21. Balikan?

16.3K 722 20
                                    

Dunia ini terasa berhenti setelah mendengar ucapan tersebut. Masyura langsung lemas mendenger itu, rasa semangat yang tadi pun hilang begitu saja.

"Kok diam aja? Apa kamu lihat mama saya dan Helina pacar saya?"

Jordan hanya mengingat masa lalunya saja, dia tidak mengingat Masyura. Mata Masyura pun berkaca-kaca.

"Kamu lupa sama aku, Dan?" tanya Masyura bergetar.

"Maaf, saya nggak mengingat kamu."

Air mata Masyura pun jatuh mendengar hal itu. Tega sekali Jordan tidak mengingatnya.

"Biar aku panggilkan mamah kamu," ucap Masyura sambil berjalan keluar dari ruan rawat inap Jordan.

"Tunggu!" Jordan mencegah Masyura.

"Ada apa?"

"Kamu mantan aku, kan? Tapi aku nggak mengingat namamu."

Masyura sedih mendengar kalau mereka hanyalah sebatas mantan. Ya, mereka memang adalah mantan. Apa lagi Jordan tidak mengingat namanya.

"Iya, aku mantan kamu."

"Kemarilah."

Jordan menyuruh Masyura untuk mendekat ke arahnya. Masyura berjalan mendekat ke Jordan.

Jordan langsung memeluk Masyura sangat erat saat Masyura berdiri di sampingnya.

"I miss you too, Yur."

Masyura kaget mendengarnya. Bukannya Jordan amnesia?

Masyura melepas pelukan itu. "Bukannya kamu amnesia?"

Jordan hanya senyum-senyum tak jelas membuat Masyura yakin kalau dia sudah di kerjain oleh Jordan.

"Jordan Amalio, i hate you so much!" ucap Masyura dengan kesal.

"I love you too so much."

"Aku lihat-lihat kamu nggak sakit." Masyura melihat keadaan Jordan jauh dari kata sakit.

Jordan hanya tertawa.

"Jordan, tolong jelasin!"

Flashback On.

Jordan dan Amar sudah baikan, mereka sedang duduk di Warpeng tempat tongkrongan mereka.

"Gimana? Udah ada kemajuan hubungan lo sama Masyura?" tanya Amar.

"Belum."

"Gue punya ide!" ucap Tino.

"Apa?"

"Nih, nyokap lo kan tau kalau lo putus sama Masyura kan? Lo kerja sama dengan nyokap lo, bilang kalau lo kecelakaan pas mau jemput mamah lo. Terus gue yakin pasti Masyura dateng ke rumah sakit. Mamah lo bilang kalau kata dokter lo amnesia. Pasti Masyura bakal utarain perasaan lo ke dia."

Jordan terlihat berpikir dengan ide dari Tino.

"Boleh tuh, Dan!"

Jordan mengangguk-angguk. "Bakal gue coba."

Jordan pun bekerja sama dengan ibunya. Dia juga menyewa kamar inap di rumah sakit milik om nya untuk melaksanakan aksinya.

"Mah, mamah tunggu luar aja. Nanti biar kedengeran suara Masyura pas dia dateng,biar aku siap-siap," saran Jordan.

Ibunya pun mengerti dan langsung menunggu luar. Tak lupa meneteskan air mata palsu untuk menguatkan kalau ini bukan sebuah drama.

Masyura pun datang dengan muka panik. Jordan mendengar suara Masyura yang terlihat sangat panik, dalam hati dia pun tak tega membuat Masyura seperti ini. Terdengar kalau Masyura ingin melihatnya. Jordan pun langsung pura-pura tak sadar.

Dia merasakan Masyura menggenggam tangannya. Dia kaget saat Masyura mengutarakan perasaanya, dia senang akhirnya rencaranya berhasil. Dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak memeluk Masyura karena saking senangnya.

Tak lama kemudian, Masyura pun pulang karena hari sudah larut malam.

Setelah Masyura pergi, Jordan membuka matanya dan tertawa.

"Gimana, mah?"

"Hush! Dasar anak jaman sekarang, kamu nggak lihat apa itu Masyura sampai nangis kaya gitu? Tega kamu ya!"

"Ya gimana aku mau lihat? Kan aku pura-pura nggak sadar, mah. Aku juga nggak tega lihatnya kaya gitu. Tadi aku udah pengen peluk dia."

"Hey, hey! Kamu melupakan mamah?! Mentang-mentang papah lagi di luar negeri, jadi pengen kamu mesra-mesraan dengan Masyura! Hargain dong mamah yang lagi LDR-an bersama papah kamu!"

Jordan hanya tertawa mendenger ucapan mamahnya. Akhirnya dia pun tertidur dan di pagi hari Masyura pun sudah datang.

'Kenapa Masyura nggak sekolah? Apa segitu khawatirnya dia sama gue?' pikir Jordan.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka Jordan pun pura-pura belum sadarkan diri.

Mendengar Masyura menangis lagi, dia pun tidak tega akhirnya dia pura-pura sudah sadar. Dia melihat wajah bahagia dari Masyura, tetapi setelah dia seolah-olah amnesia dia melihat Masyura pun diam. Dia tak tega melihat Masyura seperti ini. Dia sengaja menyebut Helina untuk memperkuat supaya Masyura lebih percaya.

Melihat air mata Masyura jatuh kembali dia semakin tidak tega dan akhirnya dia pun bilang ke Masyura kalau itu hanya drama saja.

Flashback Off.

Masyura mencubit lengan Jordan. "Ih! Sebel banget bodo! Ngeselin!"

"Maaf, aku ngelakuin ini karena aku sayang banget sama kamu. Aku butuh bukti kalau kamu masih sayang sama aku juga atau perasaan kamu udah berubah. Kalau kamu memang udah nggak ada rasa sama aku, aku ikhlas kamu sama yang lain. Tapi kalau kamu juga masih sayang sama aku, aku akan buktikan kalau aku bisa berubah untuk kamu. Dan terbukti kalau kamu masih sayang banget sama aku," ucap Jordan sambil tersenyum.

Masyura kembali menangis mendengar ucapan Jordan. "Maafin aku yang selama ini udah egois, nggak mau maafin kamu. Maafin aku, Dan."

Jordan pun kembali memeluk Masyura. Sekalian modus dikit, maklum sudah lama kurang belaian.

"Iya, Yur. Kita mulai semuanya dari awal ya?"

Masyura pun mengangguk dan mencoba untuk membuka hal yang baru bersama Jordan.
***

"Woi! Yang baru balikan sa kali kasih PBnya!" ucap Tino saat melihat Masyura dan Jordan berjalan bersamaan di kantin.

"Nggak ada pajak balikan!"

Tino menatap kesal Jordan. "Eh, lo lupa itu ide siapa?! Harusnya lo berterima kasih dong sama gue, gara-gara gue lo balikan sama Masyura!"

"Oh jadi ini ide orang lain? Bukan inisiatif dari hati kamu?!" tanya Masyura sambil menatap tajam Jordan.

Jordan hanya tersenyum tidak jelas. "Hehehehe, ampun sayang. Yang penting aku sayang kamu."

Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang ke arah Masyura berada.
***

Hi!!

Maaf ya aku lama update nya, karena aku emng slow up bngt wkwkwkwk

Jangan lupa vote dan comment sebanyak2nya untuk next chapter!!

Terima kasih.

Cute Couple [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang