Part 11

14.5K 832 26
                                    


Happy Reading

▪▪▪

Hidup setelah menikah itu ternyata sangat enak. Apa-apa segala keperluan kita disiapkan. Mulai dari kebutuhan luar sampai dalam. Segala keperluan kita sudah ada yang siapkan. Sungguh nikmatnya menikah. Dan Hassan baru merasakan itu sekarang. Sungguh bodoh dulu kamu Hassan

Pagi-pagi saja saat Hassan baru bangun tidur. Ia langsung disuguhkan oleh pemandangan dimana istrinya begitu sibuk mondar mandir. Mulai dari meyiapkan pakaian, air dan sarapannya.

Memang tak masalah sih tapi yang bikin masalah itu Hassan menjadi pusing juga jika melihat istrinya. Mana ia dianggurin lagi.

"Sayang mas pusing lihat kamu mondar mandir mulu" sahut Hassan

Amira yang sedang sibuk menyiapkan sepatu Hassan langsung terlonjak. Lah suaminya sudah bangun rupanya.

"Sini" pinta Hassan pada Amira agar mendekatinya

Amira tentu saja menurut perintah sang suami. Saat sudah dekat Hassan langsung menarik Amira kedalam pelukannya

"Suami bangun tu harusnya di kasih pelukan dan ciuman bukannya dianggurin" kata Hassan memeluk Amira

Amira : ("maaf mas, Amira terlalu sibuk tadi")

"Hm. Ya udah mana jatah mas" pinta Hassan memajukan wajahnya

Amira tentu saja malu mendengar permintaan sang suami. Meskipun itu hal lumrah dilakukan oleh suami istri tapi tetap saja Amira tetap malu.

"Cepat sayang" desak Hassan tidak sabaran

Dengan malu Amira akhirnya mengabulkan permintaan sang suami. Mencium pipi Hassan tapi...

"Loh kok situ yang. Sini loh sini" kata Hassan menunjuk bibirnya

Amira tambah dibuat malu. Ya allah. Bagaimana ini

"Cepat"

Akhirnya Amira pun mengecup bibir Hassan. Hassan tentu saja begitu senang karena permintaannya telah terkabul. Sungguh beruntung jika mempunyai istri penurut

Amira : (" ya sudah mas siap-siap gih. Hari ini kan mas harus kekantor") kata Amira melepas pelukan dari Hassan

"Ya udah mas mandi dulu" Hassan beranjak menuju kamar mandi dan melakukan ritual paginya

Skip

"Mir, kamu ikut aku ke kantor ya" kata Hassan saat menyelesaikan sarapan paginya

Amira yang sedang menuangkan air kedalam gelas Hassan langsung terlonjak. Ke kantor? Apa tidak apa ia kekantor? Memangnya Suaminya tidak malukah

"Apa?" Tanya Hassan saat Amira memandangnya

Amira : ("mas beneran ini?") Tanya Amira

"Kenapa memangnya?" Kata Hassan

Amira : ("Gak papa mas. Memang aku gak ganggu kamu apa?")

"Gak"

"Cepat habiskan sarapanmu. Lalu kita berangkat" titah Hassan

Amira hanya pasrah saja atas perintah sang suami.

"Lagian aku tau kamu bosan di mansion aja. Apa lagi sama mereka" kata Hassan melirik para pelayan

Jangan kira Hassan tidak tahu ya apa saja yang terjadi selama ia tidak ada. Hassan sufah mengetahui semuanya. Semua perilaku para pelayan kepada istrinya

Amira hanya diam memakan sarapannya. Ia tidak berkata apapun. Toh ia tak mempermasalahkan sikap pelayan kepadanya. Setidaknya ada mereka ia tidak terlalu kesepian di mansion

*****

"Pagi Mir, pak Hassan" sapa Andre saat di teras rumah. Pas sekali mereka sama-sama akan berangkat kerja

Amira hanya menampilkan senyuman saja. Dia hanya merespon akan sapaan ramah dari tetangga. Hassan jangan di tanya seperti biasa ia akan menampilkan wajah datar dan dinginnya.

"Mau berangkat kerja ya?" Kata Andre lagi

Amira : ("iya") balas Amira

"Sama dong. Ya udah mari. Saya duluan ya" kata Andre cepat karena sadar akan tatapan tak bersahabat dari suami tetangganya. Andre langsung menstarter mobilnya meninggalkan perkarangan rumah

("Mas") panggil Amira melambaikak tangannya di depan sang suami

Hassan langsung alihkan tatapanya pada wajah sang istri. Ia lagi dalam mode merajuk sekarang. Kenapa pula istrinya membalas sapaan pria tadi. Persetan dengan keramah tamahan antar tetangga

Hassan menampilkan wajah merajuknya kali ini. Amira di buat bingung, sekarang apa lagi? Kenapa wajah suaminya di tekuk seperti itu

"Aku marah sama kamu" ucap Hassan meninggalkan Amira. Hassan langsung masuk ke mobil meninggalkan Amira di luar

Ya salam. Amira harus membujuk ini. Huft. Ok Amira suamimu dalam mode tidak mood sekarang.

Amira harus lebih sabar sekarang. Sabar dalam menghadapi sikap suaminya yang suka berubah-ubah



* * * * *

ISTRI BISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang