-Happy Reading-
-♡-
"Gimana kabar lo? Masi belagak lemah paldahal lo mampu?" Sarkas seseorang.
"Gua cuman cape sama beban hidup gua yang ga ada habisnya"
"Tapi lo mampu lawan mereka kenapa lo diem?" Timpal seseorang lagi.
"Gua ga mau semuanya tambah runyam"
"Lo terlalu naif Nad, kalau lo ga tahan kenapa lo ga kabur aja dari rumah kutukan itu. Toh lo udah punya cafe kan?"
Skakmat
Nada bungkam, yaps Nada sedang kumpul dengan ketiga sahabatnya. Hari minggu memang dimanfaatkan Nada untuk berkumpul karena orang tua angkatnya sedang perjalanan keluar kota.
"Bukannya gua naif atau apapun, Cafe punya gua cukup Sell. Kalau mereka tau, bisa aja mereka beli cafe gua. Gua mau ngembangngin bisnis ini sampai menurut gua cukup untuk semuanya" ucap Nada dengan mata memohon.
Nada cape selalu di terka terka Sella, Amelia dan Amira. Sudah selama beberapa bulan yang lalu Nada berhasil membangun cafe dengan jerih payahnya sendiri. Dia cuman bukan seorang penyanyi Cafe, diam diam dia membantu usaha orang tua Amelia yang menjual aneka kue ke kantin. Selama ini uang upahnya selalu dia tabung di Tante Rita mamanya Amelia. Dan syukurnya semuanya tercapai.
Sekarang cafe itu berdiri tidak jauh dari sekolahnya. Memang belum ada yang tau bahwa Nada adalah pemiliknya. Karena Nada menamainya "coffe Day's". Dan mereka memutuskan mengunjungi cafe baru Nada, untuk awal buka Nada cukup senang. Walaupun pegawainya hanya 3 orang, 1 kasir, 1 pelayan, dan 1 juru masak. Ya tapi Nada tetap bersyukur.
"Nad, kit-"
"Gua tau kalian sayang sama gua, tapi gua mohon. Gua ga mau nyusahin kalian, dengan gua kerja di cafe Amira aja cukup, lalu jadi penjual kue di kantin udah lebih dari apapun, gua seneng juga Sella mau berbagi keluarganya sama guaa. Gua cuman mau mandiri, gua cuma mau nunjukin ke orang orang kalau gua bisa tanpa bantuan kalian walaupun awalnya gua butuh kalian." Ucap Nada dengan mata memohon. Sella menatap Nada lekat lalu memeluk sahabat yang menjelma sebagai kaka kelas jeniusnya ini.
"Gue bangga sama lo,"
"Gua tau itu"
Untung mereka di ruang kerja Nada sehingga mereka puas mau ngapain aja.
Amira dan Amelia juga tersenyum, seolah senyum mereka adalah kekuatan Nada. Dan memang itu faktanya.
"Lo yang kuat Nada, gua ga mau lo kenapa napa. Lo amnesia, lo ga tau tentang keluarga lo, lo ga tau jati diri lo, lo... disiksa tanpa tau salah lo apa....." ucap Sella dengan Nada melemah diakhir kalimat. Mendengar itu Nada memperat pelukannya.
"Semasih gua oke kenapa harus sedih? Ya... setidaknya gua tau nama abang dan teman masa kecil guaa dan jangan lupakan nama gua Velicia Anada Syabella"
Amira dan Amelia tertawa sedangkan Sella tersenyum. Mereka tau, Nada sosok wanita yang kuat. Hanya saja semuanya tertutupi oleh rasa "mengalah" Nada. Mereka tau Nada mampu melawan mereka dengan otak Nada yang diatas rata rata. Tapi ya seperti itu. Alasannya hanya tidak ingin diperumit, biarkan semuanya ngalir seperti air. Ya, Nada memilih hidupnya MURNI tanpa harus ia campuri apa apa. Karena Nada tau rencana Allah itu Indah.
-♡-
"NADA!!!, beliin belanja bulanan gih"
Nada yang sedang menjemur pakaian dirinya memutar bolanya.
"Iya"
Nada jalan tergopoh gopoh. Dengan segera ia menghampiri ibu tirinya yang sedang menonton TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our STORY [COMPLETED]
Ficção Adolescente#Miller Series 2 "SEQUEL Our DESTINY" Kehidupan seorang gadis yang mengalami amesia ini harus tetap berjalan. Hidupnya yang penuh cacian, makian, hinaan itu sudah menjadi sarapan sehari harinya. Bahkan Pukulan pun, sudah menjadi teman lukanya. Hati...