Eleven

10.3K 958 205
                                    


You there, I fancy you, I don’t want just anyone
Hey I love you
"LOVE YA!!!"

Doyoung menatap ke luar jendela. Setelah mengantarnya ke rumah sakit Jaehyun tidak mengunjunginya lagi. Bahkan saat pulang kemarin ia tidak pamit.

Yes you, I fancy you, you can be happy like a dream,
’cause I need you
"WHAT!!!"

Ia pikir setelah ciuman mereka kemarin, semua akan baik-baik saja. Kurang jelas apalagi kalau ia sudah membalas perasaan Jaehyun? Ia mencintai Jaehyun! Ia butuh Jaehyun! Harusnya semua baik-baik saja, 'kan? 'kan?

"FANCY YOUUU" Who cares if who likes first

Jaehyun bukan orang pendendam yang benci padanya karena ia menolaknya 'kan? Ia bukan tipe orang yang mau dikejar setelah ditolak, 'kan?

"FANCY YOUUU" I will come to you now

Ten bilang Doyoung harus lebih agresif lagi. Haruskah? Tapi benar, ia menginginkan Jaehyun.

"FANCY, OOH!"

Doyoung memijat pelipisnya dan menoleh ke arah Ten dan Jeno yang asyik bernyanyi lagu Fancy dari Twice. Aslinya… berisik. Untungnya Doyoung memilih kamar untuk sendiri.

Everyday I really can not do anything, oh my
Mayday, this will be very serious

Ia menghela napas. Terbaring di ranjang terus menerus tanpa ada sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya membuatnya selalu terbayang Jaehyun.

Suara ketukan di pintu membuat Ten menghentikan musiknya. Salah seorang perawat masuk dan membawa satu buket bunga besar lalu meletakkannya di nakas.

"Kiriman bunga untuk tuan Kim Doyoung."

"Terima kasih, dari siapa?"

"Tidak disebutkan, tapi mungkin ada di kartu ucapannya?" Perawat itu tersenyum sambil keluar dari ruangan.

Bang bang, my head is hypnotized, becomes reset
What should I do, not sure if it is right, S.O.S

Ten kembali memainkan musiknya, suara Chaeyoung menyerbu telinga Doyoung seolah menggodanya saat ia membaca kartu ucapan di bunga.

"Get well soon, Doie.
♥️, J.J.H"

***

Beberapa hari berlalu, buket bunga, makanan dan buah-buahan datang bergantian ke kamar rumah sakit Doyoung, tapi sang pengirim tak kunjung terlihat batang hidungnya.

"Mungkin dia cuma butuh waktu," ujar Imo sambil memotong apel saat Doyoung mengeluh tentang Jaehyun yang tak kunjung datang.

"Pesanku juga tidak pernah dibalas, tapi gayanya saat mengirim bingkisan seperti sudah jadi pacar saja. Membingungkan."

"Apa bedanya denganmu yang menolak cintanya tapi tetap ingin menempel padanya?"

Doyoung terdiam.

"Ngomong-ngomong, besok imo bawa Jeno ya? Rindu."

"Yaah, kenapa? Besok kan aku keluar dari rumah sakit…"

"Jeno sudah terlanjur bilang iya."

"Ne! Besok Jeno mau sama imo!" celetuk Jeno sambil tersenyum riang pada papanya.

"Tapi kan, tapi—"

Imo menyuapinya dengan sepotong apel, membuatnya menelan kembali segala protes yang akan keluar.

***

"Sudah siap?" Tanya Ten sambil tersenyum.

"Gayamu seperti akan mengantarku pulang saja, padahal cuma mengantar sampai taksi," ujar Doyoung sambil bersungut-sungut.

Emergency CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang