kau hebat,
mencintai-ku dengan sempurna tanpa cela,
sedangkan aku tetaplah aku
mencintai-mu dengan sederhanaKau hebat,
menggajari-ku berlari
kemudian kau tinggal pergiKau hebat,
kau ajari aku cara bersabar
kemudian kau meninggalkan-ku tanpa kabarNamun aku juga pernah hebat,
akulah yang menggajarimu tersenyum dan tertawa
namun setelah kau lancar melakukan-nya,
kau tertawa bukan dengan-ku
bukan pula karena-ku—ditulis ketika bising pendingin ruangan mulai memekik-kan telinga
ngevote itu gratis:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Puisiaku hanya tak tau bagaimana mengucapkan-nya, hingga tersusun-lah bait-bait kata yang terpendam dalam diriku-selama ini, dan begini kemudian jadinya