❣1❣ .

3.8K 313 20
                                    

Dahulu, kegiatan mendengar adalah yang paling aku suka.
Dahulu, berkumpul bersama teman adalah kewajibanku setiap hari minggu.

Dahulu,

Dan dahulu yang lainnya adalah memori menyenangkan yang tidak lagi membekas di otakku.

Tunggu!
Jangan berpikir aku amnesia. Tidak. Aku juga tidak memiliki penyakit apapun. Aku sehat jiwa raga dan normal sebagai manusia.
Hanya, kenangan lalu adalah sesuatu yang tidak harus aku ingat, maka aku melupakannya. Suatu kejadian yang tidak mengena dihati akan aku lupakan dengan senang hati.

Usiaku 18 tahun, kelas tiga SMA. Aku tipe siswa yang biasa-biasa saja dan menjadi salah satu korban bully teman sekelasku.

Kau tau mereka membully-ku karena apa?

"Mereka pikir aku seorang tunarungu."

Tidak. Itu tidak benar. Sudah kubilang aku normal, aku tidak memiliki penyakit apapun atau trauma apapun.
Tapi mereka pikir aku tuli. Apa hanya karena aku selalu memakai tutup telinga?

Ahh.. mungkin karena penutup telingaku terlihat seperti alat bantu dengar dan kupikir mereka tidak pernah melihatku berbicara dengan lancar.

Itu alasan pertama. Alasan kedua, mereka selalu memanggilku 'Jalang'. Memang salah sebenarnya aku bekerja di club malam saat usiaku masih dibawah umur. Lalu aku masa bodoh dengan semua itu saat ayah memperbolehkanku bekerja di club malam miliknya. Beliau tidak melarang selama aku bisa menjaga diri.

Bahkan sebutan 'Jalang' menjadi nama tengahku disekolah. Satu sekolah tau aku bekerja di Club. Beberapa dari mereka pernah memergokiku menjadi pelayan di Club.
Aku tidak bisa membantah, jadi kubiarkan.
Sekalipun ada banyak murid cowok yang menggodaku, aku biarkan, aku tidak melawan sepanjang mereka tidak berbuat hal-hal yang mengerikan.

"Hei, Jalang!"

"Jangan menggoda kekasihku sialan!"

"Mati saja kau!"

Aku menutup telingaku saat suara-suara itu mulai menggangguku. Berisik. Kadang suara-suara itu membuatku membenci suara batinku sendiri.

"Myungie," panggil temanku dengan menepuk pundakku.

Ia menggerakkan tangannya membuat bahasa isyarat, "Ada yang mengganggu pikiranmu?"

Aku menggeleng pelan. Memperhatikan sekelilingku sebentar, keadaan kelasku mulai sepi.

"Pulanglah sebelum 'Mereka'  memergokimu sedang menemaniku."

Ia mengangguk lalu bergegas pergi. Ia satu-satunya warga sekolah yang mau dekat denganku. Namanya Kwon Nuki. Ia bisa menggunakan bahasa isyarat tanpa kesulitan. Dari ceritanya, dulu ayahnya seorang tunarungu sebelum meninggal. Tentu ia berteman denganku tanpa diketahui orang lain.

Aku segera melangkahkan kaki-ku untuk pulang. Sebelum hujan datang dan mengacaukan pendengaranku.

🌻🌻

Aku melewati beberapa belokan sebelum menemukan gedung dengan papan nama besar bertulis 'Night Plum'
Sebuah klub yang cukup terkenal dan ramai dikunjungi setiap malam. Dimana tempat itu menjadi tempat kesukaan orang-orang kaya yang gila akan dunia, sex, judi, pesta, minuman keras, bahkan pertukaran senjata ilegal.

Aku yakin usia tempat ini lebih tua dariku. Bisa dilihat dari bentuk bangunan kuno-nya, meskipun tempat ini sudah beberapa kali direnovasi.
Aku melangkah pelan pada gedung itu. Tapi belum sempat aku mengucapkan salam pada penjaga tempat itu, ada seseorang yang menahanku. Seorang pria dengan jas mahal mencengkran tangan kananku.

⛔ PERIHELION - JEON WONWOO [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang