Epilog

24.4K 778 36
                                    

Happy Reading!
***

Masyura dengan terburu-buru memasuki kampusnya. Hari ini dia terlambat karena terjadi kecelakaan di dekat rumahnya yang menyebabkan macet.

"Duh, anjir. Dosennya udah masuk belum, ya?"

Masyura mengintip di kaca kelasnya hari ini. Dia bernafas lega karena dosennya belum masuk.

"Tumben telat, Ra?" tanya Violet teman Masyura di kampus.

"Iya, tadi ada kecelakaan gitu. Jadi macet banget. Eh, btw kok dosennya belum masuk?"

"Katanya sih telat gitu dosennya."

Masyura mengangguk-angguk paham. Tak lama dosennya pun masuk dan mulai mengajar.
***

Masyura keluar dari kelasnya menuju parkiran mobil, hari ini dia sudah janji ingin menemani Devian menonton bioskop.

"Assalamualaikum."

Ternyata rumahnya sepi. Dia langsung saja pergi ke kamar Devian.

"Bang, jadi nggak kita nonton?" tanya Masyura yang melihat abangnya sedang bermain PS.

"Jadi, bentar abang ganti baju dulu."

Masyura masuk ke kamarnya. Dia juga ingin mengganti baju dulu.

Setelah rapih, mereka pergi ke Grand Indonesia.

"Bang, aku kebelet pipis."

"Yaudah, abang tunggu depan ya."

Masyura masuk ke toilet perempuan yang ternyata sedang sepi. Karena ini hari kerja, jadi mall tidak terlalu ramai.

Saat dia keluar dari kamar mandi, dia melihat abangnya sedang berbicara dengan seorang perempuan.

"Kenapa kemarin kamu nggak jadi jalan sama aku, Dev? Aku kan nungguin kamu."

"Maaf aku-"

"Ini siapa, sayang?" tanya Masyura sambil memeluk lengan Devian.

"Eh? I-ini temen aku, beb."

"Oh gitu, hallo kenalin aku pacarnya Devian."

Wanita itu tampak kaget. Bisa Masyura tebak, itu adalah Safira. Untung saja Safira tidak tau muka dia. Safira hanya tau kalau Devian punya adik perempuan saja.

"Serius, Dev?" terlihat raut kecewa di wajahnya.

"Iya, kenalin ini pacar gue. Namanya Biola."

Masyura kesal kepada Devian. Kalau mau memberi nama samaran yang bagus kek. Tidak sekalian saja Gitar atau Piano?

"O-oh, kenalin aku Safira," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Biola, bisa panggil aku Bi."

Masyura menerima uluran tangannya.

"Kalau gitu, aku duluan ya. Ada yang aku harus cari, bye."

Setelah Safira pergi, Masyura menatap kesal Devian.

"Dih, kok abang kasih nama ke aku jelek sih? Sekalian aja Gitar, Piano, Drum, dan teman-temannya!"

"Nggak kenapa-napa kali, dek. Dari pada abang kasih nama kamu Inem? Lagian juga cuma nama samaran aja."

Dari pada berdebat, Masyura menarik tangan Devian untuk langsung menuju bioskop.

"Kamu tunggu sini. Abang mau beli tiket dulu."

Masyura hanya mengangguk. Dia menunggu abangnya di tempat duduk yang disediakan.

Dia melihat-lihat sekitar, sampai matanya bertemu dengan postur tubuh yang dia kenal.

Cute Couple [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang