"Boleh Ayah masuk?"
Saint menoleh kearah pintu kamarnya, tampak seorang pria paruhbaya berdiri disana sembari tersenyum lembut padanya.
"Masuk saja, ini kan Rumah Ayah" Jawab Saint singkat.
Bertahun-tahun terpisah dari Ayahnya membuat Saint merasa canggung ketika tinggal bersamanya lagi.
"Aku mencarimu kemana-mana selama ini, kau kemana saja?" Tanya Ayah berusaha menormalkan suaranya.
Dia amat merindukan anak lelakinya ini.
Saint tersenyum tipis, "Setelah Ibu meninggal, aku hidup sendiri. Mencari tempat tinggal dan makanan sendiri"
"Kenapa kau tidak menghubungi Ayah, nak?"
"Aku tidak mau mengganggu keluarga baru ayah" Jawab Saint enteng.
Ayah menatap putranya miris, karena kesalahannya, terpaksa dia harus bercerai dengan Ibu Saint dan meninggalkan Saint dengan mantan istrinya itu.
Dan tepat ketika dia menikah lagi dengan seorang perempuan lain, Ibu Saint meninggal karena dibunuh oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dia tidak bisa langsung menghampiri Saint saat itu juga karena dirinya harus mengurus pesta pernikahannya.
Dan ketika dirinya datang kesana, Saint pergi.
Tidak banyak yang dia bisa lakukan saat itu karena dia pun kini menanggung tanggung jawab sebagai kepala keluarga barunya.
Dia hanya bisa berdo'a agar Saint baik-baik saja, dan secepatnya bisa bertemu dengannya.
Hari itu, dia bertemu dengan Saint di dekat area perkebunan miliknya.
Lelaki itu terlihat duduk kelelahan sendiri di bangku miliknya.
Dan ini menjadi kesempatan emas baginya untuk merawat Saint sekarang, untuk menebus kesalahannya.
"Kau anakku juga, Saint. Ingat itu" Ayah mengelus rambut halus anak lelakinya yang terlihat semakin pendiam.
Saint hanya diam. Dia tidak marah pada Ayahnya yang baru muncul dihidupnya selama ini. Dia memakluminya karena Ayah kini memiliki keluarga baru.
Tapi ada satu hal yang dia takutkan.
Bagaimana jika Ayahnya menolak kehamilannya?
"Ayah" Panggil Saint pelan.
Ayah menoleh, senang sekali karena anak lelakiknya ini masih mau menyebutnya sebagai Ayahnya, "Ya?"
"Ayah tahu penyebab kematian Ibu?"
Ayah terdiam, dia tahu semuanya.
Awalnya dia tidak menyangka perempuan sebaik itu akan meninggal secara mengenaskan seperti ini.
"Keluarga Tanapon, Ayah tau merekalah penyebabnya" Gumam Ayah sendu, sedikit merindukan mantan istrinya.
Saint meremas tangannya gugup, "Anaknya... emm.. dia menganggap ini semua kesalahan Ibu, karena Papanya juga meninggal karena permasalahan ini... aku... aku berusaha menebus kesalahan Ibu selama ini"
Ayah mengangkat alisnya bingung, "Menebusnya? Apa maksudmu? Kenapa harus kau yang menebusnya? Kau tidak bersalah, Saint!"
"Aku hanya tidak ingin jasad Ibu tidak tenang disana, jadi... aku membiarkannya menyiksaku sebagai pelampiasan rasa sakitnya selama ini"
"Kau gila!" Teriak Ayah murka
**
Saint menundukkan kepalanya dalam-dalam, ini adalah pertama kalinya dia melihat Ayahnya marah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Hate [ END ]
FanfictionTentang hati yang sudah larut dalam dendam selama bertahun-tahun. Hingga terungkap jika semua itu hanyalah salah paham. Bisakah dia memperbaiki kesalahannya yang timbul karena dendam tak beralasan itu?