Eps. 2

129 11 0
                                    

Akupun memasuki rumah dengan muka ku yang tak cukup gembira.

"Hy putri kecilku ada apa denganmu? Apakah ada yang baik-baik saja di kampus tadi?"
"Tidak ada yang baik." Jawabku kesal.
"Tidak ada yang baik? Apa ada yang melukaimu sayang?" Tanya mama ku sambil membelai rambutku pelan.

"Apa Mama tau, tadi aku bertemu dua laki-laki yang satu menyebalkan dan yang satunya lagi membuat jantungku hampir copot." jelasku ke Mama dengan raut wajah malas.
"Benarkah? Mama ingin mendengar ceritamu tentang lelaki yang menyebalkan itu sayang, sepertinya dia lucu."
"Lucu? Dari mana lucunya bahkan dia tidak lucu, mukanya muka yang sangat menyebalkan, sudahlah Mama aku ingin beristirahat."

Aku pun pergi meninggalkan Mama ku menuju ke kamarku.

Malam nyaa..

Di dalam kamar aku memegangi sebuah buku yang di berikan Ayah ke padaku, ntahlah saat aku memegang buku ini air mataku akan keluar begitu saja, dan hatiku berkata kenapa orang yang sangat aku sayangi pergi begitu saja Ayah seorang Ayah yang sangat menyayangiku pergi meninggalkanku ketika aku berumur 9 tahun.

Tok..tok..

Suara ketukan pintu itu persis terdengar di depan pintu kamarku, akupun segera membuka pintu kamarku, kudapati Mama yang tengah membawakan sebuah susu, baru kali ini Mama melayaniku.

"Minum susu ini anakku sayang, apa kau menangis lagi? Jangan tangisi Ayahmu dia akan merasa sedih dan bersalah karna telah meninggalkanmu saat kau masih kecil sayang, sekarang minum susu nya dan tidurlah."

Mama pun meletakkan susu itu di meja kamarku dan pergi meninggalkanku.
Akupun meminum susu nya dan segera tidur.

Di kampus..

aku tengah berada di taman sekarang, saat aku tengah asik membaca buku tiba-tiba seseorang menjaba tanganku.

"Mau berteman? Aku rasa kau butuh teman untuk bicara."

Seorang wanita yang memakai kacamata tengah berada di depanku sekarang, dan tak menurunkan tangannya sampai aku menjabanya.

"Tidak aku tidak suka wanita sepertimu, aku ini tuan putri mana mungkin aku berteman dengan wanita culun sepertimu." jawabku sambil menatapnya sinis

"Apakau tuan putri? Tapi aku rasa jabatanmu sebagai tuan putri sudah berakhir, akan ada murid baru di kampus kita dia bahkan akan lebih cantik darimu dan lebih kaya darimu, tapi dia tidak sombong sepertimu, aku hanya berniat berteman denganmu tapi gadis sombong sepertimu tidak akan memiliki teman."

Setelah mengatakan itu ia pun pergi meninggalkanku begitu saja tanpa mendengarkan ocehanku satupun.

"Murid baru di kampus? Lebih cantik dariku? Aku tidak perdulu tidak akan ada yang bisa mengalahkan ke cantikanku."

Akupun berjalan meninggalkan taman menuju ke perpustakaan untuk membaca buku yang menurutku menarik, saat aku tengah memili-milih buku ku dapati pria menyebalkan itu tengah duduk sambil membaca buku.

"Oh astaga buku yang sedari tadi kucari ternyata di bawa olehnya, padahal aku sudah menginginkannya dari kemarin, iya dari kemarin, aku harus mengambilnnya."

Akupun berjalan mendekatinya selangkah demi selangkah, akupun mengintip halaman yang di bacanya dan ya benar ini bukunya aku harus merebutnya.

❮ Princess ❯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang