-Happy Reading-
-♡-
Kaki nya berpijak di negara ini lagi. Nada mengambil nafas lalu menghembuskan nafasnya. Seminggu setelah dia menjawab kalau dirinya akan ikut Devan ke Indonesia kembali, Devan menunda bulan madunya yang sebenarnya masih 2 minggu lagi.
Hari ini, Nada berdiri dengan memegang koper, disampingnya ada Alana yang memegang perutnya, untung kandungannya kuat sehingga dia diperbolehkan dokter untuk menaiki pesawat.
"Nada, lo mau kemana dulu" tanya Devan sambil menggiring mereka ke arah taksi yang sudah Devan pesan.
"Kerumah gue" ucapan Nada membuat Devan menoleh.
"lo yakin?" tanya Devan ragu.
"iya gua yakin" ucap Nada tanpa menoleh.
Akhirnya taksi itu melesat ke rumah Nada, Alana sekali ingin menginap disana karena merindukan Emma.
Sesampainya mereka disana, Nada menarik nafas dalam lalu melangkah dengan kopernya, Devan dan Alan memilih lewat belakang, tak mau mengganggu keluarga yang akan mendapatkan kejutan.
"Assalammualaikum" ucap Nada sambil mengetok pintu, wajahnya datar.
"Waalaikumsalam, sebentar" teriak seseorang dengan suara beratnya.
"Ya nyari-" ucapa sosok itu berhenti kala melihat Nada.
"Nada" lirih sosok itu, tangannya terangkat untuk memegang wajah sang adik yang sudah lama tidak dia temui.
Nada menatap abangnya datar, paldahal hatinya membuncah rindu.
Tiba tiba orang itu memeluk Nada hingga mengekuarkan air matanya.
"Kemana aja kamu dek?" tanya abangnya, siapa lagi kalau bukan Steven.
"Aku di Inggris bang" ucap Nada sambil memeluk abangnya.
"Siapa mas?" sosok wanita yang diketahui kaka ipar dari Ergi dan Nada mematung.
"Yaampun Nada" Emma sangat terkejut melihat perempuan yang sudah sangat dewasa didepannya.
"Ayo masuk dek" Steven melepaskan pelukannya dan menarik Nada. Nada tersenyum, Emma menggelayut manja ke Nada.
"Nakal! baru pulang setelah tiga tahun menghilang" cerocos Emma.
"Maaf ya ka, Bang Ergi mana sama Amel?" tanya Nada. Nada harus bis memaafkan Ergi, bagaimana pun Ergi adalah saudara kandungnya, abangnya, tak pantas jika Nada terlalu larut akan rasa kecewa.
"hmm, masih tidur kayanya, kalo Amel lagi dibelakang sama Billy" jelas Emma. Nada mengangguk.
"BANG STEVEN!" teriakan dengan suara bariton terdengar sampai ke telinga Emma dan Nada. Steven yang dipanggil menyaut.
"KENAPA?" sahut Steven yang mendapat pukulan kecil dari Emma.
"Mas..." tegur Emma, Steven hanya cengengesan.
"Iss, gua kan udah bilang Amel larang dulu buat ngapa ngapain, seminggu udah acara bang" Ucap seseorang dengan menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our STORY [COMPLETED]
Teen Fiction#Miller Series 2 "SEQUEL Our DESTINY" Kehidupan seorang gadis yang mengalami amesia ini harus tetap berjalan. Hidupnya yang penuh cacian, makian, hinaan itu sudah menjadi sarapan sehari harinya. Bahkan Pukulan pun, sudah menjadi teman lukanya. Hati...