26. Pembalasan

13.3K 678 9
                                    

Setelah kejadian kemarin, Masyura sudah bertekad untuk membalas tindakan Clarissa. Bagaimanapun, dia harus bisa melakukannya.

Dia sudah memantapkan niat, untuk rencana ini harus berhasil. Semoga saja.

Masyura berangkat bersama Jordan hari ini, jadi dia sedang menunggu Jordan seperti biasa.

"Assalamu'alaikum."

"Nah, itu pasti Jordan."

Berhubung Orang tuanya sedang tidak ada di rumah begitupun dengan para abangnya yang sudah pergi sejak pagi buta tadi.

"Waalaikumsalam, yuk langsung berangkat!"

Mereka pun langsung pergi menuju sekolah. Sesampainya di sekolah, Masyura langsung pergi menuju kelasnya Clarissa. Meninggalkan Jordan yang baru saja melepas helmnya.

Di kelasnya Clarissa, belum ada yang datang sama sekali. Masyura pun menuju tempat Clarissa yang sudah dia ketahui dimana letaknya.

Dia menaruh sebuah box di atas meja Clarissa dan langsung pergi dari kelasnya sebelum ada yang melihatnya.

"Kamu habis ngapain, Yur?" tanya Jordan mengagetkan.

Masyura pun kaget. "Eh? Nggak, kepo banget sih!"

"Yaudah, yuk. Kita ke kelas kamu."

Mereka berjalan bersama menuju kelas Masyura. Masyura memang sudah menyuruh Jordan untuk berangkat lebih awal dari biasanya.

"Kelas kamu masih sepi," ucap Jordan sambil melihat-lihat keadaan kelas Masyura.

"Terus?"

"Nggak, hehehehe."

"Udah, sana! Kamu balik ke kelas kamu."

"Nanti kamu kenapa-napa lagi."

Masyura menatap tajam Jordan. "Nggak usah alay! Nggak usah bucin!"

"Yakan namanya juga khawatir," balas Jordan dengan nada sedih.

"Yaudah, duduk sini samping aku." Masyura menepuk kursi sampingnya yang di duduki oleh Talitha.

Jordan pun menurut untuk duduk di samping Masyura.

"Kayanya, nanti bakal ada war seru nih," ucap Masyura secara misterius.

"Maksud kamu?"

"Kita lihat aja nanti."

Jordan semakin bingung apa yang di ucapkan oleh Masyura.

Bel masuk sekolah masih setengah jam lagi. Masyura mengambil ponselnya dan membuka aplikasi sosial media miliknya.

"Yur, nanti kita jalan-jalan yuk."

"Kemana?"

"Kamu maunya kemana?"

Masyura mematikan ponselnya kembali dan fokus ke Jordan.

"Gimana kalau kita makan Sate Maranggi?"

Jordan mengangguk semangat. "Boleh tuh! Nanti ya pulang sekolah!"

"Okay, boss!"

Tak lama kemudian, Clarissa memasuki kelas Masyura dengan keadaan muka yang memerah dan menahan tangis.

Dia melempar box yang tadi Masyura letakan di mejanya.

"Maksud lo apa?!" tanya Clarissa dengan marah.

Masyura mendekatkan diri ke arah Jordan. "Tuh kan, bener apa aku bilang. Bakal ada war."

Jordan yang baru tau maksud dan tujuan Masyura mengajaknya berangkat pagi dan langsung pergi begitu saja dari parkiran.

"Aduh, apaansi nih! Kenapa lo bawa bangkai tikus ke kelas gue? Mau kotorin kelas gue?" tanya Masyura santai.

"Gue tau, kak! Pasti lo yang kasih itu ke gue!"

Masyura lebih mendekat ke arah Clarissa. "Kalau iya, kenapa?"

"Apa salah gue sama lo, kak?!"

Masyura tertawa, bahkan yang mendengar akan merasa sangat seram. "Lo pakek tanya salah lo apa? Aduh, lo pikun apa gimana?"

"Ya terus, kenapa lo giniin gue?!"

"Pertama, lo udah rebut Jordan dari gue. Kedua lo udah ngusik hidup gue yang udah gue bilang jangan coba-coba lawan gue tapi lo masih lawan gue. Lo nggak ada takutnya. Muak tau nggak sih gue sama lo yang sok high?"

"Cara lo murahan!" ucap Clarissa keras di depan Masyura.

"Oh, cara gue murahan ya? Terus kasih tau dong, gimana yang nggak murahan. Apa dengan cara bongkar rahasia itu termasuk nggak murahan?"

Clarissa tertawa sinis. "Lo pikir dengan cara lo ngancam gue tentang itu terus gue bakal takut? Gue udah nggak takut. Wajar aja kali, kalau kita melakukan hal itu."

"Wajar? AHAHAHA, lo lebih murahan ternyata dari pada cara gue."

"JAGA OMONGAN LO YA!"

"Maaf maaf aja nih, emang faktanya kaya gitu. Lo mau nyangkal gimana lagi?" balas Masyura sarcas.

Clarissa pun hanya diam. Ya, dia akui memang dirinya murahan. Sangat murahan.

Masyura mendekat ke Clarissa. "Gue juga tau, kalau lo pernah gugurin bayi lo itu gara-gara cowok yang lo cintai itu nggak mau tanggung jawab sama lo. Kalau gue sebar, gimana ya?"

Clarissa pun panik. Harusnya dia tidak menentang Masyura. Karena, aibnya ada di Masyura dan bisa kapan saja di sebar.

"Okay! Gue minta maaf kalau udah bikin lo nggak tenang."

"Kaya nggak ikhlas gitu ah."

Jordan hanya diam saja tidak mau mencampuri urusan wanita, karena nanti dia bakal kalah kalau sudan melawan wanita yang tidak pernah salah.

"Maaf."

Clarissa langsung keluar dari kelas Masyura namun, Masyura dengan cepat menarik kembali Clarissa.

"Eh, mau kemana lo? Terus ini, bangkainya lo yang berantakin. Terus gue yang rapihin gitu?"

Clarissa langsung mengambil bankainya, mengesampingkan rasa jijik dan mualnya.

"Good girl, buang sana bangkainya jangan lupa."

Masyura kembali duduk di tempatnya.

Jordan sangat penasaran apa yang Masyura tau tentang Clarissa. "Emangnya kamu tau rahasia dia tentang apa sih, Yur?"

"Nanti juga kamu tau kalau udah waktunya."

Kelas yang tadinya sepi pun mulai ramai.

"Eh, Ra! Gue dengar tadi lo habis berantem sama Clarissa?" tanya Talitha yang baru saja datang.

Masyura pun mengangguk.

"Gila! Tuh cabe nggak ngerti bahasa apa, ya? Ngeyel banget jadi anak."

"Udahlah, Tal. Biarin aja, mending lo duduk sekarang. Udah sana, Dan! Kamu balik ke kelas kamu!"

Masyura mengusir Jordan dengan menggeser tubuh Jordan supaya menjauh.

"Iya, sayang. Nanti aku chat ya, kalau kita jadi jalan. Semangat belajar, sayang!"

"Iya, kamu juga. Jangan cabut! Awas aja kalau cabut, aku potong-potong kamu!"

Jordan yang melihat muka Masyura menyeramkan langsung pergi dari kelas Masyura.

"I love you, Masyura!" ucap Jordan dari luar kelas.
***

Maaf banget aku jarang update. Karena lagi dalam mode males nulis, males mikir hehehehe.

Tapi jangan lupa VOTE DAN COMMENT. Ohiya, share cerita ini juga ke teman-teman kalian. Supaya aku makin semangat nulisnya ><

Thank u❤️

Cute Couple [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang