Untuk lelaki yang selalu aku ucapkan saat memanjat doa.
Entah, perasaan apa yang saat ini ada dalam diriku. Warna kelabu mengusik di otak ku. Berjalan dari kanan ke kiri, kiri ke kanan tak henti-henti nya. Aku resah, aku gelisah, aku takut, aku cemas. Rasa ku memuncak, tergesa-gesa untuk memutuskan suatu keputusan. Aku berusaha mencegah, sampai saat ini. Tapi semakin aku mencegah, semakin menggebu rasa yang ingin di ungkapkan.
Aku tahu, ini kesalahan. Kesalahan ku, bukan mu. Aku, yang harus disalahkan, karena aku melebihi batas. Melebihi apa yang harus dilakukan untuk teman. Bahkan apa yang harus dilakukan untuk sahabat. Semua nya terlihat tidak menyenangkan.
Aku mulai menikmati bagaimana cara mu memperlakukan ku. Aku mulai suka dengan sikap mu. Aku mulai mencandui ucapan mu. Tak ada lagi, tak ada lagi gambaran untuk hati ku saat ini. Ini bukan tentang aku yang akhirnya mengakui bahwa aku jatuh cinta. Bukan tentang khawatir nya diriku saat kau mengetahui itu. Bukan tentang bagaimana perasaan mu. Ini hanya tentang, bagaimana aku mendukung mu saat itu, bagaimana aku mempertahankan kalian, bagaimana aku berusaha menyatukan kalian.
YOU ARE READING
Perkara Rasa
Teen Fictionaku puan, selalu jatuh pada tuan, yang tak bisa mengungkapkan, bahwa rasa sayang melebihi batas kewajaran -nes