Lost

2.1K 203 2
                                    

Sinar matahari pagi masuk dari jendela yang tak tertutup oleh gorden.
Sinarnya mampu mengusik lelaki yang masih tertidur di jam 7 pagi.

"Emmggg" erangannya terdengar saat ia mencoba menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku di pagi hari.

Kesadarannya mulai terkumpul, samar samar matanya menangkap ruangan yang kini ia tempati, dan ia tersadar bahwa ia berada di dalam flatnya sendiri.

Dengan perlahan lelaki itu mencoba mengangkat tubuhnya untuk duduk, manun ada rasa pusing yang ia rasakan akibat alkohol yang ia tengguk tadi malam.

"Aahhhh sial kenapa pusing sekali!" ujar jimin dan ia mencoba mengedarkan pandangannya agar bisa melawan rasa pusing tersebut.

Sejenak, lelaki itu tak memutuskan untuk segera berdiri dan lebih memilih untuk menormalkan dirinya.

Lagi jimin mencoba untuk mengedarkan pandangannya untuk memastikan bahwa sekelilingnya tak lagi terasa berputar, dan iya cara jimin untuk menetralkan tubuhnya cukup ampuh hingga ia benar benar tak merasa pusing lagi.

"Hah! Kenapa harus tidur di kursi" ujarnya sendiri saat ia merasakan sakit juga di punggungnya setelah kini ia berdiri.

Jimin mengambil tas dan jas kerja yang ia lepaskan di lengan kursi tadi malam, yang entah ia sendiri tak sadar telah menaruhnya disiru, ia juga mengambil sepatu yang sudah terlepas dan berserakan di bawah kursi tersebut dan juga merapihkan bantal sofa yang kini berhamburan di bawah.

Keadaan ruang tamunya sungguh kacau, benda benda di dekatnya terlihat berantakat dan tak tertata rapi seperti semula.

Tak lama ia membereskan kursi yang ia tempati tadi malem, kini ia baru menyadari saat mengambil satu bantal sofa yang terletah di bawah namun dekat dengan kursi di depannya.

Ia terdiam mencoba mengingat kejadian tadi malam, namun tak sedikitpun sesuatu yang ia ingat.

Seorang wanita ada di dalam apartemennya, apa dia membawa wanita dari jalan???

"Hah!! Siapa dia? Apa terjadi sesuatu saat aku mabuk" ujarnya sendiri dan kini lelaki itu mulai waspada.

"Tidak! Tidak mungin terjadi sesuatu buruk" ujar jimin dan ia kini mendekati keberadaan wanita itu.

"Hey bangunlah, hey nona, bangunlah" ujar jimin dengan tangannya yang menggoncang tubuh wanita itu.

~SeulminPov~

Wanita itu berkali kali di bangunkan oleh jimin

Hingga hal itu berhasil membuat sang wanita merasa terusik pada tidurnya...

"Emmhhh ayahh" Lengguh wanita itu saat merasa tidurnya terusih, dan justru membuatnya merubah posisi tidur memunggi lelaki pemilik flat tersebut.

"Heyyyy bangunlah, kenapa kau tidur di flatku!" ujar jimin mulai geram hingga membuat ia harus meninggikan nada bicaranya.

Seulgipun benar benar terusik, ia merasa seseorang begitu berisik dan mengganggu tidurnya.

"Hey kau siapa tidue di flatku, nona bangunlah nona" ujar jimin lagi.

Perlahan seulgi membuka matanya, dengan telinga yang mulai menyadari suasa seseorang begitu asing terdengar ditelinganya.

Seulgi reflekkk "Aaakkkkhhh!" ia berteriak dan kini telah memposisikan dirinya menjadi duduk menjauh di ujung kursi, paniklah wanita itu"

"Hey, apa yang kau lakukan... Kenapa kau berteriak"

Sekekita seulgi menghentikan rasa paniknya, ia sadar bahwa semalam ia tak bisa pulang akibat lelaki di depannya itu.

Buru buru seulgi berdiri dan bergegas meninggalkan lelaki yang seulgi ketahui pemilik flat tersebut.

"Hey, nona kau siapa?" ujar jimin namun di hiraukan oleh seulgi.

Seulgi pergi meninggalkan lelaki yang masih tak mengerti dan berkali kali bertanya pada dirinya.

Tiba di depan pintu, yang semalam pintu itu adalah pintu akses untuk masuk, seulgi menarik knopnya begitu saja, dan ia tak ingat bahwa tadi malam ia tak bisa keluar akibar flat tersebut yang sudah kembali terkunci.

"Ahhhh sial, Aku lupaaa" ujarnya satu tarikan dan pintu itu tarterbuka.

Mau tak mau seulgi harus kembali dan meminta untuk sang pemiliknya untuk membukanan.

Baru saja berbalik, seulgi sudah mendapati lelaki pemilik flat tersebut yang tak jauh dari depannya.

Laki laki itu mendekat, berjalan menuju ke arahnya...

"Aku ingin keluar" ujar seulgi

Dan, tanpa jawaban apapun lelaki itu mengetikan beberapa dijit pada tombol pintu tersebut.

Ting - hingga bunyi lengkingan terdengar menandakan berhasil

Seulgi sesegera mungkin meraih knop pintu tersebut untuk segera pergi.

Namun baru saja ia berhasil membukanya, lelaki di hadapannya itu mendoeing kembali pintu terswbut, hingga rwflek membuat seulgi terkaget.

"Hah! Tuan, tolong aku harus pergi" ujar seulgi namun jimin justeu menadapnya begitu tajam

Seulgi merasa begitu takut, tatapan itu sangat tajam hingga membuat nyalinya merasa begitu terancam

"Apa yang terjadi semalam" ujar jimin tiba tiba dengan suara begitu dingin.

"A' ak emmm" seulgi kikuk dan takut ketika mendengar suara lelaki tersebut hingga ia keluh untuk menjawabnya.

"Kau tak mengingatnya?" ujar seulgi memberanikan diri untuj menjawabnya namun ragu dan tak mau menjelaskannya.

"Apa aku-"ujar jimin menjeda suaranya dengan mata yang tertuju pada noda merah seperti lebam yang ia dapati pada leher putih seulgi.

Seulgipun reflek, dan menyadari arah pandang dan ucapan lelaki di depannya, hingga ia segera mungkin menutupi lehernya dengan rambutnya yang tergerai.

"Tuan biarkan aku keluar" ujar seulgi lagi, namun jimin tak kunjung melepas tahanan tangannya pada pintu.

"Apa aku perlu membayarmu" ujar jimin tiba tiba hingga hal itu terdengar menohok bagi seulgi.

Plak - Satu tamparan pelayang di pipi kiri jimin.

Seulgi kesal!

Jelas siapa yang tidak kesel mendengar perkataan lelaki itu, bahkan seulgi sudah membantunya yang kesusahan tadi malam, tapi sekarang apa lelaki itu menganggap seulgi wanita jalang!

"Aku ingin keluar" ujar seulgi, dan pintu itu bebar benar dibuka oleh pemilik flat tersebut.

Dan wanita itu pergi dengan rasa yang begitu kesal.



ALL CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang