sepuluh

28 10 6
                                    

bagian sepuluh: bujukan maut

"Jadi ada masalah rumah tangga sama Kak Riska, pantesan muka lo kusut amat kayak gitu."

"Apaan dah."

Dandy mendengus kesal. Sepertinya adalah suatu kesalahan karena memilih curhat dengan spesies seperti Jun.

"Yaudah, kan katanya capek. Mabar sama gue, kuy!" Jun merangkulnya.

Saat ini mereka sedang duduk di pinggir lapangan futsal yang ada di belakang sekolah. Karena bazar diadakan di lapangan basket, jadinya tempat ini sepi.

Ia mengajak Jun ke sini karena dirinya sudah tidak mood bertugas di bazar hari ini gara-gara hal tadi.

Dandy melepaskan rangkulan Jun karena risih. Di saat bersamaan, iris coklatnya menangkap seorang cewek yang sedang berjalan ke arahnya.

"Gue cariin lo kemana-mana tau, ternyata di sini." Ucap cewek yang tidak lain adalah Riska.

"Dandy." Panggil Riska karena pemuda itu mengacuhkannya.

"Jangan diemin gue gitu dong. Marah ya sama gue?" Dandy memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ish! Maafin gue. Gue nggak bermaksud bersikap senioritas sama lo. Gue nggak kakak kelas kaya gitu, lho."

Lagi-lagi pemuda itu diam, membuat Jun jengah sendiri melihatnya lalu menjitak kepala sahabatnya itu.

"Kak Riska ngomong dari tadi lo cuekin gitu. Cewek banget dah, merajuk segala." Dandy meringis.

"Ngapain ke sini? Mau suruh gue ngapain lagi?" Tanyanya sarkas.

Riska mencebikkan bibirnya. "Maafin gue. Gue bawain makan siang buat lo."

"..."

"Dandy, ish! Greget gue lama-lama nih!"

"Makan siang dulu, gih. Abis itu temenin gue di bazar, nggak ada yang bantuin gue. Tega emangnya lo?"

Dandy mengedikkan bahunya acuh.

Gemes nih cecan lama-lama.

"Makan ya, Dan. Abis itu balik lagi, temenin gue. Ini kamera lo juga udah bawa." Riska berujar lembut sambil menyodorkan plastik berisi nasi kotak dan kamera milik pemuda tersebut.

"Gue mohon." Riska memasang puppy eyes andalannya. Ia harap cara terakhir ini berhasil.

Dan benar saja, Dandy merasa tidak tegaan. Ia menghela nafasnya lalu meraih plastik dan kamera yang Riska sodorkan.

"Iya, gue makan."

Mata Riska berbinar. "Nah, gitu dong. Dimakan ya!" Ia tersenyum, membuat Dandy ikut melengkungkan senyumannya.

"Nasi kotaknya ada tiga nih, kebanyakan. Makan bareng gue, yuk!" Ajaknya.

Riska menggeleng. "Lo aja makan sama Jun. Yang kenyang, biar semangat lagi."

"Lo nggak makan?"

"Makan kok. Gue diajak Rendy tadi makan di kantin. Mau nolak tapi udah dipesenin duluan sama dia. Duluan ya!" Riska melambai-lambaikan tangannya lalu berlalu.

Mendengar nama tersebut, seketika mood Dandy menjadi buruk lagi.

"Yang sabar ya, Bro. Sepertinya lo kalah saing sama kapten futsal sekolah." Jun berujar iba sambil menepuk-nepuk pundak sahabatnya.

[tbc gaes]

a/n:
karena semalam gak update, jadi hari ini double update:)

2019/06/17
[08.17 a.m.]
keel-kun,

WORK PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang