-Prolog-

499 32 5
                                    

-Happy Reading-

-♡-

Bugh

Terlihat seorang wanita paruh baya, memukul tubuh gadis kecil kencang hingga membuat sang anak terjatuh air matanya yang dia tahan keluar begitu keras.

"Dasar anak ga guna!!, kamu digedein ga tau diri ya!!" Murka seorang wanita baya kepada gadis kecil yang terduduk.

"Ampun bu, Nada ga akan ngulangin lagi bu" gumam gadis kecil yang bernama Nada Arsyabella.

"Ampun ampun, sana cari uang, jangan harap kalau kamu pulang sebelum dapat uang yang saya mau"

Lagi lagi wanita itu mendorong anak kecil itu hingga tersungkur.

Byurrrr

"NADA BANGUN !!!" Bentakan dan siaraman air membuat gadis yang bernama Nada terbangun dari mimpi buruknya, pandangannya menatap kaka perempuannya dengan sendu.

"BANGUN GOBLOK, LO GA SEKOLAH? HA? UDAH GOBLOK TAMBAH GOBLOK" Bentakan itu memang sudah makanan sehari harinya.

"I-iy-iyaaa ka Nada mau bersih bersih makasih udah bangunin aku" ucap Nada lalu segera berlalu dari hadapan sang kaka.

-♡-

Nada berjalan menyusuri lorong sekolahnya, dia meringis kecil merasakan sakit sekaligus ngilu pada lengannya.

Nada memasuki kelasnya lalu duduk di barisan paling belakang ujung kelas, Nada duduk sendiri tanpa banyak yang mengenalnya.

Pandangannya menerawang kala ibunya memukul dirinya dengan gagang sapu yang terbuat dari kayu .

"He! anak sialan, pulang nanti bawa duit, kalau kagak lu ga dapet jatah makan" ucap Melda -ibu tirinya- Nada. Nada meringis.

"I-iyaa ib-" ucapannya terputus kala sang ibu memukulnya memakai tangkai kayu

Bughh

"Ahhsss" rungis Nada hingga terduduk dilantai.

"Ibu? Emang gua ibu lo? Cuman anak pungut yang ga tau diri kayak lo?!!! najis gua punya anak kayak lo, manggilnya yang sopan, nyonya bukan ibu" maki Melda kepada Nada yang menangis pilu. Sakit tubuhnya tak sebanding sakit dihatinya.

"PAHAM GA LO? NANGIS MULU" Dengus kaka tirinya -Alena Revalia-

"Paham" lirih Nada

"Nada Arsyabella, apakah kamu mendengar saya saat sedang menerangkan" suara bariton milik pak Anton membuat Nada tersadar akan lamunanya.

"Maaf pak, saya kurang fokus" ucap Nada menduduk menahan malu saat dirinya dipandang satu kelas.

"Lebih baik kamu ke kamar mandi, tenangin dulu, biar fokus menghadapi pelajaran saya" mendengar usiran halus pak Anton membuat Nada menghela nafas.

"Baik pak" ucap Nada lesu, Nada jalan keluar kelas, dengan pandangan lesu

-♡-

Nada berjalan ke arah kamar mandi dengan lesu, saat sampai di kamar mandi Nada mencuci tangan dan wajahnya di washtafel kamar mandi perempuan, sudah dikatakan bahwa sekolah yang Nada tempati sekolah elit jadi jangan heran kamar mandinya seperti kamar mandi mall mall yang belum pernah Nada kunjungi.

Our STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang