Part 44 •Suprise🐝

662 15 2
                                    

Sebab langit tak pernah berbohong sekalipun dengan warna birunya, begitu juga denganku.
~Nifa candida albicans

Takdir tidak salah sebab adanya takdir aku dapat menemukanmu,
~Reldi reansyah assegaf

***

"Bang, nih udah siap makanannya," Nifa meneriakki abangnya sambil menghidangkan satu persatu makanan yang telah ia buat.

Ia selesai menghidangkan makananya namun Gio tak kunjung juga muncul, dan ia mendatangi Gio.

"Bang cepatan keburu dingin, tega amat sih lo bang dengan gue, daritadi gue manggilin lo nggak nyaut-nyaut. " omel Nifa ke Gio, ia masih ngemil wafer di toples yang ia pegang.

"Iyayaa, nggak usah cerewet bisa nggak?" ujar Gio cuek.

"Dasar abang, untung lo abang gue" jerit Nifa.

Gio langsung meninggalkan Nifa yang masih mengomelinya.

Gio sampai di meja makan, terhidang dengan makanan Indonesia ia sangat merindukan itu, apalagi selama ini ia selalu makan di resto yang hidangannya khas luar seperti spegheti, dan masih banyak lagi.

Gio duduk dikursi makan dan ia mengambil Nasi goreng yang telah Nifa hidangkan.

Sedangkan Nifa menarik kusrsinya dan segera duduk untuk ikut makan bersama Gio.

Ketika makan berlangsung mereka saling diam hanya suara detingan sendok saja yang bersuara, namun selang beberapa detik Gio mulai bersuara.

"Fa, ini tumben enak Nasi goreng lo, jadi kangen gue masakan mama." ujar Gio sambil melahap nasinya.

"uhuk....uhukkk"

Nifa mendengar sebutan mama ia langsung tersedak, dan Gio segera mengambilkan minum untuk Nifa.

"sorry Fa" ujar Gio pada adiknya itu.

"Iya nggak papa," ujar Nifa tanpa berekspresi.

"Gue tahu lo pasti kangen apalagi mama sampai nggak ngeliatin lo kesini selama lo disini kuliah, tapi mama sayang lo kok Fa. " ujar Gio dengan nada pelan memberikan pengertian pada adiknya itu.

"Kenapa mereka begitu bang, aku kangen mama, ingin pulang tapi.... Hikkss.. Hikss." Nifa menangis ia tidak tahu kenapa mama dan papanya tidak pernah menjenguknya hanya melalui via telepon lah mereka bertukar kabar, ia tidak sedih namun rindu telah menggunung tal dapat dibendung..

"Udahh, nggak usah nangis ntar jelek, masa iya gue punya adek jelek." ujar Gio sambil memeluk Nifa, menghapus air mata adiknya itu.

"Ihh apa sih bang gio, orang lagi sedih juga. " ujar Nifa sambil melepas pelukannya.

"Dihh, lo mah gitu Fa. Btw mama pangling liat lo Fa." ujar Gio yang sambil melahap lalapan timunnya.

"Kenapa emangnya bang?" tanya Nifa penasaran.

"Iya, lo kek kebule-bulean gitu" jujur Gio pada adiknya itu.

Pengagum Rahasia (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang