, "Apakah ini nyata sekarang?"

Bibirnya yang hangat dan lembut menyentuh bibirnya. Dia bisa merasakan mereka hangat dan tidak dingin.

Qiao Liang dengan impulsif meletakkan tangannya di belakang kepala Tang Xi dan akan menciumnya dengan keras, tetapi yang terakhir menghindarinya. Dia memandang Tang Xi dengan mata merah. Tang Xi tersenyum sebelum memeluknya dan berbisik di telinganya, "Pergilah tidur. Kamu bisa menciumku ketika bangun. ”

Qiao Liang mengerutkan kening sebagai tanggapan. "Aku tidak bisa tidur."

"Apakah kamu takut dengan mimpi buruk?" Tiba-tiba Tang Xi merasa mati lemas. Dia tahu bahwa Qiao Liang sedang bermasalah dengan insomnia, tetapi dia tidak menyangka bahwa dia hampir tidak tidur dalam beberapa hari terakhir. Jika dia terus seperti ini, tubuhnya akan rusak cepat atau lambat.

Di luar pintu, Xiao Jing melihat topeng dan topi yang dilemparkan ke tanah dan sudut matanya berkedut. Bagaimana mungkin gadis itu hanya melemparkan senjatanya ke tanah? Kotor sekali!

Dia menghela nafas ketika dia mengambil topi untuknya dan berjalan menuju kantornya.

Namun, sebelum dia bisa memasuki kantornya, dia dihentikan; sekretaris kecil itu menatap Xiao Jing dengan mata bercahaya, bertanya, "Presiden Xiao, siapa gadis yang baru saja masuk dengan topeng dan topi?"

Itu adalah berita besar bahwa presiden, yang selalu menjauhkan diri dari wanita, meminta seorang wanita untuk mengunjunginya, dan setelah dia masuk, Presiden Xiao dikeluarkan dari ruangan! Ini benar-benar tidak biasa!

Melihat sekretaris yang bersemangat, Xiao Jing mendengus dan berkata, “Kamu terlalu banyak berpikir. Dia hanya penghipnotis terkenal. "

"Mengapa presiden membutuhkan penghipnotis?" Sang sekretaris terus bertanya.

Xiao Jing menatap tajam ke arah sekretaris dan mencibir, “Bukankah kamu sekretaris Presiden Qiao? Apakah kamu tidak tahu bahwa Presiden Qiao ingin mengembangkan bisnis di bidang kedokteran? Apakah kamu tidak tahu betapa populernya hipnosis akhir-akhir ini? " Lalu dia mengangkat alisnya dan tersenyum ketika dia melanjutkan," aku katakan, Presiden Qiao sedang belajar hipnosis, dan aku khawatir kamu tidak akan memiliki rahasia di hadapannya setelah dia master itu. " Lalu dia memasuki kantornya dan mengunci sekretaris di luar.

Sekretaris itu tertegun. Presiden Qiao benar-benar bekerja keras!

Tang Xi memandang Qiao Liang, yang sedang duduk di sofa kantor dan menolak untuk tidur, dan dia menghela nafas. "Apakah itu karena jari itu?"

Qiao Liang tertegun. Dia bertanya, "Bagaimana kamu tahu?"

Tang Xi membawa Qiao Liang ke ruang tunggu di kantor. Kantor Qiao Liang didekorasi sama persis dengan miliknya — dia telah memperhatikan hal ini begitu dia masuk. Dia merasa manis namun pahit di hatinya. Dia sangat mencintainya, namun dia tidak mengetahuinya sebelumnya.

"Ah Liang, kau tahu aku dalam keadaan koma selama lebih dari seminggu sebelumnya." Tang Xi membimbing Qiao Liang untuk duduk di tempat tidur dan membiarkannya berbaring di pahanya, dengan lembut memijat kepalanya sambil berbicara dengan suara rendah. "Apakah kamu tahu di mana aku berada selama minggu itu?"

Qiao Liang menatapnya dan dia tersenyum sebagai jawaban, dengan lembut menyapukan tangannya ke matanya untuk membuatnya menutup mereka, dan kemudian berbisik, "Aku pergi ke Samudra Pasifik dulu dan melihat bagaimana kamu hancur, dan kemudian aku pergi ke Long Pantai dan melihat betapa putus asanya kamu dan bagaimana kamu ingin bunuh diri. " Tangannya bergerak lebih lembut saat dia melanjutkan," Apakah kamu tahu betapa sedihnya aku ketika aku melihat kamu berjalan ke laut? Aku mencoba menghentikanmu tetapi aku tidak bisa. Pada akhirnya, aku berhasil menghentikanmu. Aku tidak tahu kenapa. Mungkin Tuhan mendengarku. "

"Jadi, kamu benar-benar ada di sana?" Qiao Liang membuka matanya untuk melihat Tang Xi, yang mengikuti dia berbalik untuk duduk dan menatap Tang Xi. “Apakah itu benar-benar kamu? Aku ditarik kembali oleh seseorang di pantai dan aku melihat itu adalah kamu. Bukankah itu halusinasi ku saja? "

Tang Xi mengangguk, matanya merah. “Ya, itu aku. Kamu tidak berhalusinasi. Aku benar-benar bersamamu. Apakah kamu tahu betapa sedihnya aku dan betapa aku membenci diri sendiri ketika aku melihatmu menyiksa diri sendiri? Aku benci kalau aku tidak ada di sisimu saat kau sangat membutuhkanku. Jadi Ah Liang, aku akan selalu menemanimu mulai sekarang. Jaga dirimu baik-baik, oke? ”

Qiao Liang menarik Tang Xi ke dalam pelukannya dan berkata dengan suara rendah, "Tapi aku khawatir kamu tidak akan ada ketika aku membuka mata. Aku pernah bermimpi tentangmu dan kamu bersama ku. Kita sangat bahagia dalam mimpi itu. Tetapi aku takut ketika aku membuka mata, aku akan mendengar seseorang memberi tahuku bahwa mereka telah menemukan jarimu. Aku tidak bisa menerimanya. Xixi, aku takut. "

Dia terdengar sangat tidak berdaya. Tang Xi tidak percaya Qiao Liang akan berbicara dengan nada yang rapuh dan menyedihkan.

"Aku akan bersamamu sepanjang waktu, dan aku berjanji kepadamu bahwa ketika kamu membuka matamu, orang pertama yang kamu lihat adalah aku. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Silakan tidur, oke? ” Tang Xi dengan lembut menepuk punggung Qiao Liang. "Mulai sekarang, apakah itu dalam mimpimu atau ketika kamu bangun, aku akan selalu berada di sisimu."