We can do it more +

3.3K 153 39
                                    

Usia kandungan seulgi menginjak angka 6 bulan, jimin bisa melihat bentuk fisik seulgi yang semakin hari mulai berubah terutama pada bagian perut seulgi yang kini mulai menonjol di usia kandungan enam bulannya.

Jimin mulai tak sabar menantikan kelahiran calon buah hatinya, namun ia masih harus sedikit bersabar untuk menunggu waktunya akan tiba.

Dokter mengatakan jika perkiraan seulgi akan melahirkan 3 bulan lagi, dan bagi jimin itu waktu yang cukup lama, katakan saja jika itu karana jimin yang mungkin tak sabaran.

Pukul 09.15 malam.

Jimin baru saja pulang dan sampai di rumah besar pernikahannya, namun kepulangannya tak di ketahui oleh seulgi, yang mungkin istrinya itu sedang berada di dalam kamar utama.

Dan benar saja, setelah melewati beberapa ruang dan masuk kedalam kamar, ia mendapati sosok cantik istrinya tengah duduk berselonjor di atas tempat tidur, sembari mengelus perutnya yang membuncit.

"Kau belum tidur" tanya jimin, dengan senyum yang iya berikan saat akhirnya ia mendapati istrinya masih terjaga.

Seulgi yang mendengar perkataan seseorang yang ia kenali, iapun reflek menengok ke arah sumber suara tersebut, dan saat itu juga ia melihat suaminya baru saja pulang dari kantor.

"Kau sudah pulang" tanya seulgi pada jimin, yang kini lelaki itu sudah mendudukan dirinya di depan seulgi.

"Perutmu kram lagi?" Tanya jimin dengan nada lembut, dan seulgi hanya mengeleng.

Jimin bertanya begitu, sebab di minggu ini seulgi beberapa kali mengeluhkan perutnya yang menegang.

"Tidak, aku hanya ingin mengelusnya" jawab seulgi dan jiminpun tersenyum, setelahnya jimin ikut memberi elusan sesaat pada perut buncit istrinya.

Seulgi yang melihat dan merasakan bagaimana tangan jimin begitu lembut mengelus perutnya, membuat seulgi merasa sangat senang di dalam hati, hingga ia juga merasa begitu bersyukur memilikinya.

Ya, Jimin memang suami idaman yang tuhan berikan padanya, ketelatenannya, perhatiannya, kesabarannya, semuanya lengkap ada pada diri jimin, tuhan begitu baik padanya.

Sifat jimin begitu terbentuk sempurna dalam hal kebaikan, hingga kesempurna itu berhasil menepis pikiran buruk seulgi yang dulu sempat berfikir takut akan bagaimana resaksi jimin saat mengetahui kandungan dirinya.

Dan terbukti, jimin mematahkan pandangan buruk itu.

Elusan demi elusan yang jimin berikan, berhasil memancing sesuatu hal di dalam seulgi...

Ada rasa haru, terpuaskan dan menginginkan yang lebih dari perlakuan sesaat jimin padanya.

Sebenarnya sejak tadi seulgi mengelus perutnya bukan karena kram ataupun sakit, melainkan ia sedang menahan sesuatu yang entah mengapa ia begitu menginginkan jimin untuk menyentuh dirinya malam ini.

Tidak! Bukan sekedar sentuhan, akan tetapi hal lebih yang akan memuaskan hasratnya dan jimin.

Sebenarnya seulgi bisa saja mengatakannya saat ini langsung pada jimin, namun ia malu jika harus memintanya terlebih dulu.

Hingga yang seulgi lakukan saat ini adalah, membohongi dirinya sendiri untuk bisa menahan dan mencegah hasratnya agar tak perlu di penuhi.

Jimin Pov

Tak lama keduanya terdiam, Jimin rasa waktu telah menjelang malam, seulgi harus segera tidur karna tak baik jika wanita hamil tidur terlalu malam.

"Tidurlah, ini sudah menuju malam... Kau harus ingat kata dokter" ujar jimin sebelum pergi menuju kamar mandi.

ALL CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang