Penyerangan Balik 2

42 4 0
                                    

Ridho langsung menendang musuhnya dan membuat musuhnya terkapar. Melihat hal tadi, membuat Silvi shock dan langsung jatuh, dengan sigap ridho menadah badan silvi dan memidahkannya ke warung pinggir dibantu putri.

"Tunggu sini aja ya, sampe dia bangun, nanti gua balik lagi." ucap ridho meninggalkan 2 wanita itu di pinggir warung, dan kembali ke tempat nya.

Pertarungan semakin sengit dan berhenti 15 menit kemudian, dalam keadaan SMA Adhyaksa kalah dan Baktisurya sukses membalaskan dendam nya.

"Gausah cari masalah Sama sekolah gue, terlebih lagi sama gank gua, lo akan tau akibatnya" Ucap yahya di depan wajah rifnu yang terkapar di tanah.

"Cabut" Ajak bowo dan semua mengikuti bowo, terkecuali radhit yang diajak ridho menemui dua siswi yang di warung tadi.

"Dhit, ikut gue dulu. Woy, gua sama radhit nyusul" ucap ridho sambil melambaikan tangannya, dan mendapat tanda "iya" dari teman-temannya.

"Kemana?" tanya radhit singkat.

"kesitu" menunjuk ke arah warung kecil dengan dagunya.

Radhit dan Ridho berjalan menuju 2 siswi tersebut. Ridho menepuk pundak Putri yang masih terduduk dengan kepala Silvi di pahanya.

"Put,belum bangun dia?" tanya ridho sambil mendaratkan bokongnya dikursi terdekat.

"Tadi udah bangun, tapi katanya pusing banget trus tidur lagi" jelas putri.

"Sil, bangun, ayo pulang. Gua anter." Ucap ridho di samping kuping silvi, yang membuat silvi perlahan membuka matanya.

"K-kok, gue disini? Dan kenapa ada lo?" Ujar silvi setengah sadar memegangi kepalanya sambil memperhatikan Ridho dan Radhit.

"Lo pingsan tadi ditengah-tengah orang tawuran" Ucap ridho memperhatikan.

"Pingsan? Tawuran? Siapa yang tawuran?" Ujar silvi yang terus bertanya karna tak paham dengan ucapan teman-temannya.

"Jadi, pas tadi kita pulang sekolah, kan kita lewat jalan peluit, nah disitu SMA Baktisurya lagi nyerang SMA Adhyaksa karna masalah tadi pagi pas upacara" Jelas putri panjang kali lebar, yang sekarang di pahami oleh silvi.

"Ehh itu, dahi lo, berdarah, sini gua obatin." ucap silvi sambil memajukan badannya, seraya memegang dahi Ridho yang mengelurarkan darah segar sedari tadi.

"Ngerepotin" ucap ridho malu.

"Anggep aja balas budi gue." tugas silvi yang terus mengobati ridho dengan pelan-pelan.

"Gua anterin ya baliknya?" ajak Ridho yang membuat silvi ternganga.

"G-gua berdua sama putri, kalian duluan aja" Ucap Silvi alasan.

"Putri sama gua, lo sama ridho. Ayok cepet, udah mau sore." seraya meninggalkan mereka bertiga.

Radhit dan Ridho berpisah di Persimpangan dan hanya menyisahkan 2 orang disana yang duduk diatas motor berdua dengan perasaan gugup tanpa bicara, Dan suara Ridho lah yang mengacaukan Fikiran itu saat tiba di depan rumah Silvi.

"Besok gua boleh jemput lo ga?" Tanya Ridho dengan ragu.

"E-eh gue bb-besok dianter supir gue" Dengan terbata-bata silvi menjawab dan Tiba-tiba terdengar suara dari belakang yang membuat silvi terhentak.

"Pak Deri besok anter ayah ke bandara, kamu bareng dia aja, ga ngerepotin kan nak?" Tanya ayah silvi yang bernama Ferry.

"Ahh enggak om, kan saya yang nawarin" jawab ridho dengan semangat.

"Yasudah besok jam setengah 7 yaa nak" Ferry yang langsung melirik silvi dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gimana sil? Mau?" Tanya ridho lagi memastikan jawaban dari silvi.

"Iya iya deh, Gua Kalah. Besok jam setengah 7 ya, gua tunggu" Jawab silvi sambil tersenyum, dan mendapat anggukan dari ridho.

Jam sudah menunjukan pukul 18:56, dan terlihat disekitaran taman kota masih ramai disekitarnya. Ia hendak berdiri namun ditahan oleh seseorang, dan membuat ia terduduk kembali.

"Duduk" ucap seorang perempuan muda, tinggi dan rambut hitam yang tergerai.

"Ada apa?" Ucapnya sambil melirik malas.

"Gua mau balikan sama lo, gua nyesel ninggalin lo dan gua akan terus se..." Ucap nya memohon dan terpotong karna jari telunjuk menempeldi bibirnya.

"Gausah mohon-mohon sama gua, gua gaperlu. Dan, baru sekarang lo nyesel? 2 tahun kemaren kemana aja mba? Bahagia?. Gue cabut." Ucap pria ini dan pergi meninggalkan sang wanita yang masih terduduk dan mentapa kepergiannya.

"Rachli, tunggu, gue bisa jelasiin. Rachliii" teriaknya sambil menatap punggung lelaki itu pergi.

Pagi menyapa memasuki alam semesta, terlihat embun yang masih pekat di dedaunan, meninggalkan udara yang sangat sejuk.

Suasana di WBN Pun sudah lumayan ramai, Radhit yang terduduk dengan muka santainya, Ridho,Faiz dan Fajar yang selalu mengeluarkan tawanya, Nanda dan Naufal dipinggir menghembuskan asap dari mulutnya.
Tidak seperti biasa Ketua-nya datang terlambat, pagi-pagi buta pun ketuanya sudah di basecamp sambil meminum kopi, tapi tidak dengan hari ini, sampai jam segini pun ketuanya masih belum terlihat batang hidung nya.













Syudah Update mamang, sorry kalo lama, Mageran akutu.

Voment yaa

Thanks❤

Two Choice.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang