Gue yakin kalian tau cara menghargai suatu karya. Iya betul, dengan klik ikon bintang di sisi kiri bawah.
Selamat membaca
●●●
Ulangan akhir semester akan segera dimulai. Semua siswa yang memang ingin mendapat nilai bagus terus mempersiapkannya. Mulai dari mencari kisi-kisi baik dari teman kelas lain maupun dari gurunya, sampai mencari berbagai macam latihan soal yang sekiranya bisa untuk dipakai belajar.
Seperti Farel dan Fadel. Sekarang mereka sibuk mencari berbagai macam kisi-kisi dan juga soal latihan. Bahkan, Fadel sampai bertanya kepada temannya yang di China. Tau aja ada yang sama, pikirnya. Padahal pasti berbeda.
Berbeda dengan Dave, ia bahkan terlihat sangat santai setelah mengetahui ulangan semester akan segera dimulai. Menurutnya, soal ulangan itu tidak susah, asalkan mengerti dan mau latihan.
Remaja tampan itu tiduran, sesekali meringis ketika sakitnya menjadi sering muncul. Yes, he's wrong, because he decides to stop his treatment and he doesn't tell his parents about this.
Terdengar ketukan pintu. Dave yang tidak mau ada yang mengetahuinya segera berlari menuju kamar mandi di kamarnya, meskipun cukup sulit untuk hanya sekedar berdiri, dan ringisan lebih sering terdengar.
"Dave!" panggil seseorang dari luar kamarnya. Meskipun sudah menutup pintu kamar mandinya, tetap saja suara panggilan itu terdengar walau pelan.
"Dave!" panggilnya lagi.
"Apa, Fad?" tanya Dave membukakan pintu kamarnya. Dave memilih untuk keluar dari kamar mandi dan membukakan pintu lebih dulu agar Fadel tidak curiga.
"Mau liat materi buat ulangan besok. Siapa tau punya gue ada yang gak lengkap," jawab Fadel mengikuti Dave memasuki kamarnya. Sementara Dave memilih untuk masuk ke kamar mandi.
Remaja berambut hitam itu menyalakan kerannya supaya remaja lain yang di kamarnya tidak mendengarnya. Ia terus meringis sambil menekan dadanya.
Sedangkan Fadel akhirnya memilih untuk melihat beberapa buku catatan milik Dave, menyamakan dengan miliknya. Setelah ketemu, Fadel menyalin catatan milik Dave sembari menunggu Dave keluar dari kamar mandi.
"Lo ngapain anjir di kamar mandi lama amat?" tanya Fadel mengetuk pintu kamar mandi Dave. Tidak ada jawaban, hanya sedikit terdengar suara ringisan yang entah kenapa membuatnya sakit juga.
"Lo gak apa-apa 'kan, Dave?" tanya Fadel sedikit khawatir.
Dave akhirnya membuka pintu kamar mandinya, sudah terlalu lama di dalam sana, dan Fadel sudah curiga. Ketika membuka pintunya, ia terkejut ketika melihat Fadel di depan pintu kamar mandinya.
"Lo ngapain?" tanya Dave.
"Lo baik-baik aja, 'kan?" tanya balik Fadel, matanya menatap mata Dave.
"Emang gue kenapa?" tanya Dave.
"Gue gak baik-baik aja, Fad," batinnya mengoreksi.
"Oh, ya udah. Gue udah nyalinnya. Makasih," ucap Fadel berjalan keluar kamar Dave.
Dave langsung menutup pintu kamarnya lagi. Setelahnya, ia langsung merebahkan kembali tubuhnya. Sakitnya belum sepenuhnya hilang, meskipun sudah berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family or Enemy
Teen FictionIT'S BROTHERSHIP STORY, NOT BL❗ [SELESAI] Ada tawa yang menggema bersamaan dengan tangis yang mengiris. Ada hati yang puas, tetapi ada luka yang juga meluas. Tentang jatuh, patah, dan kembali bangkit, meskipun cukup sulit. Tentang mereka yang sempa...