Seven

7.3K 932 287
                                    

Cause if you like it, you shoulda put a ring on it

Suara Beyonce terngiang-ngiang di kepala Jaehyun begitu ia melintasi etalase toko perhiasan yang sedang ia kunjungi. Matanya mengarah pada sebentuk cincin platina berulir yang berkilau, kontras dengan kotak beludru tempatnya bersarang. Cincin ini akan lebih indah lagi kalau melekat di jari manis milik lelaki bernama Kim Doyoung —penghuni tetap pikirannya akhir-akhir ini.

Hanya dengan membayangkan wajah cantiknya, rasa penat Jaehyun menghilang. Ia optimis. Restu Jeno sudah ia dapat, Nyonya Kim juga menyetujui, dan Doyoung sendiri...well, kalau Jaehyun tidak salah tangkap, ia juga sepertinya menyukainya. Lelaki itu begitu perhatian padanya, mengirimkan kotak makanan saat ia sibuk, makan malam bersama, mengajaknya ke semua acara Jeno…

JJH
Doie, mau makan siang denganku?

***

"Jaehyun! Hei. Pipimu kenapa?" Doyoung langsung mendudukkan diri di depan Jaehyun.

"Oh, tadi ada perampok di toko perhiasan. Hanya luka kecil."

"Luka kecil tidak boleh dibiarkan!" Lelaki itu kemudian mengambil plester dari tasnya dan menempelkannya di pipi Jaehyun.

"... Seriously?"

"What."

"Plesternya gambar Ironman?!"

"Jangan banyak protes!"

"Paling tidak carikan yang Batman…"

Doyoung memutar kedua bola matanya. Jaehyun tersenyum sambil mengusap pipinya. Ia sangat menyukai sisi keibuan Doyoung. Ia menatap wajah lelaki itu dengan teliti, kantung hitam menggantungi matanya, pipinya terlihat lebih kurus dari biasa.

"Pemeriksaannya masih berlanjut, ya?"

Doyoung menghela napas, "Ada staff yang ternyata terlibat jaringan mereka juga. Kami harus diinterogasi ulang. Sangat melelahkan. Aku bersyukur ada kau dan imo yang mau menjaga Jeno."

Jaehyun mengambil tangan Doyoung dan menggenggamnya erat. "It's okay, Aku akan selalu ada disampingmu."

"Haha… apa sih" Doyoung tersipu.

"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu." Ia merogoh sakunya, mengambil kotak beludru yang telah ia siapkan.

Mata Doyoung membulat.

"Aku menyukaim—"

"S-stop, Jaehyun." Seru Doyoung panik. "J-jangan lanjutkan."

"Tapi Doie— aku menyukaimu—"

"Ku bilang hentikan, Jaehyun."

Mulut Jaehyun terkatup rapat. Ia tidak bisa berkata apa-apa.

"Kenapa?" Tanyanya dengan suara tercekat setelah beberapa saat.

"Kau masih muda…"

"...?"

"Aku terlalu dewasa untukmu…"

"Doie, kau hanya lebih tua beberapa tahun dariku…"

"Dewasa— maksudku, aku sudah punya tanggungan— sementara kau—"

"Apakah kau mau bilang aku masih kekanakan?"

"Jaehyun, dengar. Bukannya aku tidak menyukaimu, tapi kau harus berpikir matang dulu."

"Aku sudah berpikir matang! Aku menyukaimu! Aku menyukai Jeno!"

"Jaehyun…"

"Doie…"

Emergency CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang