Part 5

15.5K 748 12
                                    

Hari demi hari berlalu. Beberapa hari ini sifat Hassan kepada Amira sedikit mulai berubah.

Meskipun sedikit tapi Mira merasa senang meskipun Hassan masih jutek kepada dirinya tapi tak apa setidaknya Hassan mulai bisa menerima keberadaan Amira

Seperti sekarang. Amira sedang membantu Hassan untuk mempersiapkan keperluan bekerja pagi hari ini. Ini kali pertama Amira bisa menyiapkan keperluan sang suami. Amira senang bukan kepalang. Hassan sudah bisa menerima sentuhan darinya

"Mir, cepat gue mau ke kantor ini" ucap Hassan mendesak Amira agar lebih cepat dalam memasangkan dasinya

"Sudah. Cepat aku mau sarapan" ucap Hassan sambil menarik tangan Amira menuju meja makan. Entah sadar atau tidak jika  ia menarik tangan itu dengan lembut

Pasangan suami istri itu pun beranjak menuju meja makan dan memulai sarapan pagi pertama kalinya bagi mereka dengan harmonis

***

"Ingat! Jangan keluar rumah tanpa seizin gue dan jangan berani menerima tamu siapa pun itu jika tidak ada gue, dan satu lagi jika terjadi sesuatu kabarin gue" pesan Hassan saat akan pergi ke kantor

Semenjak ada tetangga baru sebelah beberapa hari lalu, entah kenapa Hassan menjadi lebih possessive kepada Amira. Yang sebelumnya tidak pernah perduli menjadi perduli. Hassan tak sadar akan perubahannya

"Ingat pesanku mengerti" tekan Hassan

Amira mengangguk mengerti. Saat Hassan akan berbalik badan ke arah mobilnya, Amira menyodorkan tangan kanannya kepada Hassan.  Hassan yang melihat itu menjadi bingung. Hassan pikir amira sedang meminta uang padanya

"Untuk apa kau meminta uang. Kau mau berfoya-foya" ucap Hassan sedikit kasar dengan pikiran negatif. Apa uang yang ia beri kurang??

Amira menggeleng cepat bukan itu maksudnya. Kenapa Hassan berpikir jika ia meminta uang padanya

Karena takut terjadi kesalahpahaman Amira langsung mengambil tangan Hassan dan menyalimi tangan Hassan

Hassan terdiam sesaat melihat gerakan Amira

Setelah menyalimi tangan Hassan Amira tersenyum kepada  Hassan membuat Hassan salah tingkah. Ia sudah berburuk sangka rupanya

"Ya u-udah gue pergi" tiba-tiba Hassan berpamitan kepada Amira. Amira tersenyum lebar mendengar kata langka terucap di mulut Hassan. Tumben Hassan pamit padanya biasanya lamgsung pergi aja.

Buru-buru Hassan pergi dari hadapan Amira. Entah mengapa melihat senyuman Amira membuat jantung Hassan menjadi berdegup kencang. Perasaan apa ini?

🍂🍂🍂

"Lucy, apa jadwal ku hari ini" tanya Hassan setelah duduk di kursi kebesarannya

"Lima  menit lagi kita akan ada rapat dengan perusahaan Walker Corp pak" jawab Lucy lembut dengan senyuman yang terpantri di bibirnya

"Baiklah siapkan semua keperluannya" kata Hassan tanpa mengalihkan tatapannya pada dokumen di tangannya

"Kenapa masih disini, apa masih ada lagi?" Tanya Hassan saat melihat Lucy belum beranjak dari posisinya

"Emm, Hass-"

"Aku boss mu Lucy, bersikaplah layaknya kau bawahanku. Profesional lah" kata Hassan datar

Lucy terkejut mendengar kata Hassan. Pertama kalinya ia mendengar Hassan berkata seperti itu karena biasanya Hassan selalu bersikap lembut kepadanya

"Jika tidak ada lagi silahkan keluar" perintah Hassan dengan dingin

Lucy gelagapan mendengar nada dingin dan datar Hassan langsung bergegas keluar dari ruangan tersebut

Setelah sepeninggalan Lucy Hassan menyenderkan tubuhnya. Entah mengapa melihat Lucy ia menjadi tak berselera atau bosan melihatnya. Padahal ia sangat memuja tubuh Lucy

🍂🍂🍂

Saat ini Amira sedang berkutat di dapur. Karena bosan tidak ada kegiatan yang harus dilakukan, Amira  memutuskan untuk bereksperimen saja di dapur. Sekalian meningkatkan keahlian memasaknya

Diam-diam para pelayan melihat dan mencuri pandang ke arah Amira yang sedang memasak atau memotong bahan makanan tanpa membantu sedikitpun

Amira tentu tahu jika sedari tadi para pelayan melirik-lirik kearahnya. Tapi Amira biasa saja

Skip

Akhirnya setelah beberapa jam berkutat di dapur akhirnya makanan yang ia masak selesai juga. Amira  sengaja memasak banyak, ia ingin sekalian membagikan masakannya kepada penghuni rumah

Amira memanggil pelayan yang lewat dihadapannya dengan melambaikan tangannya juga

Sang pelayan yang tidak sengaja lewat mengalihkan tatapannya ke arah nyonya nya. Pelayan tersebut menghampiri Amira dengan malas

"Ya nya ada perlu apa" tanya Pelayan tersebut dengan malas

Amira menyodorkan masakan yang ia buat kepada pelayan tersebut. Sang pelayan bingung dibuatnya. Apa maksud sang nyonya menyodorkan makanan tersebut kepadanya

Tahu ketidakpahaman pelayan ini, Amira mengambil buku kecil dan pena di dekat meja, tempat ia meletakkannya tadi. Amira menuliskan kata-kata yang ia maksudkan

Setelah menulis amira menyerahkan buku kecil tersebut kearah pelayan yang Amira tidak tahu namaya itu

Sang pelayan membaca isi dari buku tersebut. Sang pelayan terdiam sesaat. Ada gerangan apakah sang nyonya bisu mereka  membagikan makanan. Apalagi makanan tersebut dalam bentuk banyak dan kelihatan sangat enak jika dilihat

"Emm nyonya-"

Amira langsung menyerahkan makanan tersebut ke tangan pelayan wanita dihadapanya. Amira juga menitipkan agar masakan tersebut di bagikan kepada seisi rumah

Setelah itu Amira menyiapkan makanan untuknya dan di bawanya ke kamar. Tentu saja Amira makan di kamar karena itu sudah jadi kebiasaan sejak sudah menikah dengan Hassan. Terlihat tidak sopan sih. Tapi bagaimana lagi ia trauma karena takut dimarahi lagi dan disiksa karena makan di meja makan

Amira pun membawa hasil masakannya ke arah kamar, pas sekali ini sudah jam makan siang. Amira sebelumnya sempat memikirkan suaminya. Apakah suaminya sudah makan atau belum? Ingin mengabari tapi takut membuat suaminya ngamuk

Pagi ini saja bisa berdekatan dengan suaminya ia sudah bersyukur. Tidak ada lagi penolakan dan hinaan seperti sebelum-sebelumnya. Setidaknya sudah ada kemajuan akan perubahan suaminya

🍂🍂🍂

_Di kantor_

Entah kenapa Hassan sedari tadi terus melihat ke layar hanpondnya. Ia seperti sedang menunggu pesan seseorang yang tidak pernah ia inginkan sebelumnya

Ada rasa gelisah di hatinya. Jam makan siang sudah lewat beberapa menit yang lalu tapi Hassan belum beranjak atau memesan makanan

Entah mengapa ia sedang menunggu pesan dari Amira, pesan tanya atau sekedar ajakan untuk makan siang

Tak

Hassan memukul kepalanya cukup keras. Ada apa dengan dirinya. Apa ia sudah Gila! Kenapa ia tiba-tiba ingin mengharapkan Amira

Tidak tidak. Ini tidak boleh terjadi. Hassan akhirnya memesan makanan secara online untuk makan siangnya. Meskipun kadang-kadang ia melirik-lirik ke arah henpondnya

ISTRI BISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang