A/N: Hi guys, it's been a while aku memberanikan diri untuk menulis kembali disela-sela kesibukan. Here, freshly made chapter tanpa adanya proofread. Jadi diperkenankan sekali koreksi typonya 😊
Sebelum baca, sebutkan nama asal kalian dong, dan jangan lupa vote serta commentnya yaa.. danke 😆
"Kalau manusia gak punya ego, yang namanya penjahat apalagi tahanan bakalan musnah dimuka bumi." - Robin
"Jadi, berdasarkan hasil rapat temuan audit internal oleh tim kami. Kami dapat memberikan kesimpulan bahwa divisi dalam perusahaan D.K telah sesuai dengan SOP dan juga ISO yang ada pak. Dan untuk tim legal juga sudah melakukan pembaruan terhadap peraturan-peraturan terkait regulasi perusahaan yang ada di Indonesia, serta peraturan internasional terkait kegiatan ekspor dan impor. Which means all clear." Lapor Nebula kepada Direktur Utama perusahaan.
"Oh bagus kalau seperti itu, berarti jangan lupa ya kamu tektokan mengenai dokumen internal ini sama pihak eksternal buat jadi dokumen pendukung auditnya. Moga-moga cepet selesai auditnya sebelum tenggat waktu Mei tahun depan, kan lumayan kalau dokumennya lengkap meringankan pihak mereka sama kita juga. Apalagi pihak akunting, sudah ruwet semua itu mukanya ngerapihin data." Canda Pak Irvan kepada Nebula.
"Dan satu lagi, kemarin Pak Dhiyaksa bilang sama saya. Kata beliau karena D.K kinerjanya sangat baik dari tahun ke tahun beliau rencanannya akan mengadakan outing untuk anak-anak di Lombok. Rencanannya habis semuanya kelar dari tutup buku, sampai annual report baru diadakan. Anggap aja sebagai reward buat kinerja kalian. Kemarin saya sudah tunjuk timnya dari bagian budget, PR untuk penginapan dan sesi-sesi yang lain. Untuk ketua acara saya tunjuk kamu ya Ne bareng Tyas. Nanti kamu koordinir sama dia ya, tidak menerima penolakan loh ya saya, oke deh. Cukup sampai disini rapat mingguannya kalian bisa kembali ke tempat masing-masing." Tutup Pak Irvan panjang lebar.
Tidak menunggu lama sejak titah Pak Irvan, Nebula dan tim segera meninggalkan ruang rapat dengan wajah semuringah walau sedari tadi ekspresi mereka berbeda seratus delapan puluh derajat akibat sesak dan panas karena bombardir pertanyaan oleh bos besar. Tapi senyum semuringah tidak berlaku untuk Nebula yang berwajah masam walau hasil kerja keras timnya memberikan hasil yang baik.
Alamat gue pusing lagi deh ini, mati satu tumbuh seribu ya tugasnya budak korporat yang satu ini. Pokoknya habis semua selesai gue mau cuti buat solo trip, kalau perlu ke ujung dunia sana biar pusingnya hilang. Batin Nebula.
Sesampainya di ruang pribadinya, Nebula meluruhkan badannya sambil menatap langit-langit. Kapan ya terakhir dia liburan?, tubuhnya mungkin ada disini tetapi pikirannya sudah tidak sabar untuk liburan. Inginnya sih pergi ke mana ya? Ke Swiss aja kali ya? Masih asri gitu, bisa kali lihat bintang dengan mata telanjang. Toh Nebula lupa kapan terakhir melakukan hobinya tersebut.
Bukannya tidak ada waktu, hanya saja polusi udara di Jakarta ini sudah sangat parah. Meskipun menggunakan teleskop sekali pun bintang-bintang terlihat redup karena pantulan cahaya lampu kota metropolitan.
Tok.. tok..
Terdengar suara ketukan dari luar ruangannya. "Ya, masuk." Izin Nebula.
"Bro, udah maksi belum? Kalau belum, mau bareng gak? Ini para gengges ajak ketemuan di PP, Odysseia atau gak Kintan katanya. Mau ikut apa enggak?." Tanya Robin.
"Ikut deh gue, suntuk juga habis rapat sama Pak Dirut." Jawab Nebula.
Mereka pun segera menuju tempat yang dimaksud. Nebula yang merasa tidak perlu bersusah payah mencari teman dekat mereka hanya mengikuti kemana Robin melangkah. Kadang ada gunanya juga Robin dengan mulut besarnya itu, bisa menjadi salah satu cara bagi Nebula dikala ia malas berbicara. Alias menjadi jubir Nebula kalau meminjam istilah yang Robin berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXIAS
ChickLitMeet the Andromeda, the charming beauty. Then here it comes The Nebula, the enchanting mysterious. The liaison of the galaxy. "From the start, I knew you was the real form of disaster. but no matter how hard I dodge it, You always to pull me back a...