❣11❣

1.4K 192 3
                                    


"Cintanya padamu hanya sebatas obsesi. Jangan pernah percaya, dan jangan pernah jatuh cinta."

Aku bahagia.

Aku bahagia.

Aku bahagia.

Berulang kali aku ucapkan kata itu dalam hati. Berharap kata itu menjadi sihir yang membawaku pada sebuah ketenangan.

"Sedang melamunkan apa, manis?" Aku menatap pria yang sedang duduk disampingku.

Aku menggeleng sambil tersenyum. Bukan Jeon Wonwoo, tapi pria lain yang sering mengunjungi klub malam ini. Sudah aku katakan bukan jika tak masalah aku menemani mereka. Sekedar menemani, tidak lebih.

Pria itu menggenggam tanganku, menciumnya seakan aku adalah wanita paling berharga dihidupnya..
Aku mendengus malas melihatnya. Belum sempat aku menarik tangan, ada seseorang yang menarikku hingga menjauh dari Pria yang kutemani tadi.

Jeon Wonwoo.

"Jangan pernah menyentuhnya lagi." Kata Jeon Wonwoo sebelum menarikku ke sudut ruangan yang lain.

Ia terlebih dulu duduk di Sofa ujung ruangan, tempat yang lebih sepi dan tidak terlalu berisik. membawaku duduk disisinya. "Kita perlu membuat kesepakatan, Sayang."

Aku mengangguk, mengisyaratkan pria itu untuk mengatakan semuanya. 

"Pertama, berhenti bekerja ditempat ini, Manis. Aku tak menyukainya."

"Kedua, jangan lagi orang-orang itu menyentuhmu seperti tadi, Aku membencinya."

"Ketiga, Angkat teleponku Sayang, atau aku akan menghukummu."

Aku tersenyum, lalu memainkan tangan kanan Wonwoo. "Apa yang membuatku harus menurutimu?"

Wonwoo melihatku dengan serius sebelum menghembuskan napasnya kasar. Ia menarikku dalam sebuah pelukan hangat yang tak pernah bisa aku tolak. Aku menyukai pelukan Wonwoo, aroma tubuhnya, dan keindahannya.

Aku mabuk akan pesona seorang Jeon Wonwoo.

PLAAAKKK..

Shit !

Tubuhku terhuyung hingga jatuh terduduk dilantai. Seseorang menarikku dari pelukan Wonwoo dan langsung menamparku.

"Jauhi kekasihku, dasar Jalang!" Teriak wanita itu marah.

"KWON NARA !" Teriak Wonwoo sambil membantuku berdiri.

"Dia? Dia yang membuatmu mengacuhkanku? Iya?"

"Pulanglah, ini bukan urusanmu." Jawab Wonwoo sambil memelukku.

Sedangkan aku hanya menjadi saksi bisu pertengkaran mereka. Sudah biasa, aku selalu dianggap menjadi orang ketiga, bahkan aku ditampar karena hal yang tidak aku lakukan.

Aku diam. Mereka yang menggodaku. Lalu apa salahnya aku mengikuti alur permainan yang mereka buat?

Aku melihat dua bodyguard ayah dibelakang wanita itu. "Nyonya, bisakah anda pergi tanpa membuat keributan ditempat ini?"

⛔ PERIHELION - JEON WONWOO [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang