Jaehyun bersenandung pelan saat memasuki kantornya. Tidurnya kemarin sangat lelap, ia bahkan bermimpi bertemu dengan seorang lelaki yang mengingatkannya pada seekor kelinci. Ia tersenyum sambil memutar-mutar kunci mobil di jarinya.
"Jaehyun hyung!!!"
Oh, kemarin itu bukan mimpi?
Seorang bocah menghampirinya dan tanpa ragu memeluk kakinya. Jaehyun tersenyum kaku pada Jisoo, polisi wanita yang berjaga di meja depan.
"Hei, jagoan." Ujarnya sambil mengacak rambut lembut bocah itu, "Tersesat lagi, hmm?"
"Noooo! Imo halmeoni telat menjemput lagi! Lalu Jeno pikir menunggu disini saja! Menunggu telpon dari papa!"
Pikiran Jaehyun melayang mengingat papa Jeno, oh. Si kelinci.
"Papa Jeno mau menelpon kesini?"
"Iya! Jeno ingin bicara dengan papa lewat telpon!"
"Kenapa tidak minta imo halmeoni telponkan saja?"
Jeno menggeleng, "Kata imo halmeoni papa sibuk."
Jaehyun menggigit bibirnya, berpikir bagaimana caranya memberitahukan pada Jeno kalau papanya tidak akan menelpon kesini lagi. Ia menatap Jisoo, berharap gadis cantik itu bisa membantunya. Yang ditatap hanya mengedikkan bahu.
Beberapa saat setelah itu, seorang pria dengan tubuh tinggi dan perawakan kekar memasuki gedung bersama seorang wanita setengah baya.
"Opsir Jung." Suaranya menggelegar, Jeno bersembunyi di balik tubuh Jaehyun. "Anakmu?" Ia menudingkan jarinya pada Jeno.
"Oh, ini anak yang kuceritakan tadi, Hoonie." Wanita di sebelah Inspektur Myunghoon menyela.
Wanita itu menatap Jaehyun dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Hei Hoonie, bocah baru? Wajahnya tidak familiar."
Mereka berdua lalu membicarakan Jaehyun seolah subjeknya tidak ada disana. Inspektur menceritakan kalau Jaehyun adalah salah satu lulusan top akademi polisi yang baru pulang dari Amerika. Wanita itu mengangguk-angguk sambil sesekali menatap Jaehyun.
Jaehyun hanya menggaruk tengkuknya tidak nyaman. Ia menoleh pada Jeno, dan menyadari bocah itu sudah menghilang dari belakangnya dan seolah berteleportasi ke samping wanita itu.
"Aku masuk dulu. Opsir Jung, Nyonya Kim adalah pemilik restoran di blok A, kau harus mencobanya kapan-kapan." Ia menepuk bahu Jaehyun dan masuk ke ruangannya. Jantung Jaehyun berdetak kencang, ini sangat random, inspektur yang terkenal galak terlihat sangat menghormati wanita tua di depannya ini, moodnya juga seperti membaik, siapa sangka seorang inspektur akan berbicara padanya tentang rekomendasi restoran?
"Tapi Jeno ga mau pulang!"
Dan Jaehyun baru sadar ternyata wanita di depannya adalah nenek yang disebut-sebut Jeno.
"Jeno, paman polisi harus kerja..."
"Tapi papa belum menelpon..."
Pikiran Jaehyun melayang ke dirinya belasan tahun yang lalu, mirip. Mengharap telpon dari orang tua yang seolah tak mengingatnya.
"Hei hei." Ia menyela, "Nanti kalau papa Jeno menelpon, hyung akan minta papa Jeno menelpon ke imo halmeoni, bagaimana?"
Jeno terdiam, "Tapi- Jeno juga belum main sama hyung..."
"Jeno," protes neneknya. "Maafkan aku, tidak biasanya ia semanja ini."
Jaehyun tersenyum mengerti. Ia berlutut di depan Jeno, "Kalau Jeno mematuhi kata-kata imo halmeoni, hyung akan datang ke restoran dan bermain dengan Jeno, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Call
FanfictionDoyoung bingung, Jeno sepertinya kurang kasih sayang dari mamanya. Solusinya? umm- mungkin papa baru? a.k.a a dojae/jaedo au in which jaehyun is a rookie police officer and doyoung is a single dad with 5 years old son