-Happy Reading-
-♡-
Waktu seperti lambat berjalan. Perih diwajahnya tak terasa lagi, sudut bibirnya robek, tubuhnya basah, rasanya Nada ingin menangis, maraung berteriak bahwa dirinya tak kuat lagi.
"KAMU MAU JADI JALANG HAH?" Bentak ibunya.
"WALAUPUN KAMU CUMAN SAYA ANGGAP PEMBANTU SAMA SAJA SIKAP KAMU MENUNJUKAN BAHWA KAMU SAMA KAYAK IBUMU" teriak Melda. Nada mendongak, tatapannya tajam.
"Lantas? Apa yang membuat Anda menahan saya hingga 10 tahun. Saya dipukul, dicaci, kenapa? Kenapa Anda tidak memulangkan saya yang kata Anda ibuku adalah seorang jalang? Lalu apa Anda tidak mengaca pulang larut dengan keadaan beranta kan. SADAR!! ANAK ANDA YANG MEMBUAT SAYA SEPERTI INI" amarah Nada memuncak. Hatinya berdenyut. Nada rindu abangnya Nada rindu orang tuanya.
"Murahan!!!!, anak murahan, berani sekali kamu ngomong seperti itu kepada istriku!" Ucap Bari -papa tirinya- Nada.
"Hah? Murahan? Anda ngaca disebut apa seorang laki laki menyelinap kekamar perempuan. Yang anehnya anak tirinya sendiri. Ketika ketahuan Anda bilang anak tiri Anda yang menggodai Anda? Cukup sandiwaranya. Saya muakkk, muak diperbudak, saya punya harga diri." Nada berusaha menahan amarahnya yang memuncak. Melda dan Bari yang mendapat amukan Nada geram. Segera Nada ditarik paksa oleh Melda dan Bari. Alena yang melihat tersenyum sinis.
Ya allah
-♡-
Plakkk
Byurrrrr
"Ahssss" ringis Nada ketika rambutnya dijenggut oleh Melda.
"Kamu berani sama saya" desis Melda renda. Nada berdecih.
"Saya ga takut, kamu bukan tuhan yang melindungi saya dari IBLIS MACAM KAMU"
Plakkkk
Bukkk
Melda menampar Nada dan menendang Nada. Nada menahan rasa sakit yang sakit luar biasa sakitnya.
"Masih mau lawan saya?" Lagi lagi Melda berbisik. Nada tersenyum sinis.
"Kalau pun saya mati, Anda orang pertama yang akan aku tunjuk sebagai penghuni NERAKA"
Melda terlalu emosi lalu menendang, menampar, mengguyur tanpa Ampun. Setelah puas Melda meninggalkan Nada begitu saja digudang. Tangis Nada sudah tak terbendung.
Ya Allah
Lama lama pandangannya kabur lalu semuanya gelap.
-♡-
Suasana hening memenuhi ruangan seorang pria dengan pria paru baya.
"Jadi bagaimana?" Tanya pria paru baya itu.
"Begini, orang suruhan Pak Erick, sedang mencari anaknya di Indonesia. Menurut pencarian yang saya cari, Anak sulung Pak Erick ikut andil dalam pencarian ini." Ucap Pria itu dengan tenang. Pria paru baya itu menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our STORY [COMPLETED]
Teen Fiction#Miller Series 2 "SEQUEL Our DESTINY" Kehidupan seorang gadis yang mengalami amesia ini harus tetap berjalan. Hidupnya yang penuh cacian, makian, hinaan itu sudah menjadi sarapan sehari harinya. Bahkan Pukulan pun, sudah menjadi teman lukanya. Hati...