Chapter 3 : Ask Help

1K 121 26
                                    


Chapter 3 : Ask Help

Chuuya membawa Reina ke Port Mafia. Hari ini dia harus bekerja dan dia ingin memperkenalkan Reina pada bos nya.

"Uh, Chuuya-kun.. aku yakin jika kau tidak hanya ingin memperkenalkan anak itu padaku, bukan?" ujar Mori membuat Chuuya sedikit memerah.

"Aku ingin mengajukan permintaan padamu, Bos."

"Baiklah.. apa itu?"

"Selama aku belum menemukan pengasuh yang cocok bagi Reina.. aku ingin kau menjaganya selama aku dalam misi. Aku tahu itu keterlaluan memintamu menjaga nya tapi.. aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku tak bisa meninggalkannya di tempat penitipan anak. Aku juga tak bisa membawanya dalam misi.. satu-satunya pilihanku adalah kamu. Bolehkah?"

Mori menutup matanya dan menopang dagunya. Dia mengeluarkan suara 'hmm' sambil berpura-pura berpikir. Chuuya menggigit bibir bawahnya dengan khawatir jika bos nya itu menolak permintaannya.

"Tentu boleh. Elise-chan akan senang memiliki teman di sini."

"Satu lagi, bos. Aku ingin setiap hari Minggu aku mendapatkan libur."

"Oke.. alasanmu?"

"Reina masih kecil dan kupikir aku harus memiliki waktu bersama dengan Reina lebih sering agar dia mengenalku."

"Akan aku pertimbangkan untuk bagian itu." Ujar Mori. Chuuya merasa bersyukur karena Bos nya ini bukanlah orang yang susah diajak tawar menawar. Meskipun dia adalah bos yang menyebalkan dan terlebih adalah pedofil, tapi Chuuya yakin bos nya itu tidak akan berani macam-macam dengan gadis kecilnya.

"Bagaimana dengan luka mu?"

"Itu sudah lebih baik."

"Baguslah jika begitu. Untuk hari ini kau hanya perlu menyelesaikan laporanmu mengenai misi yang kau lakukan terakhir kali. Aku masih belum menerima laporan."

"Oh, tentu saja. Permisi, Bos." Dengan itu Chuuya keluar dari ruangan Mori dengan Reina. Chuuya membawa Reina ke ruangannya sendiri dan membiarkan anak itu bermain dengan kertas-kertas yang dia temukan atau apapun yang dia inginkan selagi Chuuya menyelesaikan laporan misinya.

Laporan itu selesai satu jam kemudian. Chuuya merenggangkan tubuhnya dan melirik ke arah Reina yang sedang mencoret-coret dinding dengan krayon warna-warni yang baru Chuuya belikan untuknya. Chuuya menghampiri gadis kecil itu dan duduk di sampingnya. Mengajaknya berbicara dan Reina menceritakan apa yang sedang dia gambar. Chuuya tertawa ketika mendenga jika gadis kecilnya sedang menggambar dirinya. Chuuya kembali melihat pada gambar yang tak berbentuk itu.

Itu sangat berantakan bahkan Chuuya bisa mengatakan itu lebih terlihat seperti coretan tak berarti tapi bagi Chuuya, itu adalah gambar yang paling indah untuknya. Chuuya mengecup kening Reina dan memilih meninggalkan bocah itu dengan kesenangannya. Dia harus menyerahkan laporan ini pada Mori. Melirik ke arah Reina dia dengan ragu meninggalkan ruangan itu.

Chuuya memegang pintu ruangannya dan memberikan kekuatan miliknya pada pintu itu. setidaknya dengan begini tidak ada seorang pun yang bisa masuk. Pintu itu tak akan bisa terbuka kecuali Chuuya menonaktifkan kekuatannya. Selain Chuuya, tak ada lagi yang bisa masuk. Oh. Tentu pengecualian untuk si maniak bunuh diri yang menyebalkan itu.

Chuuya sempat berbincang dengan Mori cukup lama karena Mori menanyakan beberapa hal mengenai kejadian yang membuatnya terluka parah. Ketika dia akan kembali ke ruangannya, dia bertemu dengan Tachihara dan juga Gin. Chuuya seketika ingat jika dia sama sekali tidak mengetahui asal-usul Reina dan siapa keluarga Reina.

"Tachihara, Gin, boleh aku minta waktu sebentar?" panggil Chuuya pada keduanya.

"Chuuya-san, apakah ada masalah?" tanya Tachihara padanya dan disetujui oleh tatapan penasaran milik Gin.

"Oh.. ya.. sedikit. Tolong ikut ke ruanganku." Tachihara dan Gin saling berpandangan tetapi tetap mengikuti perintah atasan mereka. Chuuya menyentuh pintu itu dan menonaktifkan kekuatannya. Dia membuka pintu dengan tenang dan masuk ke dalam ruangannya. Chuuya menatap sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Reina membuat dirinya sedikit panik.

"Reina." Panggil Chuuya. Gadis itu tidak menjawab tapi Chuuya bisa mendengar tawa kecil gadis itu. ah.. gadis kecilnya ingin bermain petak umpet rupanya.

"Kira-kira dimana ya, gadis kecilku itu bersembunyi?" ujar Chuuya sambil berjalan menuju sumber tawa kecil itu. Tachihara dan Gin memandang Chuuya dengan bingung. Mereka tidak mengerti alasan Chuuya memanggil mereka dan mereka tidak mengerti maksud perkataan Chuuya. Gin menatap Chuuya yang berjalan ke meja kerja miliknya dan membungkuk terlihat seperti mengambil sesuatu lalu ada suara tawa anak kecil yang sangat ceria dan juga tawa dari Chuuya.

Tunggu, apa?! Chuuya tertawa?!

Chuuya menggendong seorang anak kecil yang masih cekikikan dan berjalan ke arah mereka. Tachihara membatu membuat Gin terkejut. Dia bahkan menusuk-nusuk Tachihara dengan pisaunya tapi Tachihara sama sekali tidak bergerak.

"Chuuya-san, ini anak siapa?" tanya Gin.

"Tentu saja ini anakku. Reina.. beri salam pada mereka." Gin menoleh pada Tachihara yang sudah pecah menjadi kepingan ketika Chuuya memperkenalkan anak itu. Dia menggelengkan kepalanya pelan lalu menatap anak yang ada di pelukan Chuuya.

"Konichiwa.." Reina berujar dengan malu-malu.

"Anak Chuuya-san?"

"Hm! Dia cantik bukan?" Chuuya menurunkan Reina dari gendongannya dan Chuuya dengan malu-malu bersembunyi di balik kaki Chuuya.

"Mama.. dare?" tanya Reina.

Gin kembali menoleh pada Tachihara yang sudah berubah menjadi debu. Chuuya bahkan tidak sadar jika salah satu bawahan milik nya sudah berubah menjadi debu yang siap ditiup oleh angin.

"Mereka.. mereka teman-teman Mama." Ujar Chuuya.

"Ano.. Chuuya-san.. kapan anda menikah?" tanya Gin ragu. Awalnya Chuuya terdiam cukup lama sebelum tertawa dengan lepas mendengarkan pertanyaan dari adik Akutagawa Ryuunosuke itu.

"Aku belum menikah sama sekali. Astaga.. haha.. kau ini lucu sekali."

"Tapi.. anak itu.. dia.."

"Anak ini kutemukan dalam misiku, aku jatuh cinta padanya dan mengangkatnya menjadi milikku." Jelas Chuuya. Gin mengangguk kecil dan mengalihkan pandangannya kembali pada butiran debu yang sudah berkumpul menjadi tubuh Tachihara kembali. Gin merasakan ada keringat biji jagung imajiner di kepalanya saat ini. Pemuda ini benar-benar..

"Lalu, apa yang anda butuhkan Chuuya-san?" tanya Tachihara dengan sedikit bersemangat.

"Aku ingin meminta bantuan menyelidiki latar belakang Reina. Boleh kah?"

Gin masih memikirkan permintaan Chuuya ketika Tachihara dengan semangat menjawab permintaan itu tanpa berpikir. Gin menepuk dahinya memikirkan betapa pemuda yang merupakan rekan nya di Kadal Hitam ini sangat tidak bisa memakai otaknya ketika berurusan dengan atasan mereka yang satu ini.

"Terima kasih."


tbc~~~~


So, apakah ada yang tahu bagaimana masa lalu Reina dan apakah Chuuya bisa memiliki gadis kecil itu? ikuti terus jalan cerita nya dalam Mommy Chuuya!  Yang akan up setiap kali Author memiliki semangat!


rasanya seperti saya sedang mempromosikan drama siang XD

09 Juni 2019

Mommy ChuuyaWhere stories live. Discover now