Chapter 1 : Call me Mama

1.5K 143 64
                                    


Chapter 1 : Call me Mama!


Chuuya mengerjapkan matanya dan kembali menatap anak itu. apa?

"Sepertinya kau salah.. bukan orang tuamu."-dan kalaupun iya, harusnya kau memanggilku papa!! Tambah Chuuya di dalam hatinya. Anak itu memiringkan kepalanya dan menatap Chuuya dengan bola matanya yang besar dan bercahaya.

"Mama?"

"Baiklah.. mari kita ubah.. panggil aku.. Papa.. p-a-p-a."

"Pa.. Mama!!"

Hati Chuuya terasa tertusuk. Dari segi apa dia pantas dipanggil Mama?! Dia lelaki. Dan dia tampan-Author tidak setuju, dia juga keren-lebih seperti coolcute, dia pandai berkelahi-author tidak menyangkal, dan lebih lagi dia sama sekali tidak cocok dengan panggilan 'Mama'

"Papa, oke?" bocah itu menggeleng lalu menunjuk Chuuya dan kembali mengatakan Mama. Sekarang Chuuya berpikir mungkin saja yang anak itu maksudkan adalah hal lain. lagi pula, dilihat-lihat anak ini baru berusia 2 tahun kan? mungkin saja dia belum bisa berbicara dengan lancar? Kan?

Entah kenapa Chuuya meragukan gagasan itu. Chuuya mendengar perutnya mengeluarkan suara gemuruh dan dia meringis kecil. Benar. dia belum makan apapun sejak hari dia tidak sadarkan diri. Chuuya mengecup pipi anak itu dengan gemas sebelum menurunkannya dari pangkuannya. Perlahan namun pasti dia mencoba berdiri meski harus memakai sedikit kekuatannya. Chuuya beranjak ke dapurnya dan melihat jika Kouyou sudah menyiapkan semangkuk bubur untuk dirinya. Dada Chuuya merasa hangat. Dia sangat senang karena wanita itu peduli pada dirinya.

Chuuya melirik bocah itu dan memikirkan apakah anak itu sudah makan atau kah belum. Tapi, Kouyou pasti sudah memberinya makan.

Chuuya memakan buburnya dengan tenang dan merasa lebih baik setelah makan. Luka di perutnya masih terasa sakit dan punggungnya pun begitu. Namun, Chuuya merasa lebih baik dari hari ketika dia terluka. Dia kembali menghampiri anak itu dan memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan anak itu. mungkin dia harus mengirimnya ke panti asuhan atau mungkin dia harus mencari keberadaan orang tua anak itu.

Chuuya segera mencoret keinginannya untuk mengirim anak itu ke panti asuhan. Dia tidak akan bisa tenang saat anak itu berada di bawah pengawasan orang yang tidak dia kenal. Chuuya menyelamatkan bocah itu dan dia tidak ingin mengirim bocah itu kembali ke dalam kesengsaraan. Kebanyakan panti asuhan tidak memperlakukan anak kecil dengan baik dan Chuuya tak ingin anak itu menderita semacam kekerasan.

Mencari keberadaan orang tua anak ini? Sepertinya itu bukan opsi yang bagus. Kemungkinan besar anak ini dibuang oleh orangtuanya atau entahlah. tapi, bagaimana jika anak ini sebenarnya tidak dibuang oleh orang tuanya? Mungkin saja dia tersesat dan berakhir di dalam kardus itu karena kedinginan dan ingin melindungi dirinya sendiri dari hujan? Walaupun Chuuya menyayangi anak ini dia tidak ingin mengambil anak ini dari keluarganya jika memang itu yang terjadi. Chuuya kembali melirik anak yang tengah menonton spons kuning yang sedang mengganggu gurita atau entah lah apa itu.

Jika memang itu yang terjadi, maka Chuuya harus mengembalikan anak ini pada orangtuanya. Tiba-tiba saja Chuuya merasa hatinya sakit. Dia tidak tahu mengapa namun ada sesuatu di dalam dirinya yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berpisah dari anak ini. Chuuya memegang dadanya yang terasa sakit. Dia entah bagaimana sudah memiliki semacam kasih sayang pada anak yang bahkan belum dia tahu asal usulnya.

Chuuya menepis perasaan itu terlebih dahulu dan memilih untuk mencari tahu asal usul anak itu. Jika, ya.. jika.. jika anak itu benar-benar dibuang, Chuuya tak akan ragu pergi ke pengadilan untuk mengajukan hak mengangkat anak itu sebagai miliknya bahkan jika Kouyou dan Mori tidak setuju atau dia harus menanggung banyak hal dan masalah. Chuuya hanya menginginkan anak itu menjadi miliknya.

"Okey, Little kid, kurasa kau bosan berada di tempat ini selama 2 hari ya?" Chuuya berujar ketika dia melihat anak itu tidak lagi memperhatikan kartun di tv tapi mulai memperhatikan keluar jendela. Anak itu berbalik pada Chuuya dan tersenyum padanya. Dan Chuuya tahu bahwa detik itu juga, dia telah jatuh cinta pada anak yang ditemukannya ini.

Chuuya mengambil anak itu ke dalam gendongannya dan membawanya ke kamarnya. Menurunkan anak itu di atas ranjangnya dan membongkar lemarinya untuk mencari pakaian miliknya. Chuuya menganti piama tidur miliknya dengan sebuah kaos putih polos dan celana jeans biru. Dia menatap anak itu dan menyernyit. Anak itu memakai baju dan celana lama Chuuya. Chuuya ingat benar itu adalah pakaiannya saat dia berusia 15 tahun. Pasti Kouyou yang memakaikan pakaian itu padanya. Lihat saja lengan baju itu harus digulung naik begitu juga dengan celananya agar muat pada tubuh anak itu.

Anak ini butuh baju baru! Dengan itu Chuuya mengeluarkan baju lama miliknya yang masih bagus dan mengambil peralatan untuk menjahit. Dengan itu Chuuya memodifikasi baju lamanya untuk seorang anak kecil berusia 2 tahun. Chuuya mengagumi hasil karyanya dan menurutnya tidak sia-sia dia mengikuti kelas menjahit ketika masih kecil karena paksaan dari wanita bernama Ozaki Kouyou itu.

Tapi tentu saja Chuuya ingin membelikan pakaian yang lebih baik untuk anak itu. setelah Chuuya pikir-pikir, dia tidak tahu nama dari anak itu dan tidak mungkin dia terus memanggilnya 'little kid' atau 'sobat'. Bocah ini butuh nama. Chuuya merenung. Nama apa yang cocok untuk anak ini?

Dia menemukan anak itu di tengah hujan di dalam sebuah karton. Um.. Chuuya memikirkan untuk menamainya Ame tapi Chuuya kembali menggeleng. Ame sangat tidak cocok untuk anak ini. Anak ini seperti berkah untuknya. Berkah yang sangat indah.

"Baiklah.. bagaimana dengan Reina?" gumam Chuuya lalu tersenyum senang.

Dia mengangkat anak itu dan tersenyum padanya.

"Reina1 ku, permata kebahagiaanku." Ujar Chuuya dan anak itu, atau Reina tersenyum dengan senang.

­ .............................................

Chuuya mengajak Reina berjalan-jalan dan membelikan banyak barang untuk nya. Mulai dari pakaian, mainan, buku-buku, dan masih banyak lagi yang dia beli untuk anak itu. Reina terlihat sangat senang ketika Chuuya membelikannya boneka kelinci berwarna merah muda dengan pita di salah satu telinganya. Reina memanggilnya 'Riri.' Reina terus memeluk Riri dan Chuuya senang anak itu senang.

Pada siang hari, Reina merengek lapar pada Chuuya dan Chuuya memutuskan untuk berhenti di sebuah cafe kecil yang menyajikan kue-kue tradisional Jepang seperti mochi, kue beras, dango dan beberapa lagi. Reina menyukai Botamochi 2 dan Chuuya membuat catatan tanpa sadar di dalam otaknya untuk mencari tahu resep dari kue itu agar dia bisa membuatkannya untuk Reina.

Ketika keduanya kembali ke apartemen Chuuya, itu sudah cukup larut dan Reina telah tertidur di dalam gendongan Chuuya. Chuuya tersenyum. Dia merasa belum pernah sesenang ini seumur hidupnya.

Chuuya membaringkan Reina di ranjangnya, menyelimuti gadis kecil itu dan memperbaiki letak Riri di pelukan si kecil. Chuuya mengusap pipi Reina dan akan beranjak pergi namun bajunya ditahan oleh tangan mungil Reina. Chuuya menatap tangan itu untuk beberapa detik dan beralih pada Reina yang sudah membuka matanya. Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca dengan air mata yang akan tumpah kapan saja.

"Mama.. jangan.." ujar Reina dengan suara kecil namun masih bisa Chuuya dengar dengan jelas. Chuuya terdiam kemudian dengan perlahan melepaskan tangan Reina dari bajunya dan menggengam tangan mungil itu dengan lembut. Chuuya tersenyum padanya dan mengatakan jika dirinya tidak akan meninggalkan Reina. Dia menunggu hingga Reina benar-benar terlelap untuk melepaskan tangannya.

"Mama.." panggil Reina.

"Itu dia.. gadis kecilku.. aku disini.." Chuuya mengecup kening Reina dengan lembut.

"Mama here, my baby." Bisiknya.

 tbc~

1 : reina itu artinya permata.

2 : itu adalah jajanan yang terbuat dari ketan dan berasa manis. merupakan jajanan di Jepang.

07 juni 2019

Mommy ChuuyaWhere stories live. Discover now