"Buk, ini tugas saya gimana, Buk?" Rio frustasi. Tugasnya baru saja ditolak, hanya karena telat mengumpul meski hanya semenit saja.
Wanita yang di panggil 'Buk' hanya menggelengkan kepalanya. Sudah berkali-kali mahasiswanya itu tidak tau diri. Di kasih hati minta jantung. Sudah berkali-kali ia memaafkan si pria jangkung, tapi tetap saja di ulang lagi lagi dan lagi.
"Buk, ayolah buk, kali iniiiiiiiiii saja. Saya janji tidak akan telat lagi, buk" Rio terus mengejar sang dosen yang berjalan tidak pelan. Rio memohon agar tugasnya di terima. Ayolah ia tidak mau mengulang!
"Kamu sudah sering saya peringatkan, tapi tidak pernah dengar" wanita berstatus dosen itu menghentikan langkahnya, melipat kedua tangan di dada dan menatap Rio dengan bosan
"Kamu selalu berjanji ini dan itu, tapi tidak ada yang di tepati! Kali ini, saya tidak akan memberimu toleransi lagi, Rio"
Hancur sudah harapan Rio. Ini semua gara-gara mantan pacarnya. Andai saja mantannya tidak mencegatnya tadi untuk meminta balikan, pasti ia tidak akan telat.
"Buk, ayolah buk. Tadi itu mantan pacar saya......"
"Saya tidak perduli dengan dunia percintaan kamu, Rio!"
Tegas. Dan selesai sudah. Wanita itu sudah masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Rio. Rio frustasi, sungguh!!
"Sudah semester tua, tapi masih saja tidak berubah" monolog sang dosen yang tengah menyetir mobil. Mengajarnya kali ini sudah selesai. Ia lelah sekali astaga. Ternyata mengajar bukan hal yang mudah.
Kalau saja bukan karena ayahnya yang meminta, ia sih ogah sekali menggantikan Prof. Bagus.
Iya, ia hanya dosen pengganti.
......
Rio memasuki cafe dengan lesu, perasaannya campur aduk. Bukan bermaksud lebay, tapi ia tidak rela mengulang hanya karena telat mengumpul tugas. Ini semua gara-gara mantan pacarnya!
"Mbak, saya pesen seperti biasa ya" ucap Rio pada penjaga cafe. Yang di panggil 'mbak' hanya tersenyum sembari mengangguk.
Rio duduk dengan tenang, ia menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi. Rio menarik nafas dalam, menghembuskannya dengan perlahan melalui mulut. Pikirannya menerawang, memikirkan banyak hal.
"Mbak, kopi seperti biasa ya" ucap seorang wanita. Rio mengalihkan pandangannya, menatap pada sang wanita pemesan kopi.
Rio mengerjap-ngerjapkan matanya, dia tidak sedang salah lihat kan? Wahh keberuntungan!
Rio segera beranjak dari tempat duduknya, berlari kecil menghampiri sang wanita. Bahkan rio dengan berani duduk di meja sang gadis
"Astaga! Kamu mengejutkan saya, Rio" iya, wanita itu adalah y/n. Dosen yang beberapa jam lalu menolak tugas Rio.
"Buk, please, terima tugas saya, Buk" mohon Rio untuk kesekian kalinya. Pria berlesung pipi itu segera mengeluarkan tugasnya dari tas. "Sekaliiiiii ini lagi saja, Buk" Rio menyodorkan tugasnya dengan wajah memelas. Berharap semoga saja tugasnya di terima.
"Saya tidak mau mengulang, Buk" y/n mengangkat sebelah alisnya, menatap Rio dengan tatapan 'kamu gila?' y/n melipat kedua tangannya di dada "sudah berapa kali kamu berjanji sama saya? Hm?"
Rio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Malu. Ia terlampau sering berjanji
"Kamu sudah terlalu sering janji ini dan itu sama saya. Tapi, satupun gak ada yang kamu tepati. Selalu saja kamu ulangi. Heran saya sama kamu, Rio""Ma...af, Buk"
Y/n menghela nafas. Oke, kali ini saja. Sekali ini saja, ia memaafkan Rio kembali. Setelahnya, tidak akan pernah!Y/n meraih tugas Rio, membaca tulisan tangan pria berlesung pipi itu dengan teliti. Untuk ukuran laki-laki, tulisan Rio bisa di bilang bagus dan rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamaku
Genç KurguKumpulan [ONE SHOOT] . carilah apa yang benar dan tinggalkan yang salah. hidup hanya sekali. jangan menyesal di kemudian hari. ini hanya tentang kita. cukup kita dan jangan ada yang lain.