Eps. 1

373 17 0
                                    

"Tuan Putri sepertinya ini waktunya bangun."
"10 Menit lagi.. Kumohonn.."
"Bukankah ini pertama anda masuk kampus, apa anda ingin melewatkannya?"
"Apa kau tidak melihat aku sedang tidur nyenyak sekarang?, apakah ini caramu melakukan tuan putri sepertiku ha? Pergilah 10 Menit lagi."

Ntahlah apa yang sedang ada di pikiranku hanya tidur dan tidur aku rasa ini yang setiap hari kulakukan berdandan cantik, tidur, makan, dan memerintah seperti tuan putri tapi aku memang tuan putri, aku tidak bisa melakukannya dengan bebas selagi nyonya besar itu yang mengaturku seseorang yang membesarkanku.

"Eunha putri kecilku apa kau ingin aku yang membangunkanmu ha?!"
Ya persis sekali teriakan itu hampir setiap hari terdengar dari gendang telingaku, tidak ada kata lain dari berteriak seseorang Mama yang menyebalkan.
"Mama bisakah kau tidak berteriak? Apa kau tidak kasihan dengan anakmu ini? yang setiap hari pergi ke rumah sakit hanya untuk membuat gendang telinganya membaik." akupun segera beranjak bangun dari tempat tidurku, dari pada telingaku rusak hanya mendengarkan ocehan Mama yang menyebalkan.

"Jangan selalu menggunakan air hangat untuk mandi, gunakan air dingin, itu akan membuat tubuhmu semakin terasa segar."
"Iyaa Mamaa aku rasa Mama hampir setiap hari mengatakannya ketika membangunkanku, aku rasa tidak perlu memberitahuku mulai besok Mama." ucapku sembari tersenyum tak ikhlas.
"Aku pergi dulu Mamaaa." ucapku lembut sembari memberikan boneka kecilku ke pelayan yang membangunkanku tadi.
"Jaga ini baik-baik jika kau tidak suka kau boleh membuangnya." aku pun tersenyum, ya senyuman terpaksa yang ku pasang.
Pelayan itu hanya mengangguk bingung, lucu menurutku menyebalkan juga.

Aku pun segera pergi menuju kamar mandi, karna dari kecil aku sudah terbiasa menggunakan air hangat maka aku tidak pernah mendengarkan Mama aku tetap menggunakan air hangat untuk mandi.

"Mamaa aku sudah selesai!" teriakku sengaja agar membuat Mama ku marah.
"Eunha kenapa kau mengenakan baju seperti itu? Tidak sopan! Bukankah pelayan sudah menyiapkan baju yang bagus untukmu ha?!"
Sejenak Mama menghela nafas dan melanjutkannya dengan nada yang pelan.
"Apa kau tidak mau menuruti Mama mu ini sekali saja sayang hum?"
"Baiklah Mama aku akan menurutimu." Jawabku malas
***

Akupun selesai mengganti bajuku dan segera berangkat menuju kampus.
"Tuan Putri apa kau tidak akan sarapan? Makan lah roti ini saja untuk mengganjal perutmu."
Pelayan itupun memberikan roti isi itu kepadaku, aku pun menerimanya dan memakannya sekali, lalu aku pun segera keluar rumah menuju ke mobil yang sudah di siapkan untukku, akupun segera naik ke dalam mobil.
"Aku sudah sipa pak supir kau boleh menjalankan mobil nya."
Mobil pun melaju cepat agar aku segera sampai tujuan.
Akupun telah sampai ke kampus yang kutuju dan segera turun dari  mobil.
"Jangan lupa jemput aku tepat waktu ok." Perintahku ke pak supir pribadiku itu, lalu ia mengangguk paham.
Akupun segera berjalan memasuki kampus itu, kampus yang sangat besar dan favorit dari kampus lainnya.

Hari ini aku berdandan sangat cantik dan nampak mempesona, bagaimana tidak para pria di sekitarku saja menatapku tanpa berkedip, apakah ini susahnya menjadi orang cantik yang selalu di banggakan orang-orang di sekitarku, apa lagi Mama ku mempunya perusahaan yang ternama di seoul, aku adalah putri yang kaya di kampus ini ya ini aku Jung Eunha bukankah namaku juga begitu elegan.

Akupun berjalan menaiki tangga untuk melihat-lihat dari atas lantai satu, saat aku tengah melihat-lihat tanpa memperhatikan sekitar tiba-tiba aku menginjak skateboard dan terjatuh karna terpleset.
"Aaaa! Yaampunn! Apakah hari ini aku sangat siall!" teriakku kesakitan.
Aku segera berusaha berdiri tapi aku tidak bisa karna punggungku terasa sangat sakit, tiba-tiba ada tangan yang menjabaku untuk membantuku berdiri, akupun memegang tangannya dan berdiri.

"Apa kau tidak apa-apa ha?"
"Tidak, tapi hanya saja punggungku sangat sakit." aku pun melihatnya, dan ternyata dia seorang pria apakah ini pandangan pertamaku?
"Hy apa kau hantu?"
"Ha? Apa? Aku bukan hantu bagaimana bisa kau berpikiran aku hantu?"
"Kau tidak berkedib ku kira kau tadi hantu, oh ya maaf tadi aku tidak sengaja melepas skateboard ku aku rasa dia mengenaimu ya?"
"Ha? Apa? Jadi itu milikmu? Aishh bagaimana bisa kukira ini pandangan pertama ku tapi aku rasa sekarang kau musuh pertamaku! Apa kau tidak bisa lebih hati-hati ha?! Tulangku bisa patah karna skateboard mu itu!" teriakku ke padanya karna tidak terima.
"Hy bisakah kau turunkan suaramu kau bisa di keluarkan dari kampus ini karna mengganggu kelas lain yang sedang belajar, lagian aku tidak sengaja bukankah aku sudah membantumu berdiri, seharuanya kau berterimakasih padaku bukan berteriak kepadaku sepertiini."
"Tentu saja aku berteriak agar semua tau kalau kau pria yang tidak punya rasa kasihan, kau seharuanya tidak membawa skateboard di kampus itu sangat mengganggu!"
"Aku tidak akan berdebat dengan wanita sepertimu, lain kali perhatikan sekitar."

Ia pun meninggalkanku dan menuruni tangga, punggungnya pun semakin tidak terlihat artinya dia sudah menjauh, aku pun segera merapihkan bajuku yang kotor karna terkena debu.

"Tunggu aku belum mengetahui namanya aku harus tahu nama pria menyebalkan itu agar aku bisa membully nya, bagaimana bisa wanita cantik sepertiku dia perlakukan seperti itu, Isshh."

Akupun segera memasuki kelasku dan memilih duduk paling depan, saat aku hendak mengeluarkan buku aku melihat pria yang menyebalkan itu memasuki kelasku.
(tidak akutidak moleh sekelas dengannya dia tidak boleh berada di kelas ini, aku harus pura-pura tidak melihatnya) batinku.

Dia pun mengambil duduk di belakangku, ohh astaga jangan sampai dia mengenalku aku tidak ingin melihat wajah menyebalkan itu.

"Hy boleh aku meminjam penghapusmu?"
"Ha? Apa? Kau meminjam padaku?"
Akupun menoleh menghadapnya, ohh yaampun kenapa aku begitu bodoh seharuanya aku tidak menoleh, akupun memukul-mukul kepalaku.
"Ohh hy akurasa kita sekelas wanita pemarah."
"Kau, kau seharusnya tidak di kelas ini, sebaiknya kau segera pindah kelas saja ok." akupun menghadap ke depan dan tetap memukuli kepalaku.
"Ini sudah menjadi kelasku siapa kau menyuruhku pindah kelas?"
Akupun kembali menghadap kebelakang dan menatapnya sinis
"Sebenarnya siapa namamu ha? Kenapa kau begitu menyebalkan?"
Namun dia tidak menjawab nya, aish dasar pria sombong.
"Hy aku bertanya kepadamu kenapa kau diam saja?"
Dia pun memberikan sobekan kertas kecil kepadaku, lalu aku membaca tulisan yang ada di kertas kecil itu dan di situ bertuliskan nama seseorang lelaki yang bernama Jeon Jungkook
(nama yang tak elega) batinku sembari menatapnya yang tengah
fokus menulis.

Akupun segera menghadap kedepan lagi dan melanjutkan menulisku.

Pelajaran pun sudah selesai, akupun segera keluar dari kelas, saat aku hendak keluar pria menyebalkan itu tiba-tiba mendahuluiku keluar, dasar tidak sabaran.

Saat aku tengah berjalan keluar dari kampus, murid² yang ada di sekitar menabrakku dan membuat bukuku jatuh.

"Hy siapa kau yang menambrakku! Kau harua ambilkan bukuku! Aku ini seorang putri kau tidak boleh seperti ini padaku!"

Tiba-tiba seorang lelaki dari belakang mengabilkan buku ku dan memberikannya padaku, ohh astaga aku rasa aku mengenalnya bukankah dia ketua osis dan senior di kampus ini ya dia adalah Park Jimin pria tampan yang pertama kali ku lihat.

"Maaf noona aku rasa bukumu tidak apa, jika ada yang rusak aku akan membelikannya untukmu."
iapun memberikan buku itu dan aku mengambilnya sembari menatapnya.
"Bukankah kau Kakak senior yang bernama Park Jimin, benarkan?"
"Iya bagaimana kau bisa mengenalku? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Tidak, tapi aku sangat mengenalmu karna aku menyukaimuu." kataku sambil menatapnya tidak berkedip.
(Ohh yaampun apakah ini mimpii) batinku.

"Ohh baguslah aku rasa kau wanita paling beruntung, kalau begitu aku pergi dulu, lain kali hati-hati cantik." Katanya lalu meninggalkanku.

Akupun segera menuju ke mobil untuk berjalan menuju ke rumah, jika aku terlambat datang ke rumah Mama menyebalkan itu bisa marah besar kepadaku.
Mobil pun mulai berjalan menuju rumah.

TBC

❮ Princess ❯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang