Cukup sebentar, hanya sebuah kecupan yang Austin berikan pada gadis dihadapannya, Austin memundurkan diri, bibirnya terlihat mengeluarkan senyum miring disana, walau sangat tipis.
Austin mendudukkan diri diatas sofa kamar, lagi-lagi melirik gadis yang masih saja mematung sambil mencerna apa yang terjadi, ia tertawa remeh.
Lihat, bahkan saat dia melepas pakaiannya sekalipun, Vela tak bergeming sama sekali, namun beberapa detik berlalu sepertinya gadis itu mulai menyadari apa yang dilakukan Austin.
Vela terkejut saat melihat Austin melepas satu persatu pakaian atasnya, memperlihatkan otot yang sepertinya masih tahap pembuatan.
"kenapa kamu melepas pakaian?" Tanya Vela dengan sedikit gugup, namun yang di tanya tak mengeluarkan satu katapun dari bibirnya.
Matanya melirik gadis bersurai panjang itu masih terkejut, smirk itu terlihat lagi, tanpa diduga ternyata Austin membuka lemarinya dan mengambil jaket serta kaos yang baru. Bodoh, Vela benar-benar bodoh, fikirannya memang tak bisa dihalau kalau sudah berada didekat Austin.
Austin memakai pakaian lalu mendekat kearah Vela lagi, sambil mengambil sebuah kunci mobil yang berada didekat Vela berdiri sekarang.
"Ngapain masih berdiri di pintu? Lo mau pulang atau mau tidur sama gue?" Ucap Austin datar.
"Pulang," jawab Vela cepat.
"Minggir dari pintu."
Vela langsung menyingkir dari depan pintu dan melihat Austin membukanya lalu keluar dari sana, Vela mengikuti dari belakang.
"Masuk, gue antar pulang."
Tanpa pikir panjang Vela langsung saja masuk ke dalam mobil sport merah yang sering Austin pakai untuk ke sekolah. Huh, apakah dia termasuk gadis beruntung karena bisa memasuki mobil semewah ini?
"Rumah lo dimana?"
"Di jalan xxxx."
Mereka sampai di depan halaman rumah Vela, Austin melihat sekeliling rumah, rumahnya cukup bagus walaupun kuno, sepertinya gadis ini selalu membersihkan rumah setiap saat untuk memperbagus rumah kecil mereka.
"Makasih udah nganterin,"
"Hmm," ucap Austin langsung menyalakan mobilnya kembali.
.
.Setelah Austin pulang, Vela langsung merebahkan dirinya di kasur kamar lalu memejamkan mata untuk mengusir rasa lelahnya. Entah kenapa kalau bertemu Austin dia pasti merasa lelah, mungkin karena nafas dan jantungnya terganggu.
Tapi sepertinya ia memang sangat lelah, buktinya sekarang dengkuran halus itu terdengar dari bibir mungilnya.
.
.Austin sedang bersantai di balkon kamar sambil merasakan angin yang menerpa pori-pori kulit pun sesekali membuat rambut nya yang cukup panjang bergerak.
Tok tok tok
Laki-laki itu mendengar bunyi ketukan dari arah pintu kamar, dengan malas ia berjalan gontai kearah pintu dan membukanya, memperlihatkan seorang perempuan yang tak lain adalah ibunya sendiri sedang berdiri sambil tersenyum.
"Kenapa Ma?" Tanya Austin cepat.
"Kamu jemput Vela gih, Mama masak banyak jadi Mama mau ajakin dia sekalian makan sama kita, kasian kalo dia makan sendiri terus dirumahnya," ucap Lina pada anaknya dengan lembut.
"Ngapain sih Ma, dia punya kaki kerumah sakit sambil bawa makanan, nanti juga dia makan berdua sama Mamanya."
"Gak ada tapi-tapian, tadi Mama udah nyuruh supir buat nganterin Mama Vela makanan, nah jadi sekarang kamu mama perintahin buat jemput dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
Teen FictionEND "Lo mau tau apa maksud gue nyium lo di depan umum?...... Karena gue pengen milikin lo seutuhnya." . . Hanya cerita gadis biasa dan laki-laki teramat sempurna. Namun di balik kata sempurna, tersimpan satu rahasia tak terduga dalam dirinya. Lalu...