28. Remember your position, please!

1.1K 115 34
                                    

Gue yakin kalian tau cara menghargai suatu karya. Iya betul, dengan klik ikon bintang di sisi kiri bawah.

Selamat membaca

●●●

Saking bahagianya karena kakaknya sudah diperbolehkan pulang, mereka bahkan sampai lupa memberitahukan orang tuanya tentang hal tersebut. Perhatian Fadel dan Dave hanya tertuju pada Farel seorang.

"Paman sama bibi udah dikasih tau belum?" tanya Farel sambil memerhatikan Fadel yang sedang membereskan pakaiannya. Fadel dan Dave yang lupa pun hanya menepuk jidatnya.

"Lupa," ucap Fadel dan Dave bersamaan.

"Gue aja yang ngasih taunya," ucap Dave mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Dave langsung menghubungi sang mama. Setelah diangkat, Dave langsung mengaktifkan pengeras suara.

"Kenapa, Sayang?"

Dave sempat diam beberapa saat ketika Kirana memanggilnya dengan sebutan sayang. Ini sudah lama sekali sejak terakhir sang mama memanggilnya sayang.

"Sayang?"

Dave mengerjapkan matanya ketika Fadel memukul pelan lengannya. "Pulang kapan?" tanya Dave berbasa-basi.

"Ini lagi siap-siap."

"Cepet pulang!"

"Gege udah bangun, Bi!" teriak Fadel.

"Dari kapan?"

"Udah lama, Ma, sekarang malah udah mau pulang," jawab Dave.

"Coba kasih ke Farel hapenya."

Dave langsung memberikan ponselnya kepada Farel yang terlihat sedikit bingung karena tidak menyimak obrolan mereka. Dave memberi isyarat bahwa teleponnya sedang terhubung kepada sang Mama, Farel yang mengerti pun menerima ponsel Dave.

"Halo, Bi," ucap Farel. Sejujurnya, ia masih lemas hanya untuk berbicara, maka dari itu, sedari tadi ia diam terus.

"Syukur kamu udah baikan."

●●●

Selesai membereskan barang-barang milik Farel, mereka langsung berjalan menuju parkiran mengingat Dave tadi membawa mobil---tentunya sudah mendapat izin dari ayahnya---, tetapi Fadel memilih untuk menuju ruangan milik Randy, berniat pamit dan berterima kasih.

Randy yang menyadari kedatangan Fadel pun mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum begitu melihat Fadel. Segera saja ia menyuruh Fadel untuk duduk.

"Lain kali bilangin ke Farel biar fokus di jalannya," ucap Randy dan diangguki oleh Fadel, "dan inget pesan saya!" Fadel mengangguk lagi.

"Makasih, dok, buat semuanya," ucap Fadel yang dibalas anggukan dan senyuman, "saya permisi," pamit Fadel.

"Kayak sering liat mereka, tapi di mana dan siapa?" batin Randy.

●●●

Benar sekali. Siang ini, Hayden dan Kirana sudah sampai di Indonesia. Mereka---Hayden dan Kirana---mengambil penerbangan paling pagi. Sangat bersemangat mengingat Farel sudah membaik.

Family or EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang