Hari demi hari berlalu. Beberapa hari ini sifat Hassan kepada Amira sedikit mulai berubah.
Meskipun sedikit tapi Mira merasa senang meskipun Hassan masih jutek kepada dirinya tapi tak apa setidaknya Hassan mulai bisa menerima keberadaan Amira
Seperti sekarang. Amira sedang membantu Hassan untuk mempersiapkan keperluan bekerja pagi hari ini. Ini kali pertama Amira bisa menyiapkan keperluan sang suami. Amira senang bukan kepalang. Hassan sudah bisa menerima sentuhan darinya
"Mir, cepat gue mau ke kantor ini" ucap Hassan mendesak Amira agar lebih cepat dalam memasangkan dasinya
"Sudah. Cepat aku mau sarapan" ucap Hassan sambil menarik tangan Amira menuju meja makan. Entah sadar atau tidak jika ia menarik tangan itu dengan lembut
Pasangan suami istri itu pun beranjak menuju meja makan dan memulai sarapan pagi pertama kalinya bagi mereka dengan harmonis
***
"Ingat! Jangan keluar rumah tanpa seizin gue dan jangan berani menerima tamu siapa pun itu jika tidak ada gue, dan satu lagi jika terjadi sesuatu kabarin gue" pesan Hassan saat akan pergi ke kantor
Semenjak ada tetangga baru sebelah beberapa hari lalu, entah kenapa Hassan menjadi lebih possessive kepada Amira. Yang sebelumnya tidak pernah perduli menjadi perduli. Hassan tak sadar akan perubahannya
"Ingat pesanku mengerti" tekan Hassan
Amira mengangguk mengerti. Saat Hassan akan berbalik badan ke arah mobilnya, Amira menyodorkan tangan kanannya kepada Hassan. Hassan yang melihat itu menjadi bingung. Hassan pikir amira sedang meminta uang padanya
"Untuk apa kau meminta uang. Kau mau berfoya-foya" ucap Hassan sedikit kasar dengan pikiran negatif. Apa uang yang ia beri kurang??
Amira menggeleng cepat bukan itu maksudnya. Kenapa Hassan berpikir jika ia meminta uang padanya
Karena takut terjadi kesalahpahaman Amira langsung mengambil tangan Hassan dan menyalimi tangan Hassan
Hassan terdiam sesaat melihat gerakan Amira
Setelah menyalimi tangan Hassan Amira tersenyum kepada Hassan membuat Hassan salah tingkah. Ia sudah berburuk sangka rupanya
"Ya u-udah gue pergi" tiba-tiba Hassan berpamitan kepada Amira. Amira tersenyum lebar mendengar kata langka terucap di mulut Hassan. Tumben Hassan pamit padanya biasanya lamgsung pergi aja.
Buru-buru Hassan pergi dari hadapan Amira. Entah mengapa melihat senyuman Amira membuat jantung Hassan menjadi berdegup kencang. Perasaan apa ini?
🍂🍂🍂
"Lucy, apa jadwal ku hari ini" tanya Hassan setelah duduk di kursi kebesarannya
"Lima menit lagi kita akan ada rapat dengan perusahaan Walker Corp pak" jawab Lucy lembut dengan senyuman yang terpantri di bibirnya
"Baiklah siapkan semua keperluannya" kata Hassan tanpa mengalihkan tatapannya pada dokumen di tangannya
"Kenapa masih disini, apa masih ada lagi?" Tanya Hassan saat melihat Lucy belum beranjak dari posisinya
"Emm, Hass-"
"Aku boss mu Lucy, bersikaplah layaknya kau bawahanku. Profesional lah" kata Hassan datar
Lucy terkejut mendengar kata Hassan. Pertama kalinya ia mendengar Hassan berkata seperti itu karena biasanya Hassan selalu bersikap lembut kepadanya
"Jika tidak ada lagi silahkan keluar" perintah Hassan dengan dingin
Lucy gelagapan mendengar nada dingin dan datar Hassan langsung bergegas keluar dari ruangan tersebut
Setelah sepeninggalan Lucy Hassan menyenderkan tubuhnya. Entah mengapa melihat Lucy ia menjadi tak berselera atau bosan melihatnya. Padahal ia sangat memuja tubuh Lucy
🍂🍂🍂
Saat ini Amira sedang berkutat di dapur. Karena bosan tidak ada kegiatan yang harus dilakukan, Amira memutuskan untuk bereksperimen saja di dapur. Sekalian meningkatkan keahlian memasaknya
Diam-diam para pelayan melihat dan mencuri pandang ke arah Amira yang sedang memasak atau memotong bahan makanan tanpa membantu sedikitpun
Amira tentu tahu jika sedari tadi para pelayan melirik-lirik kearahnya. Tapi Amira biasa saja
Skip
Akhirnya setelah beberapa jam berkutat di dapur akhirnya makanan yang ia masak selesai juga. Amira sengaja memasak banyak, ia ingin sekalian membagikan masakannya kepada penghuni rumah
Amira memanggil pelayan yang lewat dihadapannya dengan melambaikan tangannya juga
Sang pelayan yang tidak sengaja lewat mengalihkan tatapannya ke arah nyonya nya. Pelayan tersebut menghampiri Amira dengan malas
"Ya nya ada perlu apa" tanya Pelayan tersebut dengan malas
Amira menyodorkan masakan yang ia buat kepada pelayan tersebut. Sang pelayan bingung dibuatnya. Apa maksud sang nyonya menyodorkan makanan tersebut kepadanya
Tahu ketidakpahaman pelayan ini, Amira mengambil buku kecil dan pena di dekat meja, tempat ia meletakkannya tadi. Amira menuliskan kata-kata yang ia maksudkan
Setelah menulis amira menyerahkan buku kecil tersebut kearah pelayan yang Amira tidak tahu namaya itu
Sang pelayan membaca isi dari buku tersebut. Sang pelayan terdiam sesaat. Ada gerangan apakah sang nyonya bisu mereka membagikan makanan. Apalagi makanan tersebut dalam bentuk banyak dan kelihatan sangat enak jika dilihat
"Emm nyonya-"
Amira langsung menyerahkan makanan tersebut ke tangan pelayan wanita dihadapanya. Amira juga menitipkan agar masakan tersebut di bagikan kepada seisi rumah
Setelah itu Amira menyiapkan makanan untuknya dan di bawanya ke kamar. Tentu saja Amira makan di kamar karena itu sudah jadi kebiasaan sejak sudah menikah dengan Hassan. Terlihat tidak sopan sih. Tapi bagaimana lagi ia trauma karena takut dimarahi lagi dan disiksa karena makan di meja makan
Amira pun membawa hasil masakannya ke arah kamar, pas sekali ini sudah jam makan siang. Amira sebelumnya sempat memikirkan suaminya. Apakah suaminya sudah makan atau belum? Ingin mengabari tapi takut membuat suaminya ngamuk
Pagi ini saja bisa berdekatan dengan suaminya ia sudah bersyukur. Tidak ada lagi penolakan dan hinaan seperti sebelum-sebelumnya. Setidaknya sudah ada kemajuan akan perubahan suaminya
🍂🍂🍂
_Di kantor_
Entah kenapa Hassan sedari tadi terus melihat ke layar hanpondnya. Ia seperti sedang menunggu pesan seseorang yang tidak pernah ia inginkan sebelumnya
Ada rasa gelisah di hatinya. Jam makan siang sudah lewat beberapa menit yang lalu tapi Hassan belum beranjak atau memesan makanan
Entah mengapa ia sedang menunggu pesan dari Amira, pesan tanya atau sekedar ajakan untuk makan siang
Tak
Hassan memukul kepalanya cukup keras. Ada apa dengan dirinya. Apa ia sudah Gila! Kenapa ia tiba-tiba ingin mengharapkan Amira
Tidak tidak. Ini tidak boleh terjadi. Hassan akhirnya memesan makanan secara online untuk makan siangnya. Meskipun kadang-kadang ia melirik-lirik ke arah henpondnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BISU
Romance**MOHON MAAF SEBELUMNYA, JIKA TERDAPAT SALAH KATA, TANDA BACA, BAHASA, DAN SEBAGAINYA. KARENA AUTHOR MASIH TAHAP BELAJAR :) Wife (Istriku Bisu) berubah Judul menjadi 'Istri Bisu' ################################ Sinopsis : Menceritakan sepasang suam...