Setelah pertenggkaran dan kepergian sang oma dari rumah ali segera masuk kekamar untuk menemui istrinya hanya istrinya yang mampu menghilangkan kemarahannya saat ini.
" Sayang aku sudah pulang" ucap ali saat telah masuk kedalam kamar namun tidak ada jawaban dari prilly. ali segera mencari sang istri dikamar mandi siapa tahu prilly masih mandi.
" Sayang kamu didalam" ucap ali sambil mengedor pintu tidak ada sahurtan dari sang istri ali mencoba membuka pintu dan ternyata pintunya tidak di kunci ali segera masuk namun disana dia tidak menemukan istrinnya. dia langsung bergegaskeluar untuk bertanya dimana prilly pada sang mama.
*************
Ditempat arlletta masih setia menjaga prilly dirumah sakit dia terus berdoa agar prilly mampu melewati masa kritisnya.
" Kak ayo bangun kasihan bayi kakak dan juga kak ali pasti sekarang mama pergi kerumah untuk memberitahu kalau kakak udah gak ada, aku gak bisa banyangin betapa hancurnya kak ali kalau mendengar kabar buruk itu " ucap arlletta dengan airmata yang menggalir dipipinya dia sangat tahu bagaimana cinta ali kepada kakak iparnya dia tak mampu membayangkan bagaimana hancurnya ali setelah ini.
Prilly yang masih dibawah alam sadar mampu medengar kata-kata arlletta tapi dia tak mampu bergerak dia merasa tubuhnya sangat sakit " letta tolong kakak, disini dingin dan tubuh kakak sakit sekali letta kakak gak bisa keluar dari sini " uacap prilly dengan tanggis .
Arletta yang melihat airmata keluar dari mata prilly kaget " Kak prilly aku tau kakak bisa mendengar apa yang aku ucapin ayo kak bangun " ucap arlletta dia segera menekan tombol diatas meja disamping ranjang prilly. Tidak lama seorang dokter masuk kedalam kamar rawat prilly melihat kedatangan sang dokter arlleta segera menghampirinya " Dok tadi saya mengajak kakak saya berbicara dia tiba-tiba mengeluarkan air mata apa kakak saya kondisinya sudah membaik ?" Tanya arletta
" Permisi saya periksa dulu ya mbak " Dokter segera memeriksa keadaan prilly beliau menghembuskan nafas lega dan berbalik menghadap arletta dengan senyuman " Alhamdulilah Nyonya prilly telah berhasil melewati masa kritisnya dan dia mulai merespon apa yang orang lain ucapkan saya nyakin kalau anda terus mengajaknya berbicara nyonya prilly pasti akan segera bangun " mendengarucapan sang dokter arletta tersenyum lega kakak iparnya akan segera sembuh.
" Terimakasih paman karena paman sudah mau jauh-jauh datang untuk merawat kak prilly" ucap arletta tulus pada dokter yang tak lain adalah adik mendiang papanya.
" Tidak usah bilang terimakasih sayang bagaimana pun prilly juga keponakan paman dia istri dari aliand paman akan memberikan perawatan terbaik untuk bisa menyembuhkannya, tapi saran paman lebih baik prilly dipindahkan kerumah sakit milik paman di singapur disana alatnya lebih canggih dan aman untuk prilly" ucap paman alex yang tak lain dokter yang diminta khusus untuk merawat prilly .
" Arletta akan bilang kemama dulu paman sekarang mama sedang menangani hal lain "
" Baiklah kalau begitu paman keluar dulu ya " Ucap paman alex yang dijawab anggukan kepala oleh arletta.
Ditempat lain tante mila mama arletta telah selesai mengurus semua dia juga telah menyuruh orang untuk mengaku sebagai kerabat dari sang suster yang kemudian mengembil jenazahnya dari rumah sakit tersebut kemudian membawanya kerumah sakit lain dengan semua identitas prilly sehingga disana mayat suster tersebut atas nama prilly. Kini saatnya untuk pergi kerumah bagaskara untuk mengatakan tentang kecelakaan itu kepada kakak dan juga keponakannya serta sang mama.
Setelah menempuh stengah jam perajalanan tante mila telah sampai didepan rumah bagaskara dia segera turun dari mobil menuju rumah " Tok...tok...tok"
Mama ali yang kebetulan masih membereskan makanan dimeja makan mendengar bunyi ketukan pintu segera membukanya " Loh mila ayo masuk" Ucap mam ressa saat membuka pintu
" Kak...." panggil tante mila
Melihat tatapan sang adik ipar seperti itu mama ali heran " Ada apa mil?"
" Prilly kak"
" Prilly kenapa dia kakak suruh beli kue belum pulang macet kali ya "
" Prill...prilly kecelakaan kak " ucap tante mila dengan airmata yang menetes
Mendengar ucapan sang adik ipar mama ali seakan kehilangan nafas " Kecelakaan lalu gimana keadaan prilly mil " ucap mama ali panik
" Prilly dan pak mamat meninggal ditempat kak mobil mereka meledak " ucap tante milla dengan air mata yang semakin deras, mama ali yang mendengarnya merasa tak percaya jantungnya seakan berhenti.
" Tidakkkk" suara keras dari tangga membuat mereka berdua menoleh keasal suara tersebut disana berdiri ali dengan air mata yang menetes deras dan wajah tak percaya
" Tante jangan bohong itu pasti bukan prilly " ucap ali
" Jika saja itu benar alian tabte juga berharap itu bukan prilly tapi tante melihanya sendiri bagimana mobil itu terbalik lalu meledak " ucapan tante mila membuat ali tak lagi mampu berdiri dunianya seakan hancur
" Gak tante ali mau lihat sendiri jenzahnya ali mau mastiin itu istri ali beneran apa bukaan" Ucap ali yang segera bangkit dan menarik tangan tantenya mama ali yang melihat ali seperti itu langsung bergegas mengikuti langkahnya dan masukkedalam mobil dimana ali dan mila masuk.
Ali menyetir seperti orang kesetanan sedangkan tante mila dan mama ali hanya mampu diam dengan air mata yang terus menetes . Hanya membutuhkan waktu 20 menit ali telah sampai di rumah sakit yang tantenya bilang istrinya ada disana dengan berlari ali segera masuk kedalam rumah sakit mama ali dan tante mila sulit mengejarnya .
tepat didepan kamar mayat ali melihat keluarga pak mamat dan polisi palsu yang sengaja dibayar oleh tante mila agar ali percaya bahwa itu benar prilly
" Silahkan masuk tuan alian mayat istri anda ada didalam " Ucap polisi membuat harapan ali kalau disana bukan istrinya semakin kecil namun dia belum percaya sebelum dia melihatnya sendiri dengan langkan cepat ali segera masuk.
Dengan langkah cepat ali masuk kesana, kini dia telah berdiri tepat di samping brankar dimana jenazah prilly palsu berbaring disana dengan tangan gemetar dia membuka kain penutupnya dia dapat melihat bahwa jenazah itu wajahnya rusak parah dia sangat sulit untuk mengenali apa kan itu prilly atau tidak " ini pasti bukan kamu sayang" ucap ali
" Alian itu prilly " ucap tante mila yang sudah berdiri tepat di belakang ali dengan memeluk sang kakak yang lemas badannya.
" Bagaimana tante bisa percaya bahwa ini prilly, jenazahnya bahkan tidak bisa dikenali tante" ucap ali dengan tegas.
" Dia memakai cincin nikah yang sama dengan kamu alian didalam cincin itu ada nama kamu" . Mendengar ucapan tantenya ali segera meneriksa tangan jenazah itu dan benar dia menemukan cincin pernikahan mereka yang dimana ali sendiri yang meminta untuk di ukir nama mereka berdua.
" Tidak prilly jangan tinggalkan aku tidak sayang" Ali meraung dengan kepedihan dia seakan tak mampu untuk bernafas
Resa yang menyaksikan semua itu dan kebenaran bahwa itu memang jenazah prilly menantunya jatuh pingsan.
" Tante gimana anak ali sama prilly" ucap alian saat ingat bahwa istrinya sedang hamil.
" Ali bayi kalian juga ikut meninggal" ucap tante mila dengan penuh air mata.
" Bagimana bisa kalian meninggalkan aku sendirian seperti ini " Tangis ali semakin keras
Tante mila yang melihat kehancuran ali menangis dengan pilu dia harus menyaksikan kepedihan seperti ini tapi dia harus melaku kannya kalau mamanya tau prilly dan anaknya masih hidup pasti mamanya akan menyusun kembali rencana yang lebih kejam untuk menyingkirkannya " Ali maafkan tante tapi bertahanlah sedikit lagi sampai tante bisa mengumpulkan semua buktinya dan memberikannya kepada polisi , setelah itu kalian akan hidup bahagia dan aman, selain itu aku bisa memberikan kebahagian untuk kakak ku resa dia sudah hidup menderita karena ketidak adilan yang mama ku berikan kepadanya selama puluhan tahun ini" ucap tante resa dalam hati.
Hai lama sekali aku gak update cerita ini, masih adakah yang menunggu kelanjutan cerita ini?
Jangan lupa vote dan coment jangan jadi pembaca gelap ya hargai karya orang, thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya kamu
FantasyCinta sejati itu tidak akan pernah mati walaupun yang memiliki cinta itu telah mati,Begitu pula dengan cinta seorang Alian Bagaskara wijaya walaupun sang kekasih telah pergi jauh tetapi baginya kekasihnya tetaplah hidup selama jatungnya tetap bedeta...