Nine

6K 879 149
                                    

Sakit.

Rasanya mau mati itu seperti ini?

Jeno ndamau mati!

Jeno mau lihat papa sama mama!

Fraktur tulang betis sehelai bulu.

Tipis tapi sangat menyakitkan. Apalagi untuk anak umur 5 tahun.

Ia hanya ingin bertemu papa dan mamanya, tapi mereka tidak kunjung datang.

Sampai akhirnya Jaehyun datang memeluknya, menenangkannya, mengatakan kalau ia akan baik-baik saja sambil sesekali mengecup keningnya.

Kenapa orang ini bisa selalu ada untuknya sementara papa dan mamanya selalu bekerja?

Ia benci.

Benci.

Saat mereka datang pun mama malah berteriak-teriak dan menyakiti Jaehyun hyung.

Jangan sakiti Jaehyun Hyung! Jeno ingin berteriak begitu pada mamanya. Tapi ia takut. Akhirnya hanya tangisan yang keluar dari bibir kecilnya.

Jaehyun masih memeluknya, menutupi telinganya dari teriakan mamanya.

Jeno takut.

Bisakah mama berhenti berteriak?

Kemudian hening. Jaehyun menepuk kepalanya sambil tersenyum, berkata kalau semua baik-baik saja.

"Jeno benci papa dan mama. Jeno mau tinggal sama Jaehyun Hyung saja." Katanya dengan sesenggukan.

Jaehyun tersenyum padanya. "Ssssh… Mama begitu karena khawatir pada Jeno, maafkan mama ya? Papa juga pasti saaangat khawatir pada Jeno."

"Tapi Jeno benci!!!"

Jaehyun menepuk-nepuk punggung Jeno. "Kali ini maafkan mereka, ya? Coba ingat-ingat, mama dan papa kan selalu baik sama Jeno?"

Jeno mengusap ingusnya pada lengan baju Jaehyun.

"Papa… selalu masak sosis goreng kesukaan Jeno… Mama… Mama selalu memberikan mainan yang Jeno mau…"

Jaehyun tertawa pelan. "Benar, kan? Mereka saaayang sama Jeno."

"Kalau Jeno minta mereka jangan kerja, Jeno mau main sama mereka. Boleh nda?"

Jaehyun terdiam sejenak, sebelum menjawab, "Coba saja, ya? Jeno minta sama papa sama mama, pasti mereka mau! Percaya sama Hyung."

Jeno mengangguk antusias, "Sama Hyung juga? Kita main sama-sama di rumah?" Jeno menatapnya penuh harap.

Jaehyun memaksakan diri untuk tersenyum. Namun ia tidak berkata apa-apa.

"Sekarang Jaehyun Hyung panggilkan mama sama papa ya? Jeno janji harus jadi anak baik."

Jeno mengangguk semangat.

Jaehyun mengecup puncak kepalanya dan beranjak keluar.

Dan setelah itu, Jeno tidak pernah melihatnya lagi.

***

Perkataan Jaehyun benar. Jeno meminta kedua orang tuanya untuk tidak bekerja, dan mereka menurut. Mereka mengambil cuti selama beberapa hari, menemani Jeno di rumah selama ia tidak bisa menggerakkan kakinya.

Jeno bahagia.

Setiap pagi ia terbangun disambut senyuman mama dan papanya. Setelah itu sarapan bertiga, lalu nonton Tayo bersama.

Sudah lama sejak Jeno merasa sebahagia ini. Dan anak kecil itu berharap, ini bisa berlangsung selamanya.

End.

Emergency CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang