-Happy Reading-
-♡-
Waktu rasanya begitu singkat, hari ini adalah hari dimana Nada melepas status jomblonya. Yaaa setelah pertemuan ketiga keluarga itu mereka memutuskan kalau Arnold dan Nada menikah 2 bulan lagi. Untung keperluannya keluarga yang akan mempersiapkan Nada cukup memilih desain dan gaunnya. Nada juga masih mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal. Semakin hari semakin aneh, itu yang ditangkap Nada.
Dikamarnya Nada sedang di rias dengan sedemikian rupa. Nada minta memoleskannya tipis saja jangan terlalu tebel.
Make up tipisnya memberikan kesan anggun.ceklek
"Idihh? siapa ni?" goda Steven kala masuk kamar adiknya yang jadi kamar rias. Nada yang sedang menatap jendela menoleh.
"aaa abang mah" Nada sedikit berlari lalu memeluk abangnya manja.
"udah gede ya?" ucap Steven sambil memeluk adik kecilnya.
Tak lama kemudia pintu terbuka, masuk Ergi serta Emma pastinya dengan Baby Boo digendongannya.
"Sayang" panggil Emma, membuat Nada dan Steven melepaskan pelukannya.
"Aku mau peluk Ka Emma" ucap Nada dengan mata yang berkaca kaca.
"Iiiii masa pengantin mau nangis sii?" ucap Emma sambil memberkan anaknya kepelukan bapaknya.
Nada segera memeluk Emma, begitupun Emma. Nada merasakan pelukan hangat seperti pelukan ibunya.
"makasih kaa" ucap Nada dengan sesengukan. Emma mengelus punggung Nada dengan lembut. Emma tau Nada merindukan sosok ibunya.
"it's okey " balas Emma. Setelah cukup Nada melepasnya. Steven san Ergi sudah keluar karena acara segera dimulai.
"Kita duduk yuu, kita liat si Arnold bisa ga nii halalin kamu" ajak Emma. Nada tekekeh.
Kini dibadapan Nada terdapat tivi yang menayangkan calon suaminya bersiap mengucapkan ijab qabulnya. Namun ketika detik detik menjabat tangan bapak penghulu, Arnold serta yang lain menoleh ke arah belakang dimana itu adalah pintu masuk. Nada dan Emma menyernyit heran, mereka tidak dengar apa apa. Jantung Nada dengan tiba tiba berdetak dengan kencang.
ceklek
Pintu terbuka, terlihat Alena menatap Emma dan Nada dengan sorot yang sulit Nada tebak.
"Ka, bawa Nada kebawah" ucapan Alena membuat Emma memegang pundak Nada yang sedang menerka nerka apa yang terjadi.
Nada akhirnya dituntun, sampai bawah di melihat calon suaminya meluruh di hadapan calon mertuanya. Begitu mata mereka bertemu Nada melihat pancaran sesal dimatanya. Ada apa ini? itu yang ada dipikirannya. Apa semua karena Bevan? tapi Bevan tidak diundang. Lagian Bevan serta istrinya pindah ke Malaysia dan memilih menetap.
"Nada" suara lembut Arnold menyapa telinga Nada.
"Maaf" lagi dan lagi Nada mengerutkan dahinya semakin dalam. Dilihat kedua abangnya tampak menahan emosi.
"Ada apa? tolong kasih tau aku" Emma pun ikut heran.
"Nada sebulan sebelum kita menikah, aku diajak teman ku ke Club" Arnold memberikan penjelasan dengan suara hati hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our STORY [COMPLETED]
Teen Fiction#Miller Series 2 "SEQUEL Our DESTINY" Kehidupan seorang gadis yang mengalami amesia ini harus tetap berjalan. Hidupnya yang penuh cacian, makian, hinaan itu sudah menjadi sarapan sehari harinya. Bahkan Pukulan pun, sudah menjadi teman lukanya. Hati...