Ch 9 - Syarat Berpisah

2.2K 288 23
                                    

Jimin sudah terlepas dari Jungkook bahkan sebelum dinyatakan bercerai. Perpisahan tepat berada didepan matanya sendiri. Tapi dia masih belum bisa menerima ini. Tidak ada yang bisa diterimanya, meski itu tentang Jungkook ataupun Taehyung.

"Anak perempuan kita cantik sekali, Jimin."

Kata Taehyung, tersenyum memperhatikan betapa cantiknya bayi yang sudah Jimin lahirkan.

"Aku akan memberikan dia nama sekarang."

Kata Taehyung lagi, tapi Jimin tidak menanggapinya. Taehyung pikir kasihan anak ini jika harus memiliki nama ketika Jungkook ada waktu untuk melihatnya. Sementara orangnya sendiri terlihat tidak peduli karena sampai saat ini, bahkan Jungkook tidak ada niatan untuk menemuinya.

"Namanya Kim Hana."

Taehyung mengelus pipi bayi itu, dan tetap bicara.

"Hana artinya satu, dia Kim ke satu. Anakku yang pertama."

"Tae, dia anaknya Jungkook."

"Tapi dia anakmu. Anakmu berarti adalah anakku juga."

"Aku berubah pikiran, Taehyung. Aku ingin memberikan bayi itu pada Jungkook."

"Jimin, kita sudah membicarakan ini sejak awal. Anak ini akan ikut bersama kita."

"Kita bisa memiliki anak sendiri. Melihatnya akan terus mengingatkanku pada Jungkook. Itu tidak akan baik untuk kita."

"Tidak, Jimin."

Taehyung memaksa. Dia tidak ingin nantinya Jungkook akan menjadikan Hana sebagai alasan untuk kembali dekat dengan Jimin. Pokoknya dia akan mencegah kontak apapun antara Jungkook dan Jimin setelah mereka resmi bercerai.

"Apa Jungkook akan datang melihat anakku?"

Tanya Jimin, menyerah beradu argumen dengan Taehyung.

"Tidak sekarang. Jungkook bilang dia ada pekerjaan. Kau tahu setelah dia debut di Amerika, dia menjadi sangat sibuk daripada disini."

Benar, Jungkook dan skandal gilanya yang semakin menjadi-jadi telah membuatnya mendapat perhatian banyak orang barat daripada di Korea tempat dimana dia berasal. Semua orang di negara ini menghujatnya sebagai laki-laki brengsek, tukang gonta ganti pasangan, dan yang terbaru adalah tentang dia yang lari dari tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.

Meski Jimin bersi keras mengatakan kalau Jungkook masih memenuhi tugasnya dengan memberikan uang untuknya dan juga anaknya, tapi itu tidak dapat membuat masyarakat kehilangan kebencian pada Jungkook.

Apalagi di Amerika sana, Jungkook membuat pernyataan yang berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan Jimin di sini. Seolah-olah Jungkook sengaja membuat namanya tetap tercemar dengan menegaskan kalau dia akan membuang jauh orang yang sudah menjadi mantannya. Termasuk masalah anak, dia menegaskan kalau dia masih muda dan memiliki anak sama sekali bukan gaya hidupnya. Dia adalah lelaki yang bebas.

Jimin tidak mengerti, apa yang Jungkook pikirkan dengan mengatakan kalau dia adalah pria modern yang hanya ingin bersenang-senang. Dia pikir manusia mencari kenikmatan di dunia ini, setelah puas untuk apa mempertahankan sesuatu yang membosankan? Sementara di luar sana ada banyak orang yang berbeda untuk bisa memenuhi kebutuhannya sebagai laki-laki. 

Kata-kata Jungkook membuat Jimin semakin bersedih dari hari ke hari. Betapa dia menyesal telah menyakiti Jungkook. Orang-orang bilang, seseorang yang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti. Dan Jimin sekarang mengerti kenapa bisa demikian.

Seandainya saja dulu Jimin tahu bahwa skandal yang Jungkook buat adalah semata-mata karena Jungkook merasa kesepian dan membutuhkan seseorang yang bisa selalu ada disampingnya. Buktinya setelah dia pikir menemukannya, Jungkook berubah menjadi laki-laki yang baik. Dia yang kasar dan seenaknya telah berubah menjadi perhatian. Sedikit-sedikit Jimin bisa melihat diri Jungkook yang sebenarnya. Tapi sekarang?

[End] SkandaLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang