Syndrom Psikologi

9.2K 691 214
                                    

1. Sinestesia/Synaesthesia

sinestesia tahu rasanya warna.

Menurut NHS Direct: Sinestesia adalah kemampuan merasakan sesuatu dengan penginderaan yang berbeda.
Kalau kamu mengalami sinestesia, maka kamu bisa mencicipi angka, melihat aroma, atau mendengar warna.

Aroma apa yang kamu bayangkan kalau kamu membaca angka 5?
Warna apa yang terpikir bila membaca "hari Rabu"?
Kalau kamu bisa menjawab dua pertanyaan tadi, mungkin kamu punya kecenderungan sinestesia.

Sinestesia pada tiap orang bisa beda-beda sih. Misalnya ada yang menganggap angka 5 warna cokelat, ada yang bilang warna merah.

Apakah sinestesia berbahaya?

Nggak, sinestesia bukan suatu gangguan yang berbahaya kok. Sinestesia sering dialami sejak masih kecil.
Lagian kalau kamu mengalami sinestesia, sampe sekarang kamu aman-aman aja kan?

Jadi, nggak perlu ke psikolog atau psikiater.

2. Erotomania

Simpelnya sih, erotomania adalah geer akut.

Erotomania adalah delusi bahwa ada seseorang yang diam-diam naksir kamu.
Biasanya penderita erotomania adalah cewek,
dan objeknya adalah seseorang dengan status sosial yang lebih tinggi dari dia, kayak seleb gitu.

Misalnya kamu ngefans sama Min Yoongi. Itu normal.
Kamu berkhayal bisa ketemu atau meluk Yoongi-oppa. Itu juga normal.
Tapi kalau kamu YAKIN bahwa saat ini Yoongi-oppa juga suka sama kamu.... nah ini yang agak bahaya.

Sering juga, pemilik erotomania meyakini bahwa lagu yang seleb tersebut nyanyikan, foto yang seleb itu upload, dll, adalah "pesan tersembunyi"untuk dia seorang.

Kelainan jiwa aneh ini terjadi pada orang yang punya skizofrenia dan kelainan psikosis lain. Sering juga dialami oleh orang-orang bipolar.

3. Sindrom Munchausen/Munchausen Syndrome

Sindrom Munchausen adalah sindrom pura-pura sakit.
Jadi pengidap kelainan ini akan berpura-pura mengidap penyakit, kelainan, atau trauma psikologis.

saya pernah pura-pura sakit biar bisa bolos kerja. Berarti saya kena sindrom munchausen?

Walaupun bukan tindakan terpuji, tapi itu cukup normal.
Pemilik sindrom Munchausen berpura-pura sakit fisik/jiwa karena mereka menginginkan simpatidan atau menarik perhatian.

Mereka bahkan berani datang ke rumah sakit, periksa ke dokter, dan bahkan minta dirawat inap.

4. Alice in Wonderland Syndrome

Sindrom Alice di Negeri Ajaib adalah kelainan persepsi.
Jadi, penderita kelainan jiwa unik ini merasa bahwa dia adalah makhluk mungil, dan benda-benda di sekitarnya adalah benda-benda raksasa.

Dia merasa lebih kecil daripada mesin cuci, lebih kecil daripada kursi, meja, dan lain-lain.

Penderita sindrom ini ada juga yang merasa kepala mereka membesar.
Kelainan ini disebut juga dengan lilliputian hallucinations.

5. Sindrom Stockholm

mungkin cerita beauty and the beast adalah contoh stockholm syndrome. mungkiiiin

Sindrom Stockholm adalah psikopatologi yang terjadi pada tawanan atau korban penyanderaan/penculikan.

Bukannya takut atau panik, penderita stockholm justru lama-lama malah suka sama penyanderanya.
Korban malah jadi setia dan mau menuruti keinginan pelaku tanpa paksaan.

Secara umum, Sindrom Stockholm terjadi dalam empat tahap:

Korban ditangkap dan disiksa sama penculik. Korban juga nggak bisa menemukan cara untuk melarikan diri. Mungkin dia juga terancam bakal dibunuh. Jadi, satu-satunya cara bertahan hidup ya harus patuh sama si penculik. Kalau penculikan berjalan lama, si penculik juga bakalan stres. Kalau sudah begini, patuh aja nggak cukup dong. Korban harus tau apa aja yang bisa bikin si penculik marah. Demi bertahan hidup, korban harus mengenal penculik lebih jauh. Dalam keadaan tersiksa dan penuh tekanan, sedikit kebaikan dari penculik berarti luar biasa bagi si korban. Sekedar memberi makan yang lebih enak atau memberi baju ganti, bagi korban adalah tanda bahwa si penculik mulai ramah sama dia. Semakin lama, penculik dan korban akan semakin akrab. Berada dalam tekanan berminggu-minggu membuat korban yakin, bahwa penculik adalah temannya. Dan korban juga yakin bahwa bersama penculik, mereka bisa keluar dari keadaan ini. Hanya si penculik lah, bukan orang lain, yang bisa membebaskan dia.
Kalau sudah masuk tahap ini, korban bersedia melindungi si penculik dari serangan polisi.

Pada beberapa kasus, korban tetap melindungi si pelaku di pengadilan, bahkan setelah korban sudah bebas dari penculikan.

6. Sindrom Lima

Sindrom Lima adalah kebalikan dari Sindrom Stockholm.

Kalau Sindrom Lima, justru pelakunya yang jadi sayang sama korban.
Belum jelas apa yang menyebabkan pelaku jadi iba dan kasihan pada korban.
Mungkin perasaan bersalah, atau merasa bahwa penculikan adalah perilaku nggak bermoral.

7. Sindrom Landau-Kleffner

Landau-Kleffner cenderung dialami anak lima-tujuh tahun

Sindrom Landau-Kleffner adalah kelainan berupa kehilangan kemampuan untuk menyatakan dan memahami kata-kata.

Biasanya, yang mengalami sindrom kejiwaan ini anak usia lima sampai tujuh tahun. Beberapa penderita juga sering mengalami kejang-kejang.

Anak yang mengalami sindrom ini rata-rata sih normal aja, bisa ngomong kayak anak biasa.
Lalu kemampuan bicara dan memahami pembicaraan itu hilang gitu aja.

Ada sih terapi bicara yang bisa membantu memulihkan, tapi prosesnya sulit dan lama.

8. Kecemasan Kafein

kopi mana kopiii... *lalu cemas*

Walaupun mengkonsumsi kafein adalah salah satu cara tetap fokus dan menjaga mood tetap hepi,
konsumsi berlebih juga bisa menimbulkan kecemasan.

Sejumlah peneliti juga menemukan bahwa, orang yang sejak awal punya kelainan kecemasan akan semakin parah bila sering mengkonsumsi kafein.

Jadi kalau kamu orangnya gampang panik, sebaiknya kurang-kurangilah minum kopi.

9. Boanthropy

Boanthropy adalah kelainan di mana seseorangmerasa bahwa dia adalah sapi atau kerbau.
Awalnya penderita cuma mengalami hal ini dalam mimpi, tapi lama-lama delusi ini terbawa juga saat bangun.
Jadi ya kayak sapi beneran gitu, ya melenguh sambil makan rumput.

Salah satu penyebab kelainan ini adalah menderita skizofrenia.
Bisa juga karena dia korban hipnosis, terutama bila si penderita ini orangnya gampang dipengaruhi.

10. Autophagia

Autophagia adalah kondisi seseorang yang suka makan anggota tubuhnya sendiri.
Nggak selalu makan sih, sekedar menggigiti tubuhnya sendiri juga sudah termasuk kecenderungan autophagia.

Pada satu kasus, seorang penderita mulai mengalami autophagia dari menggigiti kuku.
Tapi dari kuku, lama kelamaan dia menggigiti jarinya sampai putus. Ngeri juga ya?

Penyebab autophagia ini di antaranya terisolir secara sosial, syaraf yang mati rasa (neuropathy), dan perilaku impulsif.

***

Baru 10 kan? Masih ada part 2 nya, tunggu yah...

PsikologiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang