“Jaehyun-ah, stop. Nanti Jeno dengar.” Doyoung berbisik, tubuhnya terperangkap di antara lengan berotot Jaehyun dan dinding dingin di belakangnya.
“Tidak akan, selama kau menutup mulutmu dengan benar, Doie.” ujar opsir polisi itu sambil tersenyum miring. “Akan kuberikan sesuatu yang besar untuk membuat mulutmu sibuk, Doie.” lanjutnya.
Lenguhan pelan keluar dari bibirnya. Tangannya terkepal di dada Jaehyun, hendak menahan tubuh polisi itu dari tubuhnya. Namun pikirannya berkata lain, jemarinya malah bermain dengan kancing baju seragamnya.
Wajah Jaehyun mendekat. Doyoung pasrah.
“Doie~”
“Doie.”
“Doyoung…”
“Doyoung???”
Brakkk.
Suara map dibanting menyentakkan Doyoung dari tidur lelapnya.
“Fuck.” Ia merapikan berkas yang tanpa sengaja ia tiduri tadi, memperbaiki posisi kacamata berbingkai peraknya sambil merapikan rambut hitamnya yang acak-acakan.
“Yeah, fuck me. Ada yang pernah bilang padamu tidak, kalau kau terlihat sexy dengan kacamata? 10/10 would bent you right here on the desk.”
“Silence, bottom.” dengus Doyoung. “Bisakah kau masuk dengan normal, Ten?!”
Lelaki manis itu mengedikkan bahu dan duduk nyaman di depan Doyoung. “Kalau maksudmu mengetuk pintu dan memanggilmu berkali-kali, sudah kulakukan. Tapi kau terlalu sibuk bertemu Jaehyung dalam mimpimu.”
“Jaehyun.” Doyoung mengoreksi.
“Apakah dia tampan?” ia menelengkan kepalanya.
“...what”
“Kau mendesah sambil menyebutkan namanya, kupikir hmm~” Ten memainkan alisnya.
Doyoung terdiam sejenak, wajahnya memerah mengingat mimpi ‘indah’nya sebelum dibangunkan Ten. Ia mengerang. Ten tertawa.
“Apakah akhirnya Kim Doyoung akan berhenti homophobic dan menjadi gheeey?”
“Hei! Aku tidak homophobic!”
“Tapi kau tidak pernah mengakui kalau kau suka laki-laki!”
“Aku tidak bilang aku tidak suka laki-laki! Aku kan bi!”
“Member ikon?”
“Hahaha lucu sekali Ten.” ujar Doyoung dengan muka datar sambil melempar Ten dengan penghapus.
“Anyway, Taeyeon menyuruhku mengantar berkas ini. Bisa kutebak kalian bertengkar lagi.”
“Oh, kau tidak tahu apa yang dia lakukan.” Kemudian, mereka menghabiskan 10 menit berikutnya untuk bergosip slash berdiskusi.
“Whaaaat. Dia kan ibunya! Sudah kubilang dari dulu cintamu pada Taeyeon itu cuma ilusi! Dari tanggal lahir saja kalian sudah tidak cocok sebagai pasangan! Tapi kau tidak mau percaya.”
“...Ten, aku hanya percaya pada hal yang ilmiah.”
“Cinta itu bukan hal ilmiah.”
“Deep.”
“Begitu saja? Debat denganku dong!”
“Kau kurang kerjaan ya?” Sekali lagi Doyoung melemparkan penghapus pada Ten. Sepertinya Doyoung punya persediaan penghapus tak terbatas ya…
“Oh, sebentar lagi aku harus mengajar.” Ten menatap arlojinya kemudian menatap Doyoung. ”Kau sepertinya butuh istirahat, tidak biasanya kau tidur saat jam kerja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Call
FanfictionDoyoung bingung, Jeno sepertinya kurang kasih sayang dari mamanya. Solusinya? umm- mungkin papa baru? a.k.a a dojae/jaedo au in which jaehyun is a rookie police officer and doyoung is a single dad with 5 years old son