Strike Back, Proud Goddess ( Part 1 )

Bab 21: Mohon Terima Aku

Bab 21: Mohon Terima Aku

Penerjemah: Henyee Editor: Henyee

Tang Xi menatap ketiganya yang terkejut, dan sentuhan sarkasme melintas di matanya. "Apakah kamu pikir aku bisa tetap tidak berbahaya dan rentan setelah semua hal itu?"

Xiao Jing terdiam. Orang-orang yang muncul pada hari itu adalah mereka. Mereka juga menemani Lin Ru untuk mengirim Xiao Rou ke rumah sakit dan mendengar diagnosa dokter padanya. Dokter berkata bahwa aortanya terluka parah, jadi dia sekarat, tetapi tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa dia terluka oleh Xiao Jinning.

Xiao Sa merasa mati lemas. Dia melompat berdiri dan berkata, "Aku akan bertanya pada Xiao Jinning!"

"Berhenti!" Xiao Yao berteriak. "Apa yang akan kamu tanyakan padanya?"

"Aku akan bertanya padanya mengapa dia melakukannya!" Xiao Sa tampak kesal. "Apakah kamu akan membiarkannya pergi begitu saja?"

"Apakah kamu punya bukti?" Xiao Yao menatap Xiao Sa.

"Aku ..." Xiao Sa memandang Tang Xi dan berkata dengan datar, "Rourou adalah buktinya. Dengan Rourou di sini, kita memiliki bukti kuat!"

"Huh." Xiao Yao menyeringai dan berteriak dengan marah, "Duduk!"

Melihat Yao marah, Xiao Jing buru-buru menarik Xiao Sa kembali ke tempat duduknya. Xiao Yao meliriknya sebelum mengalihkan pandangan ke Tang Xi, yang acuh tak acuh terhadap tindakan Xiao Sa, dan kemudian dia bertanya, "Apakah kamu tidak akan memberi tahu Lin Ru tentang ini?"

Xiao Jing dan Xiao Sa terbiasa dengan cara Xiao Yao memanggil Lin Ru. Dia selalu memanggil orang dengan nama mereka ketika mereka tidak ada.

Tang Xi tidak punya perasaan untuk Lin Ru, jadi dia tidak merasa ada yang salah dengan cara Xiao Yao memanggilnya. Sentuhan sarkasme berkedip di matanya ketika dia bertanya, "Apakah kamu pikir dia akan percaya padaku?" Jika dia percaya padanya, Xiao Rou yang asli tidak akan mati. Xiao Rou telah berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak melihat kalung itu, tetapi Lin Ru bersikeras bahwa Xiao Rou memiliki jari yang lengket karena dia dibesarkan di pedesaan. Dia hanya percaya semua yang dikatakan Xiao Jinning dan mengira Xiao Rou mencuri kalung itu.

Xiao Jing dan Xiao Sa duduk dengan sedih. Tentu saja, mereka tahu Bibi Lin tidak akan mempercayai Xiao Rou, karena Lin Ru tidak menganggapnya sebagai putrinya sama sekali. Hanya ada putri angkatnya yang memenangkan penghargaan untuknya di dalam hatinya.

Xiao Yao bertanya dengan cemberut, "Mengapa kamu menyembunyikan potensi dirimu? Jika ibumu melihatmu sekarang, dia akan menerimamu."

"Tapi aku tidak mau menerimanya." Tang Xi berbalik dan menegakkan tubuh. Dia kemudian menatap Xiao Yao dan berkata dengan sangat serius, "Aku tidak akan menerima seorang ibu yang tidak memiliki kasih sayang tetapi hanya ketenaran dan manfaat dalam pikirannya."

"Tapi dia sayang pada Xiao Jinning," kata Xiao Sa.

Tang Xi mengangguk. "Ya. Aku tidak ingin seorang ibu yang menendang putrinya sendiri untuk putri adopsi, jadi saudaraku, tolong terima aku yang sekarang"

Dia tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah situasi Xiao Rou ketika dia pertama kali kembali ke Keluarga Xiao, tetapi dia ingin membuat semua orang memandang Xiao Rou secara berbeda mulai sekarang, membuat mereka yang meninggalkan Xiao Rou menyesalinya, dan membuat mereka yang membunuhnya mendapatkan hukuman yang pantas mereka terima.

Dia tidak akan membiarkan Xiao Jinning lolos dari apa yang dia lakukan. Meskipun baru ketika Xiao Rou meninggal dia bisa memasuki tubuh Xiao Rou dan memperpanjang hidupnya, dia tidak punya hak untuk memaafkan pembunuh Xiao Rou untuknya!

"Siapa bilang kita tidak menerima kamu?" Xiao Jing berkata dengan sedikit canggung. "Kami hanya tidak mengerti mengapa kamu sangat berbeda dari apa yang kami ketahui tentang kamu. Jangan menghafalkannya."

Tang Xi menjawab dengan anggukan, "Aku tahu."

Melihat ketegangan akhirnya mereda, Xiao Sa mengambil gelas di atas meja dan tertawa. "Haha. Karena kita sudah membersihkan udara, mari bersulang."

Tang Xi mengangkat gelas di atas meja dan mengangkatnya, berkata, "Terima kasih, saudara. Aku berjanji akan membawakanmu banyak kejutan di masa depan, karena aku tidak akan pernah mengecewakan siapa pun yang mencintaiku."

Xiao Yao mengambil gelasnya dan mendentingkan gelas dengan Tang Xi. "Katakan saja padaku jika kamu memiliki masalah. Sekarang kamu tidak lagi sendirian, tetapi anggota keluarga kami." Mata Tang Xi memerah dan dia merasakan benjolan di tenggorokannya. Dia mengerutkan mulut dan mengangguk, berkata, "Aku mengerti." Suaranya menjadi serak.

Xiao Sa menyesap anggur dan berkata sambil mendengus, "Aku selalu bertanya-tanya mengapa aku rukun dengan Xiao Yan, tetapi tidak menyukai Xiao Jinning sejak kecil meskipun mereka berdua adalah anak-anak dari Keluarga Xiao. Sekarang aku tahu alasannya!"

Xiao Jing memberi isyarat agar dia terus minum. "Kamu sebaiknya minum lebih banyak dan berbicara lebih sedikit ... Tidak, jangan minum terlalu banyak. Kamu akan berbicara terlalu banyak ketika kamu mabuk."

Tang Xi meletakkan dagunya di tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Aku benar-benar menyukai hidupku sekarang, makan malam dengan kalian di restoran, berbicara dengan kalian dan minum anggur bersama. Aku tidak pernah mengharapkan kehidupan seperti itu sebelumnya."

"Ceritakan tentang masa lalumu?" Xiao Jing memandang Tang Xi, dan hatinya sangat sedih untuknya.

Tang Xi mengingat kehidupan masa lalunya, yang sangat membosankan. Dia adalah gadis khas dari keluarga kaya sebelum kakeknya jatuh sakit. Pengurus rumah dan pelayan merawatnya dengan sangat baik, baik di rumah atau di sekolah. Dia hanya perlu makan, pergi ke sekolah dan bermain. Namun, Kakek jatuh sakit, dan dia harus belajar bagaimana menjalankan Grup Empire sambil menemani Kakek, dan terbang ke seluruh dunia untuk memeriksa properti-properti Grup Empire. Kemudian pacarnya putus dengannya karena dia begitu sibuk sehingga dia mengabaikannya. Dua tahun kemudian, Kakek akhirnya pulih, tetapi dia meninggal.

Melihat kembali kehidupan masa lalunya, dia menemukan bahwa dia benar-benar tidak melakukan sesuatu yang berarti.

Dia bahkan tidak mengatakan 'Aku mencintaimu' kepada pria itu.

Dia benar-benar menyesalinya.

Tidak ada kesempatan sekarang, karena dia tahu dia tidak lagi mencintainya.

Tang Xi tersenyum gelap, meneguk anggur di gelasnya dan menatap Xiao bersaudara dengan mata kabur. "Saudaraku, kamu bisa menyelidiki masa laluku, dan kemudian kamu akan tahu semua tentangnya. Aku tidak ingin mengingat kenangan yang menyakitkan."

Xiao Yao menjawab dengan anggukan, "Jangan pikirkan itu jika kamu tidak mau. Karena kamu tidak lagi dipanggil Yao Rou, kamu tidak memiliki hubungan dengan keluarga itu."

Nama keluarga ayah biologis Xiao Jinning adalah Yao, jadi Xiao Rou disebut Yao Rou.

Tang Xi bangun sambil tersenyum dan berkata, "Aku akan ke toilet."

Dia terhuyung berdiri. Mungkin karena dia memikirkan kakek dan laki-laki itu, atau karena dia buruk dalam minum, dia merasa pusing walaupun dia hanya minum dua gelas anggur. Melihat terhuyung-huyung, Xiao Jing, yang duduk di seberangnya, buru-buru berdiri dan mendukungnya dengan tangannya. "Mari saya antar."

Tang Xi memberinya senyum, mengulurkan jari dan mengguncangnya. "Tidak, aku bisa mengatasinya. Teruslah minum."

Dengan itu, dia berbalik dan berjalan menuju toilet. Xiao Jing menatap khawatir setelah sosok Tang Xi surut. "Apakah dia tahu di mana toilet itu? Apakah dia akan pergi ke toilet yang salah?"

Xiao Yao meliriknya dan berpikir sejenak sebelum berkata, "Kurasa tidak."