Offer

7 1 0
                                    

"Yang namanya manusia gak boleh nolak rejeki, kenapa? Karena bisa jadi lo dapet jackpot tapi malah disia-siakan." -Robin

Demi Tuhan! Kalau ada yang bisa menggambarkan bagaimana isi kepala Nebula saat ini adalah bom atom Hiroshima Nagasaki.

Saking pusingnya Nebula dengan fakta-fakta yang beruntun didapatinya hari ini, rasanya Nebula mau pingsan di tempat.

Belum cukup drama yang dihadapinya sekarang bertambah lagi fakta bahwa Andra merupakan anak dari pemilik perusahaan tempatnya bernaung.

Selama ini Nebula hanya mengetahui bahwa sang pemilik perusahaan memiliki seorang anak laki-laki yang notabenenya yang akan menjadi pewaris tahta selanjutnya.

Hari ini jelas mengejutkan Nebula bahwa selama ini ada satu fakta yang dilewatinya, bahwa selain mempunyai seorang pangeran, sang pemilik perusahaan mempunyai seorang putri.

Tidak heran aura yang dipancarkan Andra menyerukan 'Hei! Akulah seorang princess' kepada sekitarnya.

"Sayang, kamu kenapa? Katanya mau kenalan sama Papa?." Kata Andra merusak lamunan Nebula.

Ah iya, Nebula lupa jika saat ini mereka sedang berakting dihadapan sang atasan untuk mengusir 'sang mantan' Andra yang keras kepala.

"Oh.. ah iya, selamat malam Pak." Sapa Nebula gugup.

"Loh dek?, Kok gak pernah cerita kamu pacaran sama Nebula?." Ucap Pak Dhiyaksa dengan nada kaget.

"Hehe, kan sekarang yang penting udah dikenalin sama Papa." Jawab Andra riang.

Penyataan Andra barusan berbanding terbalik dengan isi hati Nebula. Entah karma apa yang dia lakukan dikehidupan sebelumnya hingga sesial hari ini. Dan yang bisa Nebula lakukan saat ini hanya tersenyum tipis tanpa menampik jawaban dari Andra, sang "kekasih".

Selepas berbincang-bincang bersama kolega sang Papa, Andra membawa Nebula menepi dari keramaian menuju balkon gedung pesta.

Angin bertiup lembut menghantarkan semilir hembusan yang sejuk menyentuh kulit Nebula saat bersandar pada dinding pembatas balkon.

Dilihatnya Andra menatap lurus kedepan seraya menumpukan kedua tangannya pada pagar balkon sebelum memulai pembicaraan.

"Sorry kalau saya harus bawa kamu dalam drama saya sebelumnya." Ucap Andra.

" it's okay. Saya paham situasinya." Jawab Nebula dengan tenang.

"Saya hanya merasa tidak enak hati sama kamu, padahal kita belum saling kenal dengan baik sebelumnya. Tapi saya benar benar butuh pertolongan kamu." Sesal Andra.

Mendengar itu alis Nebula terangkat dengan ekspresi heran. Bantuan?, bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh seorang princess?.

Dan lebih mengherankan lagi, seorang princess meminta bantuan kepada rakyat jelata seperti dirinya dengan nada memohon.

"Bantuan seperti apa yang kamu butuhkan dari saya?." Tanya Nebula heran.

"Sebelumnya, kalau kamu heran kenapa saya menghindar Brandon kan?, saya dan Brandon memang pacaran dan sebenarnya kami dijodohkan hanya saja saya minta tolong satu hal sama kamu." Pinta Andra kembali.

"Hal apa?." Tanya Nebula makin heran.

Dilihatnya ekspresi tegang milik Andra saat mata mereka saling menatap. Jantung Nebula rasanya ingin meledak saking tegangnya. Feelingnya terasa tidak baik menerka kata-kata selanjutnga yang akan dilontarkan oleh Andra.

Dipandanginga bibir ranum milik Andra yang dipoles lipstick maroon malam ini membuatnya salah fokus.

"Nebula, kamu mau jadi pacar saya dan bantu saya lepas dari Brandon kan?." Ucap Andra membuyarkan lamunan Nebula.

Fix! Siapa saja, kalau ada yang mau menembak mati Nebula, tolong tembak dia sekarang juga. Rasanya jiwa dan raganya tidak mampu mencerna dan menerima semua ini secara beruntun. Oh God!

GALAXIASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang