Part 8 - Alvaro ke 2?

73 12 0
                                    

Brakk

Semua orang yang berada di ruangan tersebut terhenyak. Pintu terbentur ke dinding dengan sangat keras. Gadis berpiyama itu mati matian menahan sesak di dadanya.

"MAMI!"

"Dek, plis gue mohon lo tenang dulu."

"GIMANA GUE MAU TENANG BANG! LO NGGAK LIAT MAMI SEKARANG! KENAPA LO NGGAK NGABARIN GUE SIH! LO NGGAK TAU APA DIRUMAH SI BRENGSEK MALAH BERDUAAN SAMA JALANG MURAHAN. LO NYURUH GUE TENANG?!! GILA LO!"

Rani yang melihat keadaan semakin keruh menarik Delvin keluar ruangan. Ia berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Del, gue mohon tenang. Ini di rumah sakit." ujarnya lembut.

"ASH LO SAMA AJA RAN!"

Delvin berlari keluar rumah sakit. Ia berlari tanpa arah. Air mata mengalir diwajahnya. Teriakan Rani tak ia hiraukan. Ia hanya butuh pundak untuk bersandar sekarang. Hanya itu tidak lebih.

Entah kenapa kakinya membawa ia ke tempat favourite masa lalunya. Tempat dimana Alvaro meminjamkan pundaknya untuk bersandar dan mendengar setiap curahan hati Delvin.

Ia duduk dibawah pohon tua sambil terus menangis. Memeluk kedua lututnya dan melemparkan kerikil kerikil kecil kedalam danau.

"Tu- tuhan, a- a- aku mohon jang- jangan biarkan ma- ma- mami pergi. Men-gapa hidup se-sulit ini tuhan?" ucapnya sambil terisak.

"Tu- tuhan udah bawa Al-varo pergi. Jan-gan mama ya Tuhan. Al-varo gue butuh lo. Gu-e butuh tempat bu- buat ngeluarin i-si ha-ti gue."

Badannya gemetar. Namun tiba tiba ia terhuyung dan menabrak dada bidang seseorang.

"Gue ada disini. Lo bisa cerita sama gue. Bahu gue lebar, fungsinya buat lo bersandar. Dada gue nyaman, buat lo berlindung. Telinga gue siap denger isi hati lo. Jangan nangis gue bakal ngerasa gagal buat lindungin lo."

Sejenak Delvin mendongak. Ia mendapati lelaki yang selalu mengusik dirinya. Sedang tersenyum menghadap ke arahnya. Tagan lelaki itu menyentuh pipi Delvin dan menghapus air matanya.

"Jangan nangis, yakin kamu bisa kuat melalui semua ini. Bahkan jauh lebih kuat dari ekspetasi kamu."

"Mar- Marcel."

Lelaki itu tersenyum dan menenggelamkan Delvin kembali dalam pelukannya. Ia mengelus lembut kepala gadis itu.

"Stt, tenang dulu. Kalo gue yang gantiin Alvaro nggakpapa kan? Anggep aja gue versi 2nya." ujarnya lembut.

Gadis itu terdiam sejenak lalu melepaskan pelukannya. Menatap dalam manik mata Marcel.

"Lo mau dengerin gue?" tanya Delvin penuh harap.

Marcel tersenyum sebelum akhirnya menjawab.

"Selama gue masih bisa nafas, gue bakal denger apapun yang lo keluhin. Dan selama gue masih sanggup jalan, gue akan selalu ada buat lo. Bahkan nyawa gue taruhannya gue bakal lindungin lo semampu gue."

Delvin menangis tersedu sedu. Ia menenggelamkan kepalanya kedada bidang milik Marcel. Entah sihir dati mana ia menceritakan semua kisah sedihnya dibalik dirinya yang dingin.

Tanpa sadar Marcel menitikan air mata. Seorang Delvina Putri Aditama yang sangat tersohor memiliki lika liku hidup yang sangat menyentuh. Siapa sangka?

'Gue salut sama lo, Del. Lo cewek terkuat yang pernah gue temuin. Gue nggak salah buat mupuk cinta gue dihati lo.' batin marcel.

"Gue nggak tau, Cel. Gue harus cerita ke siapa lagi. Gue bener bener ngerasa gue sendiri sekarang."

"Hush, jangan pernah bilang lo sendiri. Gue akan selalu ada buat lo. Dimanapun dan kapanpun. Disaat lo butuh maupun lo nggak butuh gue. Gue bakal jadi pendengar yang baik buat lo. Bakal jadi bodyguard yang selalu ada buat lo. Gue bakal jadi apapun dimanapun buat lo. Apapun yang bikin lo lupa sama rasa sedih."

Delvin terenyuh. Ia merasa ada Alvaro didiri Marcel. Alvaro benar, ia harua mencoba membuka hati untuk seseorang. Setidaknya yang mirip dengan Alvaro.

"Thanks ya, Cel."

"Urwell." balasnya dengan senyum.

Mereka berpelukan cukup lama. Menikmati dinginnya angin malam. Seakan hanya ada mereka didunia. Marcel merasa cintanya mulai terbalaskan. Begitu pula Delvin, ia merasa jiwanya yang dulu hilang perlahan kembali.

-o0o-

"Loh Marcel?"

Rani terkejut, sejak kapan mereka damai? Bagaimana mereka bisa berdua?

"Gue boleh masuk?" tanya Marcel pada Delvin.

Delvin mengangguk dan melenggang masuk ke dalam ruangan tempat dimana mamanya dirawat. Ingin sekali ia menangis, melihat kondisi ibunya yang memprihatinkan.

"Mi." ujarnya lirih.

Tidak ada sahutan, maminya itu masih menutup matanya.

"Del, yang tabah." Marcel datang dan merangkul Delvin.

Delvin membalas dengan tatapan. Oh no! Sikap dinginnya kembali. Gadis itu menarik kursi di sampingnya dan segera duduk. Ia memandangi maminya dan menggenggam erat tangan halus itu.

"Mi, kalau mami bisa denger ini. Delvin pengen banget keluarga kita kaya dulu mi. Tanpa adanya si bangke Aji yang kalau mami tau aku jamin mami sakit hati banget. Aku nggak sudi mi manggil dia Papi. Cuma Daddy yang ada dihati Delvin. Aji jahat mi, dia cuma pengen uang mami. Aku harap mami pisah sama dia. Hft, udahlah mi. Mami cepet bangun ya, Delvin kangen Mami." ujar gadis itu menitikkan air mata.

Marcel terdiam. Ia masih tak habis pikir. Tuhan mempertemukannya dengan gadis yang jauh dari kata bahagia. Namun, disisi lain ia berfikir keras. Aji? Apakah Aji yang Delvin sebut adalah.. Ah sudahlah! Tidak mungkin.

Setelah lama melamun ia mendapati gadis tersebut tertidur disamping bed milik ibunya. Sangat damai, cantik, dan ya menggemaskan. Marcel melihat jam tangannya yang sekarang menunjuk pukul 20.03. Memang sudah mulai larut, ia memutuskan untuk pulang. Namun sebelumnya ia mengelus pelan pipi gadis berpiyama doraemon tersebut.

"Nice dream, Princess."

"Loh, Marcel. Masih disini?"

"Eh bang Ken, ini mau balik bang."

"Yaudah ati ati, salam buat ortu lo."

"Yoi, GWS buat tante Tari."

Marcel tersenyum setelah mendapat anggukan. Ia bergegas pergi untuk pulang. Kennath tersenyum penuh arti.

"Gue tau lo tulus sama adik gue."

-o0o-


Hello bello!

Gimana ni? Sedikit dikit udah tau kan siapa babang Alvaro hehe. Iya walau cuma sebatas mantannya Delvin sih wkwk.

Pada suka Delvin dingin ato anget ni? Awokawok Author suka Delvin panas aja udah.

Sorry banget kalo feel nya nggak dapet. Ataupun banyak typo hihi. Maap yaa, Author usahain untuk meminimalisir ketypoan wkwk.

Oke fine gitu aja.

Jangan lupa bintangnya dipencet hehe. Sama itu ngoceh dikomen juga boleh wkwk.

Dadah gaes ILY ♥️

-Aurellia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang