Selamat membaca
●●●
Farel dan Fadel. Itu panggilan untuk Daffarel Liu dan Raffadel Liu. Mereka tidak kembar, hanya saja orang tua mereka sengaja memberi nama yang dekat. Oh ya, omong-omong, Farel lebih tua satu tahun dari Fadel.
"Yey, Baba sama Mama udah pulang!" seru Farel dan Fadel sangat antusias, langsung memeluk mereka berdua, meskipun hanya terpeluk sedikit. Orang tuanya baru saja pulang dari luar kota untuk menyelesaikan urusannya, sementara kedua anaknya tidak ikut, dan memilih dititipkan kepada kakek dan neneknya.
"Hey, jagoan baba, apa kabar?" tanya Darrel--sang ayah–sambil menggendong Farel dan Fadel bersamaan. Ah, rasanya, ia sangat merindukan kedua putranyam
"Baik, tapi kemarin didi jatuh dari sepeda, Ba," adu Farel—si kakak.
"Ih, Gege jangan bilang ke baba," ucap Fadel, turun dari pangkuan Darrel, lalu memeluk Yifei–sang ibu–yang sedari tadi hanya tersenyum memerhatikan semuanya, sementara sang gege hanya menjulurkan lidah kepada adiknya.
Darrel menurunkan Farel dari pangkuannya, lalu mengajak duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Bahkan, ia dan istrinya belum sempat membersihkan diri.
"Baba sama Mama bawain oleh-oleh apa buat aku sama Fadel?" tanya Farel.
"Kita gak bawa oleh-oleh, sayang, 'kan kita cuma sebentar," jawab Yifei, mengambil tempat duduk di sebelah Farel—karena Fadel langsung menghampiri ayahnya ketika duduk di sofa. Mendengar jawaban dari sang ibu, kedua anak itu langsung mengeluh.
"Jangan gitu dong! 'kan mereka di sana juga ada kerjaan," tegur sang kakek yang diangguki oleh sang nenek, membuat kedua anak itu memalingkan wajahnya dari sang kakek.
●●●
Sorenya, setelah selesai bermain di taman dekat rumahnya, Farel langsung menuju kamarnya untuk tidur, ia sudah mengantuk sedari tadi. Sementara Fadel masih di gendongan Darrel, mungkin ia tidur sekarang.
Melihat orang tuanya akan pamit, Darrel pun menidurkan Fadel di sofa, lalu berjalan menghampiri kedua orang tuanya.
Fadel terbangun ketika merasa dirinya tidak di gendongan ayahnya lagi. Berniat bangkit untuk menuju kamarnya, tetapi urung ketika melihat orang tuanya sedang berbicara serius dengan nenek kakeknya. Sebutlah ia tidak sopan, tapi ia sangat penasaran.
Napasnya tercekat ketika mendengarkannya. Ia langsung melamun, hingga kedua orang tuanya menghampirinya pun, ia tidak menyadarinya.
Darrel dan Yifei sama terkejut ketika melihat Fadel yang duduk sambil melamun. Menggenggam tangan Fadel, membuat sang empu menoleh.
"Kamu ngedengerin?" tanya Yifei lembut, sementara Fadel hanya mengangguk sebagai jawaban. "Udah, gak apa-apa, nggak usah dipikirin, ya."
●●●
Malam harinya terdengar teriakan dan bentakan yang berasal dari kamar Darrel dan Yifei. Membuat Fadel memeluk gulingnya erat. Ya, Fadel belum tidur. Takut, ia pun segera menuju ke kamar Farel yang berada di sebelahnya. Sayang, ketika sampai di sana ternyata Farel sudah tertidur.
"Gege, bangun," ucap Fadel sambil menggoyangkan tubuh Farel.
"Gege, bangun, Didi takut," ucap Fadel sambil menangis. Entah ada apa, Farel pun terbangun dan terkejut ketika melihat Fadel yang sedang menangis.
"Didi kok nangis? Kenapa?" tanya Farel panik, tetapi Fadel tidak menjawab dan terdengar suara teriakan dari kamar orang tuanya, dan segera Farel pun memeluk Fadel.
"Mama sama baba kenapa?" ucap Fadel pelan. Ah, bahkan matanya sudah sembab.
Farel menarik Fadel untuk melihat apa yang terjadi pada orang tuanya. Mereka begitu terkejut ketika melihat kamar orang tuanya berantakan.
Farel dan Fadel hanya diam sambil melihat orang tuanya yang sedang bertengkar. Fadel bahkan sekarang sudah kembali menangis, terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Mama, Baba!" panggil Farel yang terus memeluk Fadel, membuat kedua orang tuanya menoleh ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Fadel polos sambil mengusap kasar air matanya. Darrel dan Yifei diam, tidak berniat menjawabnya. Mereka masih kecil, dan mereka melihat ini semua, pikir Darrel dan Yifei.
Setelah agak lama diam, akhirnya Yifei menjawab, "Kita gak apa-apa kok." Tentunya ia berbohong. Mendengar jawaban dari Yifei, Darrel memilih memalingkan wajahnya, tidak mau melihat keadaan kedua putranya. Tidak mungkin, 'kan jika mereka menyebutkan yang sebenarnya?
"Bohong!" seru Farel tajam.
"Kita cu—"
"Bohong!" Kali ini giliran Fadel yang sekarang berani memotong ucapan orang tuanya.
"Kalian jangan salah paham, kita gak ngapa-ngapain kok," ucap Darrel membela Yifei. Oh bukan, lebih tepatnya membela dirinya sendiri, agar tidak dicap sebagai ayah yang buruk oleh kedua putranya.
"Bohong! Kita dari tadi di sini!" teriak Farel sambil menangis dan berlari ke kamarnya, sementara Fadel langsung mengejar Farel.
Darrel mengacak rambutnya frustasi. Bukan ini yang mereka inginkan. Mereka tidak menginginkan kedua putranya menangis hanya karena perdebatan bodoh yang mereka lakukan. Sementara Yifei, sudah duduk di pinggiran ranjangnya dan melamunkan hal yang menganggunya akhir-akhir ini.
●●●
Farel sekarang hanya diam di kamarnya. Ia memang masih kecil, tetapi ia sudah melihat masalah seperti ini. Bahkan Fadel yang sedari tadi duduk di sampingnya pun, ia abaikan.
Fadel merasa bersalah, karena dirinya, Farel harus melihat dan mendengarkan apa yang orang tuanya lakukan. Tetapi, Fadel sungguh ketakutan ketika mendengar berbagai suara di kamar orang tuanya. Ia takut jika hal itu memang terjadi.
"Gege, duibuqi," ucap Fadel pelan sambil meraih tangan Farel.
"Duibuqi, gege jadi dengerin ini semua," ucap Fadel menunduk sambil memerhatikan tangan Farel yang ada digenggamannya.
"Gak apa-apa, Di, gege di sini sama didi," ucap Farel lembut menatap Fadel yang masih menunduk.
"Wo ai ni, Di," ucap Farel tersenyum sambil memeluk Fadel dari samping dan membuat Fadel mendongakkan kepalanya untuk menoleh ke arah Farel.
"Wo ye ai ni, Ge," balas Fadel memeluk Farel.
●●●
TBC
My first fiction which use boys as main characters.
Hope y'all like it
Baba: Ayah
Gege: Kakak laki-laki
Didi: Adik laki-laki
Duibuqi: aku minta maaf
wo ai ni: aku menyayangi/mencintaimu
wo ye ai ni: aku menyayangi/mencintaimu juga.Salam dari jiejie-nya Song Yaxuan dan Liu Yaowen;)
10 vote baru up wkwk
28.7.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Family or Enemy
Teen FictionIT'S BROTHERSHIP STORY, NOT BL❗ [SELESAI] Ada tawa yang menggema bersamaan dengan tangis yang mengiris. Ada hati yang puas, tetapi ada luka yang juga meluas. Tentang jatuh, patah, dan kembali bangkit, meskipun cukup sulit. Tentang mereka yang sempa...