dua

58 34 31
                                    

bagian dua: sakit

"Ah, sial. Meriang banget badan gue jadinya." Dandy merapatkan hoodie-nya sambil menggosokkan kedua telapak tangan.

Ia merasa badannya kurang fit hari ini, mungkin karena nekad menerobos hujan deras saat ke halte semalam.

"Eh, hai." Dandy menoleh pada cewek beransel coklat di sampingnya. Oh, cewek yang kemarin.

"Makasih sekali lagi buat payung lo." Cewek itu tersenyum tulus.

"Gue minjemin, bukan ngasih." Ucap Dandy. Kini mereka berdua berjalan beriringan di koridor.

"Haha iya, gue tau kok. Besok deh gue kembaliin. Ada di rumah."

Dandy mengangguk lesu.

"Eh, lo sakit ya? Bibir lo pucat banget gitu," cewek itu menatap wajah dandy lekat-lekat, "fiks! lo sakit. Badan lo panas banget."

Dandy sedikit kaget karena tiba-tiba cewek di sampingnya ini berjinjit lalu menyentuh dahinya.

"Ini pasti karena kehujanan semalem. Lo sih sok gentle ngasih payung ke gue gitu."

Dandy mendengus. "Niat baik padahal, malah di bilang sok." Pemuda itu memutar bola matanya malas

Cewek itu terkekeh. "Canda doang. Ke uks gih lo."

"Males."

"Ih, kenapa?"

"Nanti kelas gue ada ulangan." Dandy berdeham, suaranya serak.

"Ikut susulan aja. daripada demam lo makin parah."

"Iya-iya nanti. Ini kelas gue nih, duluan ya." Dandy menghentikan langkahnya saat berada di depan kelas X IPA 1.

"Eh, oke."

"Bye. Gws ya—siapa sih nama lo?" Tanya cewek itu sambil melambaikan tangannya. Tapi sepertinya cowok itu tidak mendengarnya.

"Buset, Dandy! Lo kenapa pucet amat kayak mayat hidup gitu?" Dari dalam kelas, suara bass seseorang terdengar, membuat cewek yang berdiri di luar kelas itu ber 'oh' panjang.

Jadi namanya dandy ya?

[tbc gaes]

a/n:
don't be silent reader, dong^^

2019/06/10
[05.32 a.m]
keel-kun,

WORK PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang