13. Ex?

18.1K 722 8
                                    

Sudah tiga hari Masyura di rawat, dan Jordan ke sekolah tanpa Masyura. Sangat hampa hidupnya di sekolah tanpa Masyura.

Jordan berjalan di koridor sambil melamun. Sampai-sampai dia tidak memperhatikan jalan.

Dugh

"Aw!" jerit perempuan itu.

"Aduh, sorry sorry gue nggak liat," ucap Jordan sambil mengulurkan tangannya untuk membantu.

"Iya, nggak pa-pa." perempuan itupun membalas uluran tangan Jordan.

"Loh? Jordan?!"

"Helina?!"

"Wow! Dua tahun nggak ketemu kamu tambah ganteng aja, ya?" ucap Helina meledek.

"Ya, makasih. Btw, ada apa kamu ke sekolahku?"

"Oh jadi ini sekolah kamu? Hmm, btw ini sekolah punya om aku kan."

"Oh, ya! Lupa aku, lama nggak ketemu kamu jadi lupa deh."

"Gimana kalau kita bicarainnya di kantin? Sekalian melepas rindu gitu?"

"Sorry, disini banyak mata-mata. Nanti di bilangin ke pacarku lagi."

Helina nampak kaget. "Oh, jadi kamu udah punya pacar? Maaf, aku nggak tau."

"Santai aja. Kapan-kapan aku ajak kamu ketemu pacarku."

"Sip! Aturlah waktunya. See you, Pandan!"

Jordan menghela nafas kasar. Helina yang membuatnya susah move on selama satu tahun, lalu Masyura datang dan membuat Jordan bisa melupakan Helina.

Jordan kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.

"Woi! Tadi siape cewek cakep bener?" tanya Amar.

"Mantan gue, kenapa emang?"

Amar tersenyum. "Boleh lah, kenalin ke gue. Lo kan udeh ada Masyura. Terus juga itu udeh mantan kan?"

"Silahkan deketin, kalau dia mau sama lo!"

Jordan langsung keluar kelas setelah menaruh tasnya di tempat duduknya.

"SIALAN LO KETEK BERUK! MENTANG-MENTANG LO GANTENG JADI NGEHINA TEMEN LO YANG MIRIP COLE SPROUSE INI?!!"

Jodan hanya diam saja mendengar teriakan Amar yang sangat lebay itu.

"Brisik, Markonah!"
***

Jordan berjalan di koridor rumah sakit sendirian, niatnya ingin menjenguk Masyura. Di ujung koridor, Jordan melihat sosok Helina disana sedang menangis sendiri. Jordan pun menghampirinya.

"Na, kamu kenapa?" tanya Jordan sambil menyentuk pundak Helina.

Helina pun menengok ke Jordan. "Pandan." Helina langsung memeluk Jordan dan menangis di pelukannya.

Jordan pun menenangkan Helina dengan mengusap-usap punggung Helina. "Kenapa?"

"Ibu, Pan."

"Ibu kamu kenapa?"

"Ibu sakit kanker dan udah stadium 3, aku nggak tau harus gimana lagi."

Jordan pun kaget. "Na, kamu yang sabar. Berdoa terus sama tuhan, semoga tuhan mengangkat penyakit ibu kamu."

"Tapi aku sendiri, Pan. Ayah aku kan sudah meninggal, abang aku sudah nggak mau menganggap ibu. Terus kamu tau kan, gimana kondisi perekonomian keluargaku? Aku juga nggak mau membebani Om Jaya."

Jordan memegang tangan Helina. "Ada aku disini, Na. Kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa minta bantuan ke aku. Aku akan berusaha sekuat yang aku bisa untuk bantu ibu kamu dan kamu."

Lagi dan lagi Helina memeluk Jordan. "Terima kasih, Pandan. Aku nggak tau lagi harus gimana kalau nggak ada kamu."

Tidak jauh dari mereka, ternyata ada Masyura yang melihat dan mendengar semua ucapan mereka. Masyura baru saja ingin masuk ke ruang inapnya setelah dari taman. Masyura segera kembali ke taman.

Setelah menenangkan Helina, Jordan pun pamit untuk menjenguk pacarnya. Setelah sampai di ruang inap Masyura, Jordan tidak melihat adanya Masyura. Jordan berpikir bahwa Masyura di taman.

"Yur," panggil Jordan saat melihat Masyura sedang melamun.

"Eh?"

Jordan melihat Masyura menangis. "Loh, kamu nangis? Kenapa?"

"Nggak, ini kelilipan aja tadi."

"Nggak, ini kamu nangis. Orang air mata kamu banyak keluarnya. Kamu kenapa?"

Masyura hanya menggeleng.

"Cerita sama aku, kamu kenapa?"

"Nggak, udah aku mau balik ke kamar."

Jordan menghela nafas, lalu memdorong kursi roda Masyura kembali ke ruang inap Masyura.

"Dan, itu bukannya mantan kamu, ya?" tanya Masyura pura-pura nggak tau.

"Iya, Helina. Dia kasihan banget, Yur. Ibunya sakit kanker udah stadium 3, dan dia cuma berdua sama ibunya."

Masyura juga sebenarnya kasihan dengan Helina, tapi rasa cemburu menutupi itu semua.

"Hmm, iya."

Masyura melanjutkan mendorong kursi rodanya untuk masuk ke dalam ruang inapnya.

"Kamu kenapa?" tanya Jordan.

"Aku hanya ngantuk saja. Aku ingin istirahat."

"Yaudah, kalau gitu aku akan nunggu kamu sambil menonton TV aja."

Sebenarnya, Masyura tidak berniat untuk tidur. Tetapi, dia ingin menghindari Jordan saja.

Lama-lama, Masyura pun tertidur pulas begitupun dengan Jordan. Jordan terbangun saat ada yang membuka pintu ruang inap Masyura.

"Eh, ada nak Jordan. Sudah lama?" tanya Monica.

"Lumayan, tan. Tadi aku pulang sekolah langsung kesini."

"Oh, Masyura biar tante aja yang jagain. Kamu sekarang pulang aja, mandi sama makan dulu terus lanjut istirahat di rumah. Tante nggak mau kamu sakit juga kaya Masyura."

Jordan mengangguk mengerti. "Iya, tan. Kalau gitu, Jordan pamit pulang dulu ya. Salam untuk Masyura."

"Iya, hati-hati."

"Iya, saya permisi, tan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Jordan pun keluar dari ruang inap Masyura setelah pamit. Saat dia menoleh ke arah ruang inap ibunya Helina, Jordan melihat Helina sedang duduk di lantai sambil menundukan mukanya ke lutut.

Jordan pun menghampirinya. "Na?"

Helina pun mendongak. "Eh, Dan. Mau pulang?"

"Iya, Masyura udah ada ibunya yang jagain. Kamu ngapain tidur di luar?"

"Aku nggak bisa tidur di dalam, Dan. Aku nggak tega lama-lama lihat ibu kaya gitu di dalam."

"Kamu udah makan?"

Helina menggeleng.

"Yaudah, kita makan dulu aja di kantin Rumah Sakit. Aku yang akan bayarin kamu."

Helina mengangguk dan mengikuti Jordan ke kantin Rumah Sakit.
***

Waw

Nanti aja lanjutnya kalau udah banyak yang vote sama comment.

Ini baru aku ketik, maaf kalau ada typo.

Yang mau berteman sama aku boleh!! ig : @isavarraa

See you

Cute Couple [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang