❣6❣

1.7K 288 9
                                    

Yang vote nggak ada seperempatnya dong :)
Atau diunpublish aja?

.

Aku kembali berdiri ditengah lapangan tepat pukul 12 siang. Ini hari kedua hukumanku— meskipun aku merasa tidak melakukan kesalahan. Pengumuman di mading cukup membuatku syok dan mengumpati seluruh warga sekolah, tapi pada akhirnya aku tak bisa membantah.

Ingatkan kalau aku bukan siapa-siapa?
Bagi mereka aku hanya seorang jalang tunarungu yang patut dibasmi.

Hukuman seperti ini sudah biasa menurutku. Hampir setiap tahun aku pasti kena sekali atau dua kali karena kesalahan yang tak pernah aku lakukan. Aku tak bisa apa-apa juga karena tidak punya koneksi.
Satu-satunya orang yang memiliki koneksi disini hanya satu. Wanita yang setiap hari menggangguku— membully maksudnya.

Myoui Mina.

Wanita blasteran Jepang ini entah punya dendam apa padaku. Seorang anak dari kepala yayasan. Satu-satunya orang yang bisa mengatur seluruh guru.
Menyebalkan.

"Manis?" Aku sadar dari segala macam pikiranku saat seseorang memanggil.

Beberapa pria sialan dari kelas sebelah. Aku menatap mereka dengan polos, tentu saja aku harus mengeluarkan akting terbaikku.

"Apa kau kepanasan? Ini minuman untukmu." Ucap salah satu dari mereka sambil menyerahkan sebotol air mineral.

Aku menujuk diriku sendiri bermaksud bertanya 'apakah itu untukku?'

Mereka semua mengangguk. Tentu aku menerimanya. Lalu sedikit membungkukkan badan.

Pukk..

Aku sedikit terkejut saat pria dibelakangku menumpukan kedua tangannya padaku lalu mendorongku pergi mengikuti mereka.
Mereka membawaku ke gedung olahraga, tepatnya ke pinggir kolam renang. Oh sialannya ada banyak taburan bunga mawar disana.

Aku mencoba melepaskan diri. Bukan takut pada pria-pria ini, jujur aku lebih takut pada bunga-bunga itu. Sumber kelemahanku.

"Diam dan duduk disini, Myungeun-ssi." Mereka mendudukkanku ditengah taburan mawar itu.
Memegangi tangan dan bahuku agar aku tak bisa memberontak.

Napasku mulai sesak sejak aku di dudukan secara paksa. Apa mereka tau jika ini adalah kelemahanku?

Pria yang tadi memberikan botol minum padaku mendekat. Dengan dasi yang telah dilonggarkan juga  kancing teratas kemejanya terbuka. Jika bunga sialan ini tidak ada pasti aku akan ikut dalam permainan pria dihadapanku ini.

"Berapa harga sewa-mu semalam?" Tanya-nya sambil memainkan dasi yang kugunakan.

Ughh.. Sial! Aku hampir tidak bisa bernapas.

Plaakk!

Aku menatap sinis pada pria yang menamparku.

Plaakk!!

Ughh. Ia mencekikku dengan satu tangannya. Sebelah tangannya lagi mengusap bibirku.
Cengkraman tangannya pada leherku semakin menguat.

Apa aku berakhir tragis seperti ini?

Byuurrr....

🌻🌻🌻

Wonwoo keluar mobilnya dengan gusar. Sudah hampir satu jam ia menunggu Myungeun di depan gerbang sekolahnya namun tak ada tanda-tanda gadis itu keluar.
Myungeun tak sengaja menghindarinya bukan?

"Maaf, apa kelas 12-3 sudah pulang?" Tanya Wonwoo pada segerombol murid perempuan.

Mereka diam beberapa detik, mengagumi ketampanan seorang JWW :)
"Sekolah hampir kosong. Mereka pasti sudah pulang."

"Oh, anda 'Tuan-nya' Myungeun bukan?"

Wonwoo tidak mengerti dengan kata 'Tuan-nya' yang gadis ini tujukan. Pada akhirnya ia hanya memasang wajah datar sambil mengangguk.

"Tadi ada yang melihatnya dikolam renang dengan beberapa pria. Ya mungkin mereka sedang melakukan—"

Shit!!

Wonwoo meninggalkan gadis-gadis kurang ajar itu. Ia melangkah cepat ke gedung olahraga dengan bantuan petunjuk jalan. Perasaannya mulai tak karuan, takut jika Myungeun-nya terluka.

Ia membuka pintu dengan kasar. Pemandangan pertama yang ia lihat, beberapa murid laki-laki yang menceburkan seorang gadis.
Pikiran langsung menuju pada Myungeun.
Tanpa pikir panjang, Wonwoo menghabisi mereka.

Salah jika kalian berurusan dengan Jeon Wonwoo.
Salah jika kalian berani menyentuh milik Jeon Wonwoo.
Salah jika kalian melawan seorang Jeon Wonwoo.
Sekalipun ia tak memiliki tubuh sebagus Mingyu, tapi jangan pernah mencoba bermain-main dengannya.
Ia tangguh, Percayalah jika kalian tak bisa mengalahkan Jeon Wonwoo.

Murid-murid itu lari setelah mendapat beberapa pukulan juga umpatan Wonwoo.

Byuurrr

Wonwoo menceburkan diri ke kolam untuk mengangkat Myungeun yang belum juga muncul kepermukaan.

Rasa takut, kalut, khawatir, entahlah Wonwoo tak tau bagaimana mendeskripsikannya.
"Myungeun,"

"Hei bangun sayang."

Mata itu tak terbuka, tapi tubuhnya gemetar dengan suara ringikan pelan.
"Heii, tenanglah. Aku disini."

Wonwoo memeluk Myungeun. Napasnya tersenggal. Myungeun tak bisa bernapas, dia masih berada didekat bunga-bunga yang menurutnya sialan itu.

"Ada yang terluka hmm?"

Bukannya menjawab pertanyaan Wonwoo, Myungeun mengeratkan pelukannya. Mengalungkan kedua tangannya pada leher Wonwoo. Denging ditelinganya semakin menyakitkan telinga.

Nnngiiiinggg~

"Aku disini." Suara berat nan lembut itu bisa didengar jelas oleh Myungeun—Menggantikan suara denging menyakitkan itu.

Pada akhirnya Wonwoo harus menggendong Myungeun ke mobilnya. Ia harus segera pergi dari tempat ini sebelum emosinya tersulut lagi. Karena jika ia, tamatlah riwayat murid-murid tadi.

"Duduk disini, aku akan menyalakan penghangatnya." Wonwoo menurunkan Myungeun dikursi penumpang depan, yang disuruh hanya bisa menurut.

Wonwoo segera melajukan mobilnya setelah memastikan bahwa gadisnya telah hangat dengan selimut dan penghangat mobil.
Tanpa peduli jika ia juga basah dan kedinginan.

"Oh, Noona, bisakah kau ke rumahku? Ada yang harus kau lakukan."

Myungeun hanya bisa memejamkan matanya. Menikmati sesak napas dan suara denging ditelinganya.

"Kau tak seharusnya berbuat sejauh ini, Tuan. Kita hanya orang asing yang sering bertemu."

🌻🌻🌻🌻

TBC :))

⛔ PERIHELION - JEON WONWOO [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang