❣3❣

2.1K 279 5
                                    


Diujung lorong sana ada segerombolan murid perempuan- sekitar empat atau lima orang. Dengan tampilan cantik dan manis, keempat murid itu berdiri dengan sombong, Sedangkan seorang lain tersudut tak bisa melakukan apa-apa.

"Heh, tuli. Sudah berapa kali kukatakan untuk tidak menggoda kekasihku?" Seorang bertubuh kurus, rambut panjang dan wajah yang sangat cantik berkata sambil berkacak pinggang menatap gadis dihadapannya dengan sengit.

"Kalau ditanya itu jawab dong!" Seorang lain berkata sambil memukul kepala gadis itu dengan setumpuk kertas tebal.

"Ingat ya, sekali lagi kau menggoda kekasihku- katakan selamat tinggal pada sekolah ini!"

Dan mereka pergi. Begitu saja.

Gadis yang tersudut itu menghela napas berat. Tidak adil rasanya dunia memperlakukannya seperti ini. Apa hanya status pekerjaannya yang membuat harga dirinya serendah ini?

Myungeun, gadis itu, memilih berjalan ke kantin- tujuan utamanya.
Tanpa peduli semua pasang mata yang melihatnya seperti orang rendahan.

"Dasar jalang!"

Serendah itukah dirinya?

"Sekeras apapun kau berteriak, dia tidak akan dengar." Mereka tertawa keras.

Mereka salah. Myungeun mendengar semua ocehan mereka. Tapi ia diam, tak peduli meskipun menyakitkan.

Ia memilih pergi dari sana sebelum telinganya semakin panas mendengar ocehan tidak jelas dari teman-temannya.

Tidak tau jika ada dua pasang mata yang mengamatinya sedari tadi.

🌻🌻🌻

Myungeun pov

"Ibu, kue ini dari siapa?" Tanyaku.

"Tadi Jeonghan kesini, katanya kue itu untukmu." Kata ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah.

Aku tersenyum mendengar jawaban ibu. Segera aku memakannya karena ini kue kesukaanku. Kak Jeonghan benar-benar tau apa yang membuat suasana hatiku menjadi baik.

Yoon Jeonghan. Kini berprofesi sebagai Fashion Designer, pria tampan dengan aura melindungi yang menguar.  Ia pria ramah yang begitu disukai banyak orang, tapi ia sangat jahil saat denganku. Aku mengenalnya sejak kecil. Dulu ia bekerja sebagai DJ di klub ayahku.
Heii.. tangannya ajaib. Ia bisa mengerjakan apa saja.

"Myungie, kami butuh bantuanmu." Seorang pria muncul dari balik pintu.

Baru saja dibicarakan.

"Astaga Jeonghan, jangan mengagetkan seperti itu." Protes ibuku yang dibalas cengiran lebar kak Jeonghan.

" Protes ibuku yang dibalas cengiran lebar kak Jeonghan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai nanti, bu." Ucapku lalu mengecup pipi kanan ibukku.

"Bibi, aku pinjam kucing kesayanganku dulu." Pamit kak Jeonghan.

Ia mencium puncak kepalaku— Kebiasaan lamanya. Bahkan ibuku hanya menggelengkan kepala pelan melihat kelakuan kak Jeonghan.

"Thanks kak buat kue-nya."

"Apasih yang enggak buat kamu, sayang." Kak Jeonghan masih merangkulku sambil berjalan sampai ruang ganti karyawan.

"Maaf mengganggu hari liburmu. Tapi klub sangat ramai jadi kami butuh karyawan tambahan."

"Tidak masalah. Ayah menyuruh kakak kesini? Bukannya kakak sibuk?"

Kak Jeonghan mengusap kepalaku lembut.
"Heii, aku tidak boleh main kemari? Dulu ini juga rumahku."

Aku hanya mendengus sebelum pergi meninggalkan kak Jeonghan di ruang ganti.

Aku pergi ke meja bartender. Mengetukkan jari-jariku pada meja bermaksud memanggil orang yang memunggungiku. Orang itu menoleh ke arahku sambil tersenyum.

"Bukankah ini hari liburmu?" Tanya pria itu. Aku mengangguk.

"Yoon Jeonghan," lalu menunjuk ke arah kak Jeonghan yang sudah bersiap didepan meja DJ.

"Jeonghan yang menyuruhmu?" Aku mengangguk lagi.

"Harusnya kau protes padanya." Pria dengan nametag Joshua Hong itu meletakkan beberapa minuman diatas nampan.

"Meja nomer 3." Ucapnya lalu sibuk dengan pelanggan lain.

Padahal ia menyuruhku untuk protes tapi tetap menyerahkan nampan ini untuk diantar. Astaga.

Membawa banyak minuman diantara kerumunan orang itu cukup sulit. Kau tidak boleh bertabrakan dengan orang lain agar minumanmu aman.

Suasana klub semakin heboh saat kak Jeonghan menyalakan musiknya. Orang-orang banyak yang pergi ke lantai dansa untuk menggila. Aku meletakkan minuman diatas meja. Sesekali melirik siapa yang duduk disana.

Seseorang menatapku. Aku balas menatapnya.

Ahh.. siall. Pria gila itu lagi.

Aku segera pergi dari sana, sayangnya terlambat.

"Aku menemukanmu, anak manis."

Aku mencoba tak peduli, tidak menjawab atau menatapnya. Pria itu mencengkram pelan tanganku, mengambil alih nampan yang mungkin saja bisa mendarat dikepalanya.

Dalam alunan musik keras yang menghanyutkan, pria bermata rubah ini memelukku. Melingkarkan tangannya dipinggangku dengan posesif, dan kepalanya yang bersandar pada bahuku. Hembusan napasnya yang hangat dileherku, mampu membuat tubuhku meremang.

Sial! Suasananya terlalu mendukung.

"Mau menemaniku, manis?" Bisiknya.

Diamku membuatnya merespon lebih, memelukku semakin erat. Membuatku bisa mencium aroma tubuhnya yang menggoda.

Versace Eros. Campuran Lemon, mint, apel, bunga geranium, vanila, cedar wood—

Aromanya membuatku gila.











Nnngiiiinggg....

"Akh..."

Suara-suara itu muncul lagi, ditambah suara musik keras yang menyakitkan telinga dan suara orang-orang disekitar sini membuatku pening.
Napasku memburu, tubuhku lemas hingga aku kehilangan keseimbangan. Telingaku terasa penging.

Sial! Kapan ia mengambil penutup telingaku.

Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga. Apapun yang terjadi aku harus segera pergi. Mencari tempat yang hening untuk menghentikan segala rasa sakit yang kurasa.

Bruukk...

But, kaki-ku tak sanggup untuk sekedar melangkah.
Aku kehilangan keseimbangan.

🌻🌻🌻

Author pov

"Jangan sentuh dia!" Teriak Jeonghan pada pria yang ada didekat Myungeun.

Sejak tadi, Jeonghan selalu memperhatikan gerak-gerik gadis itu dari balik meja DJ. Termasuk pelukan sepihak yang berakhir dengan Myungeun jatuh terduduk.

Dengan secepat kilat ia meninggalkan panggung dan berseru saat pria itu ingin menolong Myungeun-nya.

"Apa yang kau lakukan padanya, Tuan Jeon?" Tanya Jeonghan sarkastik.

Si empunya nama hanya menatap Jeonghan datar.
"Apa urusanmu dengan anak ini, Jeonghan-ssi?"










"Dia milikku. Ada masalah?"

🌻🌻🌻

TBC.

⛔ PERIHELION - JEON WONWOO [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang