Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang terintegrasi, dimana terdiri dari aspek psikis dan fisik. Aspek psikis contohnya; kecerdasan, sifat, tindakan, minat, cita-cita, bakat, pola pikir, idealisme, dll. Sedangkan aspek fisik meliputi bentuk tubuh, kesehatan jasmani dll.
Kesatuan yang terintegrasi tersebut kemudian berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekeliling seseorang sehinga muncul pola tingkah laku atau perilaku yang khas seseorang.
Kepribadian itu bersifat dinamis (dapat berubah-ubah), meskipun dalam tiap perubahan-perubahannya, seseorang memiliki pola yang sifatnya khas (tetap).
Kepribadian dalam diri manusia diwujudkan dalam rangka pemenuhan tujuan yang ingin diraih oleh manusia tersebut.
Kepribadian merupakan sesuatu yang berjangka lama. Artinya ia akan menggambarkan sifat seseorang dalam kurun waktu yang relatif lama.
Kepribadian digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan perbedaan antar individu.
***
Konsep-konsep pendukung psikologi kepribadian manusia:
1. Karakter (Character), Sebuah gambaran perilaku yang menunjukkan nilai-nilai (benar atau salah dan baik atau buruk) secara jelas (eksplisit) dan samar (implisit).
2. Temperamen (Temperament), Sebuah kepribadian yang berhubungan dengan determinasi unsur biologis maupun fisiologis.
3. Sifat-Sifat (Traits), kecenderungan respon yang sama terhadap rangsangan atau stimulasi yang senada. Sifat-sifat ini berlangsung dalam jangka waktu yang cenderung lama.
2. Ciri (Type attribute), Hampir mirip dengan penejlasan sifat-sifat. Yang membedakan hanya dari sisi rangsangan atau stimulasi yang lebih terbatas.
3. Kebiasaan (Habits), Adalah respon seseorang yang sama dan cenderung berulang-ulang untuk rangsangan / stimulus yang sama.
***
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian:
1. Pengalaman Awal, Freud menyatakan bahwa peran masa kecil (kanak-kanak) bahkan sejak lahir seperti trauma kelahiran adalah pengalaman yang sulit dilupakan dalam ingatan. Bisa jadi seseorang tidak ingat betul apa yang sudah terjadi pada dirinya waktu kecil, namun ternyata memeori tersebut bisa tersimpan di alam bawah sadar.
2. Lingkungan (Budaya), seseorang harus menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang dari kebudayaan yang berlaku dilingkungannya dalam pengembangan pola kepribadian dirinya.
3. Kondisi Fisik, keadaan yang menimpa fisik seseorang seperti kelelahan, kekurangan gizi, penyakit tahunan, gangguan pada kelenjar endoktrin ke tiroid akan membuat seseorang merasakan perasaan negative pada dirinya. Misalnya saja, menjadi pemarah, hiperaktif atau bahkan depresi.
4. Daya Tarik, jika sebuah lingkungan mengatakan bahwa seseorang memiliki daya Tarik tertentu. Hal ini akan membuat sikap sosial yang menguntungkan bagi seseorang yang dianggap menarik tersebut. Sehingga hal ini akan membentuk kepribadian tertentu pada orang tersebut.
5. Kecerdasan, sering kali seseorang yang memiliki prestasi dalam hal kecerdasan akan mendapatkan penghargaan dan pujian dari banyak orang. Ada beberapa kasus yang memungkinkan seseorang menjadi sombong dan membuat orang yang berada dibawahnya merasa menjadi orang yang bodoh.
6. Emosi, seseorang yang tidak stabil emosinya dan cenderung meledak-ledak, akan menjadikan individu tersebut sebagai orang yang murung dan kasar perangainya.
7. Nama, sebuah nama ternyata dapat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Tergantung apakah asosiasi nama tersebut cenderung mengarah pada hal yang menyenangkan atau tidak. Misalnya saja sebutan dan julukan yang buruk akan menjadikan seseorang untuk berperilaku seperti namanya.
8. Keberhasilan atau Kegagalan, Pribadi akan tumbuh dengan adanya fase keberhasilan dan kegagalan. Jika seseorang mendapatkan kesuksesan, maka hal ini akan berpengaruh kepada konsep yang ada dalam diri orang tersebut.
9. Penerimaan Sosial, jika seseorang diterima dalam lingkungan sosialnya, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada kepribadiannya dikarenakan rasa kepercayaan diri yang dimilikinya.
10. Lingkungan Keluarga, Sama seperti penerimaan sosial, atmosfer keluarga dimana seseorang tumbuh menjadi salah satu pilar dasar pembentukan kepribadian seseorang.
11. Perubahan Fisik, perubahan fisik juga bisa menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian seseorang. Misalnya saja pertumbuhan usia manusia.
***
Usaha-usaha untuk mengetahui kepribadian seseorang dengan pseudo science (ilmu semu):
1. Chirologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui gurat atau garis tangan
2. Astrologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui fenomena perbintangan atau benda angkasa, juga fenomena yang terjadi di alam yang berkaitan juga dengan tanggal kelahiran seseorang.
3. Grafologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui bentuk-bentuk atau karakter tulisan tangan.
4. Phisiognomi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui karakter bentuk wajah.
5. Phrenologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk tengkorak seseorang.
6. Onychology, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk kuku.
***
Usaha-usaha untuk mengetahui kepribadian seseorang dengan tipologi:
1. Tipologi Konstitusi (Fisik), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan aspek atau keadaan jasmaniah manusia tersebut (fisik luar dan organ dalam).
2. Tipologi Temperamen (Psikis), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan karakter kejiwaannya.
3. Tipologi Berdasarkan Nilai Kebudayaan (Kebiasaan), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai kebudayaan (system nilai). Spranger menggolongkannya dalam enam bidang : Pengetahuan, ekonomi, kesenian, keagamaan, kemasyarakatan dan politik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikologi
Não FicçãoJadi gini, sebenernya ini bukan novel. Ingat, ini bukan novel! Buku ini hanya berisi tentang hal-hal berbau psikologi, tentu saja diperuntukkan bagi kalian yang tertarik dengan hal seperti ini. Isinya mengutip dari beberapa sumber di google. Kebanya...