13 Juni
WARNING!
Budayakan Vote dan Komen!
Hargai Karya Author.
_________HAPPY READING😚
Keadaan tampak begitu menegangkan, Kenzo pria tampan itu terus saja bergerak dengan gelisah. Dia berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD. Keadaannya sungguh menghawatirkan. Dengan pakaian yang masih menggunakan seragam sekolah yang acak-acakan serta bercak darah dimana-mana. Tatapan kosong, seperti tak ada gairah untuk hidup lagi serta mata sembab karena terlalu lama menangis.
Sahabat Aletha juga tak jauh beda dengan keadaan Kenzo, penampilan mereka acak-acakan. Tak ada dari mereka yang berniat untuk pulang. Hanya satu yang mereka pikirkan Keselamatan dan kesembuhan Aletha.
Sudah sekitar 30 menit Aletha diperiksa tapi dokter tak kunjung keluar. Kenzo semakin dibuat kalang kabut. Pikiran negatif sempat terpikir olehnya namun ia usir jauh-jauh. Hanya satu saat ini yang ia lakukan, yaitu berdo'a kepada sang kuasa.
Di lorong rumah sakit, terlihat dua pasang suami istri tengah berlari dengan begitu panik serta air mata yang menghiasi kedua pipinya. Mereka adalah orang tua Kenzo dan Aletha. Sebenarnya, Orang tua mereka sedang mengadakan meeting dengan klien tapi begitu mendengar kabar bahwa Aletha masuk rumah sakit mereka langsung bergegas menuju rumah sakit tanpa menghiraukan Pekerjaannya itu. Karen bagi mereka Keluarga adalah prioritas.
"Ken! Bagaimana keadaan Aletha? Apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap ayah Kenzo ketika sampai di ruang UGD dan melihat Anaknya yang sedang mondar-mandir.
"Maaf" Bukannya menjawab pertanyaan Ayahnya, Kenzo justru meminta maaf. Dia merasa bersalah atas terlukanya Aletha. Padahal dia bukanlah orang yang patut untuk disalahkan.
"Sudah sayang. Ini bukan salah kamu. Sekarang coba kamu ceritakan." Kenzo mulai menceritakan seluruh kejadian mulai dari Aletha hilang sampai dengan pembullyan yang dilakukan Chilsya yang berujung dengan usaha pembunuhan.
Orangtua mereka marah mendengar itu semua. Tangannya mengepal kuat,kilat mata penuh amarah. Rasa dendam menyeruak dihati mereka. Hancur, kata itulah yang mereka inginkan untuk kehidupan Chilsya. Dia sudah membuat Princess-nya terluka. Dia sudah membangunkan iblis yang bersemayam di diri mereka.
Cklek
Pintu UGD terbuka, terlihatlah seorang dokter lengkap dengan pakaian operasi. Memang, Aletha harus dioperasi untuk menutupi luka tusuknya.
"Bagaiman keadaannya, Dok?" Ucap Kenzo dengan tidak sabaran. Sedangkan yang lainnya hanya diam mendengarkan.
"Alhamdulillah Operasi berjalan lancar. Tadi keadaan Nona Aletha sempat kritis tapi syukurlah Nona sudah Melewati masa kritisnya. Tetapi dengan berat hati saya mengatakan bahwa saat ini Nona Aletha sedang koma." Terang dokter tersebut dengan tenang.
"ko.. ma?"
Seketika air mata mereka membasahi kedua pipi. Aletha-nya kini berbaring tak berdaya. Aletha-nya kini akan tidur panjang. Akankah Aletha-nya bisa kembali? Akankah Aletha-nya bisa membuka mata kembali?
"Iya dan kita tidak tahu kapan nona akan sadar. Kalian boleh menjenguknya tapi harap jangan membuat keributan. Nona masih butuh waktu untuk istirahat. Kalau begitu saya permisi tuan." Ucap dokter tersebut dan berjalan meninggalkan keluarga pasien.
Setelah dokter itu pergi, Kenzo langsung masuk keruangan Aletha. Sedangkan Keluarga dan sahabat kembali kerumah untuk membersihkan diri dan menyiapkan pakaian Aletha. Sebenarnya tadi Mereka sudah memaksa Kenzo untuk mandi tapi dia tetap bersikukuh untuk menjaga tunangannya.
Kenzo duduk dikursi yang ada disamping brankar. Air matanya kembali jatuh melihat keadaan Aletha. Bibir pink yang selalu beradu argumen dengannya kini terkatup pucat. Wajah cantik yang selalu merona mendengar gombalan-gombalan recehnya kini pucat. Mata yang selalu menatapnya kini tertutup rapat. Ia rindu Aletha, rindu segalanya. Rindu tingkah lakunya, rindu suaranya, dan dia rindu rona merah di pipi Aletha.
Tangan Kenzo menggenggam erat jemari Aletha yang dingin. Berkali-kali ia menciumi punggung tangan Aletha, berusaha memberi kekuatan.
"Tha.. Bangun dong. Kamu nggak kangen sama aku? aku kangen loh sama kamu" Tak ada pergerakan dari Aletha. Kenzo kembali berucap berharap Aletha mendengar seluruh keluh kesahnya dan mulai membuka matanya.
"Katanya kamu mau.. hiks.. belajar mencintai aku. Tapi.. hiks.. kamu kok malah.. hiks.. tidur disini sih. Kamu marah... hiks.. ya sama aku? Kamu bangun dong.. hiks.. jangan hukum aku kaya.. hiks gini." Katakanlah Kenzo cengeng. Tapi dia tak perduli, katakanlah Kenzo lemah. Tetap saja dia tak perduli. Dia amat terpukul melihat keadaan orang tercintanya. Orang yang selalu membuatmu memiliki gairah untuk hidup kini terbaring dirumah sakit.
"Tha.. Kamu kenapa nggak mau buka mata kamu? Kamu mimpi apa sih? kamu ketemu cowok ganteng ya di sana? makanya kamu nggak mau buka mata. Iyakan? Bangun dong Tha.. Aku kangen kamu. Kamu nggak mau lihat aku?" Kenzo tetap saja berceloteh kepada Aletha. Meskipun tak mendapat respon dari Aletha.
Tak berselang lama, Rasa kantuk menggerogoti dirinya. Hingga akhirnya dia tertidur dengan tangan yang tetap menggenggam erat jemari Aletha.
***
TBCAwkwk. Pendek amat mana gaje lagi. Hihihi.
Maafkanlah Author ini.
Sebenarnya tadi belum mau Up dulu karena ada acara keluarga.
Tapi demi reader tercintahhh Aku kasih Update dong ya walau pendek😁Kasih Vote dan komen dong. Hargai Author ya yang bela-belain Up buat kalian😍
Laffyu Readers💕
Terimakasih😽
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkenzo
Teen FictionFOLLOW JUGA DONG [BAHASA MASIH AMBURADUL] Kenzo Arzeno Ardiansyah seorang Ketua Osis yang sangat membenci Aletha karena Aletha adalah seorang Badgirl yang selalu mengganggunya, namun seiring berjalannya waktu perasaan aneh mulai menghantui dirinya...