Gue yakin kalian tau cara menghargai suatu karya. Iya betul, dengan klik ikon bintang di sisi kiri bawah.
Selamat membaca
●●●
Beberapa bulan ini, anak manis itu lebih sering diam. Ya, setelah kedua kakaknya---ia sudah sangat nyaman dengan mereka---ikut pergi bersama sang ayah. Tetapi, hari ini, Dave senang bukan main, karena Farel dan Fadel akan kembali ke Indonesia juga Hayden.
Lihatlah, bahkan sekarang Dave sedang memasak berbagai macam makanan bersama Kirana, padahal kapan sih seorang Eldave Zhu berani memasak? Dave bilang ini spesial untuk Farel dan Fadel.
Setelah semuanya selesai, Dave dan Kirana memutuskan untuk menunggu kedatangan mereka---Farel, Fadel dan Hayden---di ruang keluarga sambil menonton televisi.
Terdengar ketukan pintu, membuatnya langsung berlari membukakan pintunya. Wajahnya seketika cemberut, mengetahui jika yang mengetuk pintu bukanlah ayah dan kedua kakaknya, melainkan tetangganya yang memberikan undangan.
"Kenapa?" tanya sang ibu kala melihat wajah putranya cemberut.
"Bukan Gege sama Papa," jawabnya menyimpan undangan tersebut di atas meja.
"Mereka jadi pulang sekarang gak sih?" tanya Dave kesal.
"Jadi, sayang," jawab Kirana lembut. Tetapi, Dave sudah terlanjur kesal, membuatnya langsung berjalan menuju kamarnya.
Kirana memutuskan untuk tetap menunggu mereka di ruang keluarga sambil sesekali mengganti saluran televisinya.
Tak lama, terdengar ketukan pintu, segera saja Kirana membukanya. Dan, ya, itu mereka, Farel, Fadel dan Hayden. Segera saja, Kirana memeluk Hayden lalu memeluk Farel dan Fadel.
"Dave mana, Bi?" tanya Fadel ketika menyadari tidak ada Dave di samping Kirana.
"Di kamar," ucap Kirana, "sana samperin! Tadi marah-marah soalnya kalian lama," lanjut Kirana, diangguki oleh Farel dan Fadel yang langsung berlari ke kamar Dave.
Farel mengetuk pintu kamar Dave, tetapi tidak Dave buka. Terus saja Farel dan Fadel mengetuk pintunya bergantian. Hingga agak lama, Dave membuka dengan wajah kesal.
"Apa?" tanya Dave dengan mata tertutup. Mungkin ketiduran, pikir Farel dan Fadel.
"Dave!" seru kedua saudara itu bersamaan, membuat Dave membuka matanya.
"Gege!" teriak Dave, memeluk Fadel--karena memang berada tepat di depannya. Hampir saja Fadel terjatuh jika tidak ditahan oleh Farel. Setelahnya, Dave memeluk Farel, beruntung Farel bisa menyeimbangkannya.
"Dave kangen," ucap Dave menundukkan kepalanya.
"Kita juga kangen sama Dave, kangen banget malah," ucap Farel membuat Dave tersenyum lagi.
"Udah, ayo ke bawah kita makan dulu!" ajak Hayden yang sedari tadi memerhatikan mereka bersama sang istri.
"Papa!" panggil Dave, berlari menuju Hayden.
"Katanya gak akan kangen papa," goda Hayden yang langsung menggendong putranya. Sebelum mereka berangkat, Dave pernah bilang jika ia hanya akan rindu Farel dan Fadel saja.
"Ih, Papa! Itu boongan," rengek Dave.
"Ayo turun," ajak Kirana sembari menggandeng tangan Farel dan Fadel.
●●●
Kirana menyiapkan makanan untuk semuanya. Hingga bagian Farel, Kirana memberikan makanan kesukaan Dave dan mengundang protes dari Dave.
"Itu 'kan kesukaan Dave!" protes Dave, "Dave juga yang masaknya!" Lanjutnya.
"Katanya tadi buat gege," ucap Kirana.
"Dave juga pengen nyobain!" Seru Dave.
Kirana menatap Hayden, menunggu persetujuan. Cukup was-was, karena baru kemarin putranya memakan makanan itu. Terlalu takut jika hal buruk akan terjadi. Hayden mengangguk, mengizinkan.
●●●
Malam sudah menyapa. Keluarga itu pun memilih untuk berkeliling menghabiskan waktu. Salah satu mall menjadi tujuannya. Hayden yang membawa putra bungsunya bermain beberapa permainan, dan Kirana membawa yang lainnya untuk membeli beberapa mainan.
"Bibi!" panggil Fadel menahan tangan Kirana.
"Apa, Sayang?" tanya Kirana sedikit berjongkok untuk menyamakan tingginya.
"Aku pengen itu," ucap Fadel menunduk malu sambil menunjuk salah satu mainan. Kirana hanya tersenyum dan langsung mengiyakan keinginan Fadel.
"Farel mau juga?" tanya Kirana.
Yang ditanya hanya menggelengkan kepala, dan berucap, "Nggak. Beliin aja buat Dave. Kalo aku 'kan bisa berdua sama didi."
●●●
Di perjalanan, Farel, Fadel dan Dave malah tertidur. Mungkin terlalu cape untuk ukuran anak kecil berumur tujuh dan delapan tahun.
"Mas!" panggil Kirana setelah memastikan mereka---Farel, Fadel dan Dave---tertidur, yang dibalas gumaman, lalu kembali fokus menyetir.
"Mereka kok mirip sama Alvaro dan Aldave, ya, Mas?" tanya Kirana, membuat Hayden mengerem mobilnya mendadak. Dan itu membuat Farel, Fadel dan Dave terbangun dari tidurnya. Jangan lupakan, klakson kendaraan lain pun terdengar.
"Kenapa, Paman?" tanya Farel setelah berhasil mengumpulkan semua kesadarannya.
"Gak apa-apa kok, Sayang, tidur lagi aja," ucap Hayden menoleh ke belakang.
"M-maksudnya apa sih, Na?" ucap Hayden berbisik, takut yang lain mendengarnya, "jangan aneh-aneh deh!"
"Nanti aja deh, Mas," ucap Kirana mengakhiri.
Maaf, aku belum siap.
●●●
TBCSalam dari jiejie-nya Song Yaxuan dan Liu Yaowen;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Family or Enemy
Teen FictionIT'S BROTHERSHIP STORY, NOT BL❗ [SELESAI] Ada tawa yang menggema bersamaan dengan tangis yang mengiris. Ada hati yang puas, tetapi ada luka yang juga meluas. Tentang jatuh, patah, dan kembali bangkit, meskipun cukup sulit. Tentang mereka yang sempa...